41.EXTRA PART

26.1K 1.2K 28
                                        

"Semarah apapun aku kepadamu, sebenci apapun aku terhadapmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semarah apapun aku kepadamu, sebenci apapun aku terhadapmu. Aku pasti akan selalu merasa kehilangan mu jika kamu pergi dariku.

Saat ini, Ianna dan Galuh baru saja pulang dari kantor, namun hari masih sangat panjang membuat mereka berpikir akan rencana mereka kedepannya.

"Apa rencana kita sekarang?" tanya Galuh setelah mereka berada di mobil.

"Foto pre-wedding," sahut Ianna membuat Galuh mengangguk menyetujuinya, mereka segera menuju lokasi dan melakukan beberapa sesi pemotretan di sana.

Setelah selesai, mereka mendudukkan dirinya di kursi dan menyandarkan punggungnya. Sungguh sangat lelah, tetapi Galuh sungguh peka dan langsung membelikan es krim untuk Ianna dan membuat gadis itu tersenyum.
Tanggal pernikahan mereka sudah hampir dekat, tapi mereka belum begitu matang mempersiapkan acara pernikahan. Sempat mendapat teguran karena mereka berdua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, namun mereka berdua tetap memprioritaskan pekerjaannya.

Seperti hari ini, jika saja kedua orangtua mereka tidak meminta mereka untuk cuti, mungkin mereka tidak akan melangsungkan foto pre-wedding hari ini.

"Makasih, Gal, buat semuanya," ucap Ianna seraya menikmati es krimnya.

"Makasih juga, Ana. Aku sayang sama kamu," sahut Galuh tak mau kalah.

Keduanya berpelukan dengan hangat.

Hari yang ditunggu sudah tiba, mereka akan menjadi sepasang suami istri pada hari ini. Mereka juga akan membangun rumah tangga sendiri. Para tamu undangan sudah datang dan Ianna sudah siap dengan baju pengantinnya.

"Sudah siap?" tanya Kaisar yang menghampiri Ianna di kamarnya. Gadis itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan semangat.
Ianna langsung turun dan menemui para tamu. Ia duduk di samping Galuh dengan persaan gugup.

Pria itu sudah bersiap dan mulai berjabat tangan dengan sang penghulu.

"Saya nikahkan dan kawinkan Ardiana Abda Omera Kaisar binti Kaisar Adrian Perdana dengan mas kawin seratus juta rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Ardiana Abda Omera Kaisar binti Kaisar Adrian Perdana dengan maskawin seratus juta rupiah dibayar tunai!"

"Bagaimana? Sah?"

"Sah ...."

"Alhamdulillah ...."

Galuh menghela napas dan memasangkan cincin pada jari manis Ianna, lalu mencium kening Ianna lembut.

Sementara Ianna menyalami tangan Galuh dan tersenyum ke arahnya. Keduanya berpelukan dengan penuh kebahagiaan. Para tamu undangan memberi selamat pada kedua pengantin baru ini.

"Selamat, Ianna! Akhirnya nikah juga, siap malam pertama, ya," ucap Luna menggoda Ianna membuat Galuh terkekeh.

"Thanks, Lun," sahut Ianna tersenyum.

"Ianna, selamat, ya! Akhirnya lo nikah juga." Caca memeluk Ianna dengan bahagia. "Gue pengen punya keponakan dari lo, nih. cepet-cepet hamil, ya!" kekehnya.

Kini Ianna dan Galuh sibuk menyalami tamu undangan dengan tatapan lelah karena tamu yang tiada habisnya. Mereka hanya bisa mengelus dada saat menatap antrian yang masih panjang menunggu di belakang sana untuk memberi selamat kepadanya.

"Ana, lama tidak bertemu!" seru seseorang membuat Ianna membulatkan matanya tidak percaya.

"Heru? Udah lama gak ketemu," ucap Ianna bahagia. Ia menatap seorang wanita yang berada di samping lelaki itu.

"Oh, ya, dia Rani, istri gue." Heru memperkenalkan wanita itu dan membuat Ianna tersenyum bahagia.

Keduanya berjabat tangan dan saling memperkenalkan. Tidak lama kemudian, Ianna menatap Rafly yang menghampirinya.
Pria itu mengenalkan wanita di sampingnya, Ara, istri Rafly. Kali ini mereka semua berbahagia di pesta pernikahan Ianna dan Galuh.

Ini saatnya Ianna berpamitan dengan Kaisar dan Risa.

"Ianna, kamu harus nurut sama suami kamu, ya. Jangan manja lagi, ya," pesan Risa membuat Ianna meneteskan air matanya. Ia harus benar-benar berpisah dengan kedua orangtuanya saat ini.

"Titip Ianna, ya, Nak Galuh. Jangan sakiti dia," ucap Kaisar membuat Galuh mengangguk semangat dan tegas.

Rizki juga berpesan agar ia mendapatkan keponakak yang banyak. Sungguh, Rizki selalu membuat Ianna kesal di saat bahagia seperti ini.

Tanpa sengaja, Ianna menatap bayangan hitam yang berada di tengah wartawan. Ia seperti tidak asing dengan pria itu. Namun, ia menepisnya, mungkin dirinya salah lihat.

"Sebenarnya gue pengen banget ketemu sama lo, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kita bertemu. Semoga lo bahagia."

ARDIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang