25♡ Visitors

1.1K 115 13
                                    

Kalau saja aku punya hanya satu hari
Aku ingin damai mabuk terlelap bersama aroma manismu
Jika ada kesempatan dalam jadwal sibukku
Aku ingin menempatkan tubuhku di tatapan mata kami yang lembut dan dalam

•••

Hari demi hari berlalu. Perkembangan Taehyung cukup baik. Sampai hari ini Taehyung sudah bisa berdiri sendiri dan berjalan dengan bantuan kursi roda atau tongkat. Fungsi motoriknya sedikit terganggu karena kabut beracun itu melumpuhkan alat geraknya. Perlahan luka bakar di tubuhnya pun berangsur-angsur menipis walaupun belum hilang. Hanya tersisa warna kemerahan di sekujur tubuhnya.

"Cepat telungkup!" Perintah Yerin tegas. Mau tak mau Taehyung menuruti perintah kekasihnya. Ia membalikkan tubuhnya di atas ranjang sehingga dirinya telungkup. Dengan begitu, Yerin bisa memberi obat pada luka bakar di punggung Taehyung.

"Selesai!" Seru Yerin begitu dirinya selesai mengoleskan obat pada punggung Taehyung. Dengan senang hati, Taehyung kembali memakai bajunya dan berbaring.

Suara ketukan pintu membuat mereka mengarahkan pandangannya ke pintu.

"Masuk." Seru Yerin. Begitu dipersilahkan, muncul seseorang dalam balutan sweater dan rok setengah paha ke dalam ruangan.

"Yoojung, ada apa?" Tanya Yerin.

"Kak Eunbi suruh aku kasih ini ke kakak." Yoojung menyerahkan amplop coklat berukuran A4 pada Yerin. Sejenak Taehyung dan Yerin berpandangan, tentu karena isi amplop tersebut. Dibukanya amplop itu yanh berisikan beberapa lembar kertas. Satu persatu katanya Yerin baca dengan cermat.

"Kak Taehyung, ini buat kakak! Semoga cepat sembuh!" Atensi Taehyung teralihkan karena Yoojung memberinya coklat.

"Terima kasih." Taehyung memberi senyum menghargai pada Yoojung sambil menerima coklatnya.

"Apa isinya?" Atensi Taehyung kembali pada Yerin yang masih serius membaca kertas-kertas itu. Sekilas Taehyung melihat senyum Yerin yang paling ia sukai. Kemudian ia bisa melihat dengan jelas wajah Yerin begitu lembaran kertas itu tidak lagi menutupi wajah Yerin.

"Aku diterima lagi di rumah sakit tempatku bekerja dulu." Terang Yerin. Tak lupa dengan wajah gembiranya saat menyampaikan kabar tersebut.

"Berita bagus! Selamat, Kak Yerin!" Yoojung ikut bersorak senang.

"Kau akan bekerja lagi?" Tanya Taehyung dengan nada tak setuju.

"Iya. Menurutmu darimana aku dapet uang kalau ga kerja?" Balas Yerin santai. Gadis itu masih terlihat senang dengan kabar yang baru didapatnya, tanpa menyadari perubahan ekspresi Taehyung.

"Kan bisa pakai uang saya. Saya ini kekasihmu-"

"Betul! Kamu belum jadi suamiku, makanya aku harus kerja." Potong Yerin sebelum Taehyung menyelesaikan kalimatnya. Ia tahu kemana arah pembicaraan Taehyung.

"Kalau begitu, ayo menikah!"

Hening untuk beberapa saat. Yerin yang terlalu terkejut mendapat ultimatum dan Yoojung yang terlalu terperangah dengan lamaran Taehyung yang tiba-tiba. Namun, Taehyung kukuh dengan pendiriannya melamar Yerin.

"Berikan aku waktu." Akhirnya suara Yerin kembali. Gadis itu memalingkan wajahnya supaya tidak bertatapan dengan Taehyung. Situasi berubah canggung. Taehyung merasa ditolak dan Yerin yang belum siap dengan pernikahan. Yoojung jadi serba salah. Dunia orang dewasa terlalu rumit untuknya.

"A-aku pulang dulu. Ada tugas kuliah. Sampai nanti!" Dengan cekatan Yoojung keluar dari kamar rawat Taehyung.

"Kenapa? Apa kau meragukan saya?" Taehyung kembali buka suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Last Target (TaeRin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang