Kemanapun kamu pergi, akulah tempatmu pulang
Karena cinta tahu kemana ia harus kembali•••
Taehyung bersantai di kamarnya. Setelah kemarin bekerja sampai pagi buta, ia memutuskan untuk beristirahat di markas. Tidak ada salahnya bermalas-malasan setelah berjuang mati-matian bukan?
"Apa yang membuatmu berdiam diri di kamar?" Tiba-tiba saja Jungkook muncul dari pintu. Terlihat kalau lelaki itu baru menyelesaikan misinya. Pakaiannya masih hitam-hitam.
"Istirahat." Jawab Taehyung singkat.
"Tumben. Biasanya kau keluyuran mencari gadis itu." Jungkook membuka jaket hitamnya lalu ia sampirkan di gantungan.
"Saya hanya ingin istirahat hari ini." Aku Taehyung. Jujur, Taehyung kelelahan. Mencari sesuatu yang tidak pasti itu sangat melelahkan. Rasanya ia ingin menyerah saja. Tapi, hatinya berkata lain. Hatinya masih ingin melihat senyum Yerin, mendekapnya, menciumnya, dan membuat gadis itu bahagia.
"Ya, kau benar. Kau butuh istirahat. Berpura-pura baik-baik saja juga butuh tenaga." Ungkap Jungkook dengan senyumnya yang menyebalkan. Jungkook beranjak keluar dengan menyampirkan handuk di bahunya. Taehyung yakin kalau Jungkook pasti mandi.
"Cih, menyebalkan!" Maki Taehyung. Lelaki itu kembali tenggelam dalam lamunannya. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih, berbanding terbalik dengan kehidupannya yang kelam. Ingin rasanya Taehyung lari dari semua masalah hidup, tapi Yerin pernah mengatakan kalau ia harus menghadapinya. Sesulit apapun itu, sehancur apapun dirimu, kita harus tetap mengangkat kepala agar tidak ada yang tau betapa hancurnya kehidupanmu. Dan tersenyumlah seakan-akan dirimu baik-baik saja. Walaupun sebenarnya dirimu sedang meregang nyawa.
"Sebaiknya kita jalan-jalan. Saya muak melihat kau murung terus!" Tiba-tiba Jungkook sudah kembali ke kamar dengan baju yang berbeda dan handuk yang bertengger di bahunya. Rambutnya pun masih basah.
"Memangnya mau kemana? Kau tidak takut kita di sangka homo nanti?" Taehyung tersenyum jenaka.
"Cih, terserahlah!" Jungkook sudah malas untuk menghibur Taehyung yang kepalanya memang terbuat dari batu. Lelaki itu memilih berbaring di ranjangnya dan tidur.
Sepuluh menit berlalu. Kamar mereka masih sehening kuburan karena Jungkook yang tidur dan Taehyung yang melamun.
Ponsel Taehyung berdering sangat nyaring di dalam saku jaketnya. Dengan malas ia meraih ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya.
Yoojung ternyata.
Taehyung mengangkatnya dengan malas.
"Halo, Yoojung." Salam Taehyung sekedar berbasa-basi.
"Kak Taehyung! Bisa ke rumahku sekarang?" Di sebrang telepon Yoojung tampak bersemangat. Aneh. Tidak biasanya gadis itu begitu bersemangat seperti sekarang ini.
"Di Daegu? Ada apa memangnya?" Tanya Taehyung sedikit penasaran.
"Kakak akan terkejut kalau datang kesini! Aku saranin kakak cepet-cepet kesini! Aku punya kejutan buat kakak! Aku tutup, ya! Aku tunggu loh." Seketika Yoojung mematikan sambungannya tanpa ingin mendengar jawaban dari Taehyung. Padahal hari ini Taehyung ingin bermalas-malasan. Lagi pula Daegu itu jauh dari Seoul.
Tapi, bicara tentang kejutan, Taehyung juga jadi penasaran. Sebenarnya kejutan apa yang Yoojung ingin berikan padanya?
Akhirnya Taehyung menyerah dan memutuskan untuk pergi ke Daegu. Ia mengambil jaketnya yang tergantung di lemari dan dompet serta ponselnya yang ia masukkan ke saku jaketnya. Dan terakhir, ia mengambil kunci mobilnya yang berada di nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Target (TaeRin)
FanfictionKim Taehyung, lelaki yang terpaksa bekerja karena keluarganya terlilit hutang. Sialnya, ia dijual oleh keluarganya sendiri dan dijadikan pembunuh bayaran. Suatu hari ia bertemu dengan psikolog bernama Jung Yerin. Yerin membantu Taehyung mengatasi de...