Bab 15

152 15 0
                                    

By: Mbok_Dee

Bab 15

It's update time

[Free for lunch?]

Sudah 15 menit pesan itu tak terbalas, centang pun masih berwarna abu-abu tanda belum terbaca. Entah angin dari mana aku memberanikan diri untuk mengirim pesan dan mengajaknya makan siang. Mungkin karena hari ini memang ada jadwal ketemu calon klien di daerah dekat rumah sakit, jadi kupikir sekalian saja bertemu dengannya.

[Ni'] pesan itu masuk saat aku barusan selesai memesan minuman sambil menunggu klien yang sudah terlambat 10 menit.

[Ni'? Salah kirim kah?]

[Nope. Ni' is you]

[Mas, semua memanggilku Din bukan Ni'] Aku penasaran kenapa dia memanggilku Ni'.

[Ni' bukan dari Dini. Ni' dari Honey] Apa-apaan ini, kenapa panggil Honey. Tidakkah dia tahu efek dari kata honey ini membuat jantungku jedag jedug tak tentu begini.

[Jangan bercanda Mas! Free for lunch?]

[Yah, gak bisa hari ini. Dah terlanjur janji makan siang sama Anis] Anis lagi! Gak ada yang lain apa?

[Okey, next time deh] balasku cepat.

[Ato mau nyusul, kita makan siang di Pak Seger] Wah bahaya ini, kenapa harus makan siang disitu sih. Aku kan jadi kebayang garang asem kalau begini.

[Gak deh, titip garang asem aja ya Mas]

[Ok, ambil ke rumah sakit ya nanti] Nah kan, jadi ribet gara-gara garang asem.

"Assalamu'alaikum," Kupandangi lelaki yang berdiri tepat didepanku, kulihat ciri-ciri fisiknya sama seperti yang Ika sebutkan kemarin. Dengan cepat kuketik balasan untuk Mas Andy [Ok]

"Wa'alaikumusallam," jawabku.

"Biru."

"Eh, iya. Saya memang suka warna biru, Bapak siapa?" tanyaku heran.

"Maksudnya, nama saya Biru. Biru Samudera."

"Ya Allah, maaf Bapak. Saya juga heran, Bapak tiba-tiba bilang Biru ... silahkan duduk." Setelah memanggil pelayan yang mencatat pesanan, aku memperkenalkan diri.

"Saya Andini Ambhita Dyaningrum, Bapak bisa panggil saya Dini." Kulihat dia tersenyum mendengarku memperkenalkan diri.

"Sekali lagi maaf ya Pak, saya benar-benar gak fokus tadi."

"Gak masalah, saya yang seharusnya minta maaf karena telat. Bisa kita mulai sekarang." Aku mulai mengeluarkan beberapa desain yang kubuat semalam.

"Begini Bapak, Bu Ika kemarin sudah sempat memberikan gambaran desain yang Bapak inginkan. Kalau boleh tahu di daerah mana?" Biru Samudera adalah salah satu klien kiriman Ika, pengusaha kuliner yang mulai merambah kota Surabaya ini berencana untuk membuat kantor dan rumahnya menjadi satu.

"Sebenarnya ada dua lokasi, Kertajaya Indah dan Pakuwon City. Saya masih bingung mau memilih yang mana."

"Baik. Atau saya bisa bantu Bapak untuk memilih? Mungkin jika Bapak sudah dapat gambaran desain rumahnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memilih." Terkadang dengan mengetahui desain atau tampilan luar rumahnya bisa membantu untuk memilih lokasi. Itu hanya berlaku untuk orang dengan pilihan yang tak terbatas seperti lelaki yang duduk didepanku.

Ika benar, he is good looking guy.

"Gimana, Pak?"

"Boleh boleh, pertama. Jangan panggil saya Bapak, terdengar sudah tua sekali. Kedua, keberatankah jika kita melihat dua lokasi itu hari ini? Karena nanti malam saya harus ke Jakarta dan sepertinya baru minggu depan kita bisa ketemu lagi."

Dua Hati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang