Silahkan bunuh aku dengan lembut
Silahkan tutup mataku dengan tanganmu•••
Taehyung melangkahkan kakinya menuju ruang 'bos'nya. Tadi ia di beritau oleh Jungkook kalau dirinya di perintah untuk menghadap orang yang selama ini 'berkuasa' atas dirinya.
Langkah kaki Taehyung berhenti di depan sebuah pintu yang memiliki keamanan super ketat. Bahkan untuk masuk pun harus melalui rangkaian yang cukup lama. Sudah ada keamanan yang ketat pun pintu itu masih di jaga oleh dua bodyguard. Benar-benar sangat hambur uang, pikir Taehyung.
"Saya di perintah Tuan RM untuk menghadap beliau." Lapor Taehyung.
"Tolong verifikasi diri anda." Ucap salah satu bodyguard. Mereka menyingkir dari pintu untuk membiarkan Taehyung melakukan verifikasi.
Taehyung berdiri di depan pintu, persis di alat yang akan menscan matanya.
First Access Granted
Itu suara komputer yang melakukan verifikasi pada tubuh Taehyung. Selanjutnya Taehyung menempelkan ibu jarinya di alat scan.
Second Access Granted
Yang terakhir harus Taehyung lakukan adalah menyebutkan code name beserta nomer yang menjadi kesepakatan.
"Code name : V. Number : 19951230." Ucap Taehyung.
Access Granted
Setelah suara dari komputer tersebut hilang, pintu tersebut terbuka otomatis. Tanpa ragu Taehyung masuk ke ruangan dengan dominasi warna hitam itu.
"Ada apa tuan memanggil saya kemari?" Taehyung bertanya dengan sopan.
"Saya punya pekerjaan baru untukmu. Silahkan di lihat!" RM menyerahkan beberapa lembar kertas untuk Taehyung baca.
"Apa saya harus membunuhnya?" Taehyung memberanikan diri menatap sang bos.
"Sebenarnya tidak harus tapi dia tetap harus tutup mulut."
'Sama aja.' Protes Taehyung dalam hati.
"Kapan saya harus melaksanakan misi ini?" Taehyung bertanya setelah selesai membaca dokumen.
"Kapanpun kamu siap." Jawab RM enteng.
'Saya tidak pernah siap.' Batin Taehyung berteriak. Ia tidak menginginkan profesi ini. Cita-citanya menjadi dokter, bukan menjadi agen apalagi pembunuh bayaran.
"Besok malam saya akan pergi." Ucap Taehyung mantap.
"Oke. Kamu boleh keluar." Sesuai perintah, Taehyung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan RM. Ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan menyusun strategi.
"Dapat misi baru?" Baru saja Taehyung masuk ke kamar, lelaki itu langsung di beri pertanyaan oleh Jungkook.
"Ya, begitulah." Balas Taehyung sambil menunjukkan kertas yang di pegangnya. Lelaki itu berjalan ke arah ranjangnya dan merebahkan diri.
"Saya tebak, pasti kau harus membunuh lagi." Tebak Jungkook yang benar adanya.
"Hmm." Taehyung mengangguk sambil bergumam.
Keduanya kompak terdiam. Taehyung sibuk memikirkan nasibnya, sedangkan Jungkook sibuk mencari cara menghibur Taehyung yang di rundung lara.
"Lama-lama saya bisa gila." Gumam Taehyung tak sadar. Jungkook yang mendengarnya merasa iba. Walaupun nasibnya sama seperti Taehyung, tapi Jungkook menikmati pekerjaannya. Ia mendapat uang hasil jerih payahnya sendiri walaupun harus mengotori tangannya. Ia pun dari awal tidak menyayangi keluarga yang terus menyiksanya. Jadi keluar dari keluarga itu merupakan suatu anugrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Target (TaeRin)
FanfictionKim Taehyung, lelaki yang terpaksa bekerja karena keluarganya terlilit hutang. Sialnya, ia dijual oleh keluarganya sendiri dan dijadikan pembunuh bayaran. Suatu hari ia bertemu dengan psikolog bernama Jung Yerin. Yerin membantu Taehyung mengatasi de...