23. Jealous

1.1K 195 27
                                        

Warning! Ya pokoknya warning! Kalian pasti pahamkan ada apa. 🙈








Demi apapun Wooseok akan membunuh siapa aja yang berani mengganggu tidur siangnya hari ini.

Masalahnya adalah, hari ini Wooseok unmood tingkat tinggi. Tadi pagi Seungyoun baru aja menolak tawaran untuk netflix n chill di kamarnya. Alasannya ada urusan penting yang ngga bisa ditinggal.

Karena ngga ada kerjaan Wooseok memutuskan untuk tidur siang. Baru aja setengah jam merem, pintu apartemennya diketuk dari luar.

Beneran ini Wooseok udah siap marah, Wooseok pikir itu Midam. Paling mau cerita atau mau minta bahan-bahan di dapur Wooseok.

Tapi pas buka pintu Wooseok malah menangkap sosok Seungyoun lagi nyengir.

Mau ngga mau Wooseok ikutan senyum, tapi tentu aja ditahan.

"Kamu tuh-"

"Oi sini Jin cepetan. Wooseoknya udah ada nih." Seungyoun noleh ke samping, lebih tepatnya ke arah Sejin yang lagi ngunci apartemen Seungyoun.

Wooseok mengikuti arah pandang Seungyoun, matanya langsung bertatapan dengan mata Sejin yang sedang berlari kecil ke arah Seungyoun.

"Wooseok, gue mau ngambil oleh-oleh," kata Sejin.

Wooseok langsung ketawa remeh, "siapa bilang ada oleh-oleh buat lo?"

Sedetik kemudian Wooseok ketawa renyah, "hehehe boong deh, sini masuk. Tuh lu pilih sendiri di dalem."

Sejin masuk, disusul Seungyoun dan Wooseok.

Sejin langsung sibuk milih oleh-oleh yang udah Wooseok taruh di sofa 4 kardus karena yang dibeliin banyak banget.

"Kainnya bagusan yang mana ya?" Tanya Sejin, ini maksudnya mau nanya Wooseok sih tapi yang nyamperin malah Seungyoun.

"Ini aja, samaan kayak punya gua." Seungyoun nunjuk salah satu kain yang udah Sejin jejerin di lantai.

Wooseok ngelirik, kemudian dengan cepat mengambil kain tersebut, "Ini udah ditap sama Gichan."

Sejin manggut kemudian lanjut diskusi sama Seungyoung.

Setelah selesai milih-milih, Sejin izin ke toilet sebentar. Ninggalin Wooseok sama Seungyoun berdua.

"Lo sengaja?" Tanya Wooseok to the point.

Tapi tipikal Seungyoun, selalu pura-pura bego.

"Sengaja? Maksud kamu?" Seungyoun nanya balik, sambil naikin sebelah alisnya.

"Aku udah bilang gak suka ngeliat kamu sama Sejin, and you still bring him here even flirt with him," jelas Wooseok dengan napas yang memburu, kemudian berjalan mendekati Seungyoun yang terduduk di sampai kantung plastik oleh-oleh Sejin.

"Kenapa? Aku sama Sejin kan cuman temen," jawab Seungyoun santai. "Sama kayak aku sama kamu, cuman temen."

Wooseok membuang napasnya keras kemudian berjongkok, membuat wajahnya sejajar dengan wajah Seungyoun.

Wooseok kemudian menarik tengkuk Seungyoun sampai hembusan napas Seungyoun terasa begitu hangat di wajahnya.

"Aku gak peduli sama hubungan kamu dan Sejin. Tapi, jangan pernah sekali-kali bikin aku cemburu," bisik Wooseok, kemudian Wooseok berusaha meraup bibir Seungyoun.

Tapi suara kunci kamar mandi yang terbuka membuat Wooseok mengurunkan niatnya kemudian berjalan menjauh dari Seungyoun yang sedang mengulum bibirnya, menahan senyum kemenangan.

We All Lie | PDX 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang