Sejak pertama bertemu denganmu
Seluruh hidupku adalah tentangmu
Kamu adalah bintang yang membuat segalanya yang terlihat biasa menjadi luar biasa•••
"Sejak kamu pergi sampai hari ini aku ga pernah berhenti mikirin kamu, Taehyung." Ucap Yerin dengan mantap, tanpa ada keraguan di dalam perkataannya.
Taehyung tertegun mendengarnya. Ia tidak salah dengar kan?
"Kau..." Taehyung kehabisan kata-kata untuk merespon. Pikirannya mendadak blank. Otaknya yang biasa berpikir kritis mendadak lemot seperti siput.
"Aku menyukaimu, Taehyung."
Terjawab sudah teka-teki rumit di otaknya. Ia menatap Yerin dengan pandangan tidak percaya. Gadis itu bilang menyukainya? Ia tidak berhalusinasi kan?
"Sejak kapan?" Tanya Taehyung membeo.
"Sejak sembilan tahun yang lalu." Jawaban Yerin kembali membuat Taehyung terkejut bukan main. Sembilan tahun gadis itu menyukainya dan ia tidak tau hal itu? Ia pasti sudah gila.
Mulut Taehyung sampai menganga saking terkejutnya.
"Kamu pasti kaget tapi itu kenyataannya. Aku suka padamu sejak pertama kali kita ketemu. Mungkin kamu ga inget kita pernah ketemu waktu aku kehujanan. Waktu itu aku masih kelas sepuluh dan kamu kelas sebelas. Aku lupa bawa payung hari itu..."
Yerin nekat menerobos gerimis karena ia harus cepat-cepat pulang. Kakaknya bilang ibunya sakit. Yerin sangat mengkhawatirkan kondisi ibunya. Maka dari itu ia nekat menerobos gerimis agar cepat sampai di rumah. Namun siapa yang tau kalau gerimis itu berubah menjadi hujan deras. Dan secepat kilat seragam Yerin sudah basah semua, termasuk tasnya. Beruntung ia memakai tas berbahan dasar plastik yang membuatnya tahan air.
Yerin berteduh di sebuah ruko yang tak jauh dari halte bus. Tinggal sedikit lagi ia bisa sampai di halte bus dan pulang. Namun hujan deras sedang mengguyur bumi. Kalau ia lebih nekat lagi, ada kemungkinan ia juga akan jatuh sakit. Kalau ia sakit, siapa yang nanti merawat ibunya? Kakaknya pasti sibuk kuliah. Mau tak mau ia yang harus merawat ibunya.
Setelah cukup lama ia berdiam diri menunggu hujan reda. Namun tak ada tanda-tanda kalau hujan akan berhenti. Ia jadi bingung sendiri. Haruskah ia menerobos hujan?
Terjebak di antara menunggu dan menerobos, seorang lelaki datang menghampirinya--bukan menghampirinya, melainkan ia juga ikut berteduh. Sepertinya kasusnya sama seperti Yerin, lupa membawa payung.
Yerin menjadi canggung. Baru pertama kalinya ia berada sedekat ini dengan lelaki. Apalagi mereka hanya berdua.
Lelaki itu merogoh sesuatu dalam tasnya. Ternyata ia mengeluarkan handuk.
"Pakailah." Tak di sangka ternyata laki-laki itu menyodorkan handuknya pada Yerin. Gadis itu mengernyit bingung.
"Kau basah kuyup. Bisa-bisa kau sakit. Besok masih hari sekolah. Tidak baik tertinggal pelajaran." Lelaki itu menjelaskan maksudnya.
"Kamu juga basah." Kata Yerin memperhatikan seragam lelaki itu. Tak sengaja ia melihat namanya. Kim Taehyung.
"Jangan khawatirkan saya. Saya lelaki, daya tahan tubuhnya lebih kuat." Balas lelaki bernama Taehyung itu. Yerin mendecak sebal.
"Bukan gender yang menentukan daya tahan tubuh kuat atau tidak." Alih-alih menerima handuk, Yerin malah menceramahi Taehyung. Ia tidak suka di banding-bandingkan dengan lelaki. Siapa yang bilang perempuan itu lebih lemah dari pada laki-laki? Salah satu orang yang menentang kata-kata itu adalah Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Target (TaeRin)
FanfictionKim Taehyung, lelaki yang terpaksa bekerja karena keluarganya terlilit hutang. Sialnya, ia dijual oleh keluarganya sendiri dan dijadikan pembunuh bayaran. Suatu hari ia bertemu dengan psikolog bernama Jung Yerin. Yerin membantu Taehyung mengatasi de...