Part 4. There For You

850 121 2
                                    

Satu kata yang akan selalu membekas
Rindu...

~yonghwa~

🍃🍃🍃

Yong Hwa pov

Aku masih duduk di depan apartemen Shin Hye. Berharap ada seseorang yang mengatakan bahwa Shin Hye baik-baik saja. Aku tahu itu harapan yang konyol bahkan bisa di bilang bodoh. Namun aku tidak bisa melangkah pergi. Berat sekali tubuh ini untuk di ajak meninggalkan tempat ini.

Aku terus memandang pintu itu. Berharap ada yang keluar dari sana. Bahkan akan lebih baik jika itu Shin Hye.

Shin Hye? Iya. Hanya Shin Hye yang ada di otakku saat ini. Jam berapa sekarang? Aku tidak tahu. Aku tidak bisa untuk menutup mataku bahkan aku jarang untuk berkedip.

"Shinji... Apa kau baik-baik saja? Shin... Bisa kau menemui ku walau sedetik saja? Aku ingin sekali melihat wajah mu. Aku rindu. Shinji..."

Hanya itu kata-kata yang aku ucapkan. Berharap Shin Hye mendengarnya dan keluar untuk memelukku.

Flashback on

Seorang yeoja cantik duduk di kursi perpustakaan menikmati novel yang dibacanya. Membayangkan kisah-kisah itu menjadi nyata untuknya. Yah... Aku hanya memandangnya dari jauh. Berpura-pura membuat keributan padahal hanya untuk menarik perhatiannya. Tapi dia selalu di ganggu oleh Won Bin dan Min Hoo. Namun dia tetap cuek dengan itu semua. Bahkan aku mengikutinya saat dia di taman sekolah membaca novel kisah cinta. Lalu tersenyum sendiri dengan angin yang menerpa rambut coklatnya.

Ah... Angin. Aku cemburu padamu. Kau berani menyentuhnya dan dia tidak protes. Sementara aku? Jangankan menyentuh. Sekedar menyapa saja, rasanya jantungku hampir lepas dari tempatnya.

Puas hanya memandang? Tidak. Aku ingin melakukan lebih. Ayolah... Jung Yong Hwa. Kau laki-laki. Kenapa lemah begini? Akhirnya aku melangkah untuk menghampirinya. Namun... Damn... Jong Suk? Dia datang di saat aku hampir menyapa dan duduk di sampingnya. Ah... Dan apa yang terjadi? Aku hanya lewat. Hanya lewat. Lewat.

Aku bisa gila. Aku bingung harus bagaimana. Saat tidak bertemu dengannya aku rindu. Saat melihatnya aku senang. Park Shin Hye. Nama itu akan selalu ada di fikiran dan hatiku. Setiap malam sebelum tidur aku selalu berucap "selamat malam, Shin Hye. Mimpikan aku ya."

Ah... Andai dia dengar. Akhirnya aku berinisiatif untuk semakin dekat dengannya. Awal yang baru. Kurasa. Aku mulai membaca novel-novel cinta. Membuat puisi. Dan mulai menulis surat cinta. Untuk siapa? Siapa lagi? Tentu untuk Shin Hye. Awalnya aku ingin menulis surat dan ku masukkan ke lokernya.

Aku berangkat pagi-pagi sekali agar aku bisa memasukkan suratku ke loker Shin Hye. Dan apa yang kulihat diluar dugaan. Won Bin sedang berdiri di depan loker Shin Hye. Aku langsung bersembunyi saat Won Bin celingukan. Dia sedang memegang amplop. Berwarna pink. Dan memasukkannya ke dalam loker Shin Hye.

Aku menghela nafas berat. "Gagal" Aku memasukkan suratku ke dalam tas. Dengan lesu aku masuk ke kelas. Dan kembali tidur. Ah... Jangankan tidur. Menutup mata saja sangat sulit. Apa yang harus aku lakukan? Tuhan... Tolong aku... Aku mohon...

Aku akhirnya memulai taktik baru. Saat istirahat makan siang, Shin Hye selalu ke taman untuk membaca novel. Aku datang lebih dulu dan duduk di bangku yang biasa dia duduki. Dan... Dia datang. Aku hanya melirik dia. Dia tampak bingung menatapku.

Don't Say Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang