4♡ Therapy

1.7K 241 3
                                    

Bahkan jika itu menyakitkan, datanglah kemari, kuatkan diriku
Hingga aku takkan bisa terluka lagi

•••

"Tuan Kim Taehyung." Panggil penjaga. Taehyung bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke ruang praktek.

"Wajahmu kelihatan suram, tuan." Ledek Yerin saat Taehyung sudah duduk di sebrang gadis itu.

"Apa wajah saya semengerikan itu?" Tanya Taehyung.

"Begitulah. Saya yakin kalau anda menatap anak kecil, pasti anak itu langsung nangis." Kata Yerin. Taehyung tidak bereaksi sama sekali. Ia tetap pada wajah 'mengerikan'nya itu.

"Jadi, ada apa? Saya yakin pasti masalah berat." Tebak Yerin.

Taehyung kesulitan untuk membalas perkataan Yerin. Lelaki itu mengalami perang batin, antara memberitau yang sebenarnya atau memanipulasinya.

"Apa anda ada acara setelah ini?" Taehyung mendongkak saat mendapat pertanyaan itu.

"Tidak." Balas Taehyung.

"Bagus. Karena anda pasien terakhir saya, lebih baik kita bicara di luar. Tunggu sebentar!" Yerin bangkit dari duduk untuk mengambil tas dan menyimpan jas putihnya.

"Ayo!" Ajak Yerin. Taehyung mengernyit bingung.

"Memangnya mau kemana?"

"Ikut aja." Yerin berjalan lebih dulu keluar ruangan diikuti oleh Taehyung di belakangnya.

Yerin melangkahkan tungkainya keluar dari rumah sakit. Taehyung terus saja mengikuti kemana pun Yerin melangkah layaknya ekor mengikuti kepala. Ternyata gadis itu masuk ke sebuah kafe yang lumayan dekat dari rumah sakit.

"Kenapa kita kesini?" Akhirnya Taehyung berani menyuarakan pikirannya.

"Pesan dulu." Yerin memberikan buku menu pada Taehyung. Walaupun Taehyung bingung akan sikap Yerin, tapi ia tetap melakukan perintah gadis itu. Setelah memberitaukan pesanannya, Yerin menulis pesanannya dan juga Taehyung. Lalu ia memberikan pada pelayan.

"Jadi, kenapa kita kesini?" Taehyung kembali bertanya.

"Karena kita di luar, itu artinya kita boleh bicara non formal. Kayaknya kamu lebih tua dari aku. Jadi aku harus memanggilmu dengan sebutan Kak Taehyung." Yerin lagi-lagi mengalihkan pembicaraan.

"Saya tidak pantas di panggil seperti itu. Cukup panggil saya Taehyung." Taehyung merasa geli mendapat panggilan seperti itu dari Yerin.

"Pantas tidak pantas biar orang lain yang menentukan, bukan diri sendiri." Yerin tidak setuju dengan kata-kata Taehyung.

"Kau pandai bermain kata, Yerin." Pujian dan sindiran sekaligus Taehyung layangkan pada 'dokter'nya.

"Begitu kah? Aku tersanjung." Yerin tersenyum setulus mungkin.

"Tapi, aku rasa aku akan memanggilmu Taehyung. Aku ingin kita cepat akrab." Lanjut Yerin.

"Ya, begitu lebih baik."

"Permisi. Ini pesanannya." Suara sang pelayan memutus perbincangan Yerin dan Taehyung. Makanan dan minuman di letakkan di meja mereka. Setelah semua pesanan datang, pelayan itu pamit undur diri.

"Yerin, saya ingin tau kenapa kau membawa saya kesini." Protes Taehyung karena tidak kunjung mendapat jawaban.

"Kita bicarakan sambil makan." Timpal Yerin. Mau tak mau Taehyung mengikuti apa kata Yerin.

"Sebelumnya aku mau kamu cerita masalahmu yang mengganjal. Dan aku harap kamu jujur karena itu menyangkut proses penyembuhanmu." Pinta Yerin sambil menyeruput ramyun.

My Last Target (TaeRin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang