Bab 35

123 12 0
                                    

Lompat!! Hup...

Tangkap mbooook...

Mbok_Dee

😅😅😅😅

Bab 35

Sudah hampir sebulan aku tak mendengar kabarnya sama sekali, menyerah kah aku? Hampir

Sudah berpuluh-puluh pesan kukirim padanya, terkirim kah? Tidak, centang itu masih tetap satu dan tidak berubah menjadi dua apalagi berubah warna menjadi biru.

Ingin aku menanyakan keberadaan calon dokter itu ke Mama, tapi aku malu. Aku gak mau Mama mendapat kesan kalau calon menantunya adalah wanita yang cengeng, baru ditinggal sebulan tanpa kabar saja sudah lebay nangis-nangis. Nope. Dini itu wanita kuat, aku berprasangka baik. Mas Andy gak bisa hubungi karena telpon genggamnya tertelan dugong atau memang berada di daerah yang miskin sinyal. 

Ya Allah ... lindungi dimanapun dia berada.

Drrrtt....

Kulihat nama Mas Biru di caller id,
"Assalamu'alaikum Mas."

"Wa'alaikumusallam. Free for lunch?"

Selama sebulan Mas Andy tanpa kabar, lelaki ini tak pernah absen untuk bertukar kabar denganku.

"Hai Mas, kayaknya siang ini gak bisa keluar kantor. Sore sepulang kerja, gimana?"

"Okey, text me where. see you."

Tanpa salam dia menutup sambungan telpon, kebiasaan.

Kubaca satu persatu pesan tak berbalasku untuknya, "Mas, kamu kemana sih?"

Drrtt ... 

nomer tak dikenal, aku paling malas menjawab telpon dari nomer tak dikenal seperti ini

"Hallo." jawabku dengan suara 

"Assalamu'alaikum Ni'." Deg. Hanya satu orang yang memanggilku Ni'

"Mas. Ya Allah Mas Andy kemana aja." Tangisku pun pecah seketika mendengar dia memanggil namaku.

"Sayang, maaf. Mas benar-benar gak bisa kasih kabar, telpon Mas hilang saat kita sempat tersapu ombak besar."

"Apa! Terus gimana?"

"Alhamdulillah semua sehat. Ini Mas telpon pakai punya salah satu warga." Dan mengalirlah cerita tentang kesulitan selama dikapal ataupun tentang ombak yang tinggi. 

"Ya Allah, aku kira sudah kalah ama dugong."

"Hah! Dugong?" Aku tertawa mendengar reaksinya, rindu mendengar suaranya. yang pasti aku rindu melihat wajahnya.

"Maas ...."

"Heem?"

"Pulang, aku kangen. Banyak cerita yang kamu lewatkan selama ini. Kapan pulang?" Aku gak perduli lagi jijik ataupun tidak dia mendengar suara manjaku. Yang kuinginkan sekarang adalah dia pulang dengan selamat.

"Minggu depan Mas pulang, jemput di bandara ya. Nanti Mas kabari lagi." 

"Alhamdulillah, jangan molor lagi ya!" Ancamku, sungguh hati ini gak rela jika lebih lama lagi berpisah tanpa kabar. 

"InsyaAllah, Mas tutup dulu ya. Love you sayang, Assalamu'alaikum."

"Love you sayangnya aku, Wa'alaikumusallam." Bisa dipastikan Uchie akan muntah mendengar suara manjaku barusan, tapi aku gak perduli. 

"Love you sayangnya aku ... whahahaha. Ya Allah perutku sampai sakit nahan ketawa. Manja banget sih kesayangannya Andy." Nah kan, macem jailangkung saja dia. Tiba-tiba muncul terus hilang dengan sendirinya.

Dua Hati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang