Part 35. Really Really Happy

816 78 9
                                    

5 Tahun Kemudian.

"Yya... Jung Shin Hwa. Berhenti disana! Jika tidak... Eomma akan appa makan. Huahahaha..."

"Jangan sakiti eomma!" Anak kecil berumur 4 tahun berlari kecil membawa tongkat plastik mainan miliknya.

Anak yang bernama Jung Shin Hwa itu memukuli appanya yang sedang memeluk istrinya yang sedang masak didapur dengan perut yang besar. "Auw... Appo... Kau ini kuat sekali. Baiklah, appa tidak akan memakan eomma. Tapi Shin Hwa harus mencium appa dulu." Yong Hwa jongkok lalu menunjuk ke pipi meminta dicium oleh anaknya.

Shin Hwa menurut dan mencium pipi appanya. "Waahhh... Lalu eomma? Eomma tidak dicium?" Yong Hwa menggendong Shin Hwa dan mendekatkannya pada Shin Hwa. Cup...

"Eomma, apa yang eomma lakukan?" Shin Hwa tanya polos.

"Masak untuk Shin Hwa dan appa. Bukankah Shin Hwa lapar?"

"Ne... Shin Hwa lapal." Shin Hwa tersenyum. "Eomma, Shin Hwa ingin mengelus dongsaeng Shin Hwa."

"Benarkah? Waahhh, Shin Hwa pasti akan menjadi kakak yang baik." Shin Hye melepaskan celemek dan membiarkan putranya menyentuh perutnya yang membesar.

"Kapan dia akan kelual eomma?"

"Ehm... Sebentar lagi sayang. Kau harus menjaga dongsaeng mu dan menyayanginya. Arrachi?"

"Ne..."

"Pintar sekali anak appa." Yong Hwa mencium pipi Shin Hwa.

"Ani. Shin Hwa anak eomma."

"Mwo? Oh... Baiklah. Appa tidak akan membelikan mobil mainan yang ada di TV. Shin Hwa minta eomma sana." Yong Hwa pura-pura marah dan menurunkan Shin Hwa. Shin Hwa hanya diam lalu memandang eommanya.

"Otte eomma? Appa malah." Shin Hwa cemberut sehingga pipinya semakin mengembang.

"Shin Hwa segera minta maaf pada appa. Lalu bilang kalau Shin Hwa mencintai appa. Maka akan langsung dibelikan mobilnya." Shin Hye membelai rambut putra itu.

Shin Hwa menurut dan berlari mengikuti appanya yang duduk di depan TV. "Appaaaa~"

"Wae?" Jawab Yong Hwa singkat lalu menekan remot TV.

"Appa malah?" Shin Hwa menggoyang-goyang kaki Yong Hwa.

"Entahlah..."

"Mianhae, appa." Shin Hwa berusaha naik ke sofa dan mencium pipi appanya. "Salanghae, appa."

Seketika Yong Hwa tersenyum. "Putra appa ternyata pintar sekali membujuk. Sini... Peluk appa." Shin Hwa menurut.

"Appa..."

"Wae?"

"Ayo beli mainan sekalang."

"Mwo? Sekarang?"

"Ne... Sekalang. Sekalang. Sekalang."

"Arraseo... Arraseo... Kajja, bilang eomma dulu."

"Ne..." Dengan semangat Shin Hwa turun sofa lalu menemui Shin Hye. "Eomma, Shin Hwa dan Appa akan pelgi beli mainan sekalang."

"Eh? Lalu bagaimana makannya?"

"Tinggalkan saja. Ayo kita jalan-jalan keluar. Biar nanti ahjumma yang membersihkannya." Yong Hwa muncul.

"Kajja eomma. Palli..." Shin Hwa menarik tangan Shin Hye.

"Arraseo. Eomma siap-siap dulu. Oke?" Shin Hwa mengangguk. Shin Hye melepas celemek lalu pergi bersiap-siap.

Akhirnya mereka pergi bersama hingga larut malam. Saat pulang Shin Hwa sudah tertidur di mobil. Yong Hwa menggendong dan membawanya ke kamar. "Dia pasti kelelahan. Lihat yang dia beli." Yong Hwa mencium kening anaknya.

"Biarkan saja. Bahkan dia juga memilih sendiri baju untuk adiknya." Mereka berjalan keluar dari kamar Shin Hwa.

"Benarkah?"

"Eoh."

"Baju perempuan?"

"Ani. Laki-laki. Padahal kita sendiri tidak tau laki-laki atau perempuan. Dia justru yakin sekali kalau adiknya laki-laki. Seperti seseorang."

"Hehe... Jangan membahas masa lalu."

"Wae? Sirro?"

"Apa masih kurang? Rumah sendiri. Dengan desain yang cukup luas. Kau juga yang mengaturnya, kan? Ruangan, warna dan lain-lain. Bahkan rumah Min Hyuk dan Soo Jung, kau juga mengaturnya 2 minggu lalu setelah mereka menikah."

"Aku suka melakukannya. Lagi pula, aku belum mengatur rumah baru Jong Suk."

"Kau ini sedang hamil besar. Aku tidak ijinkan. Dan lagi, dia itu duda. Bisa mengurus dirinya sendiri dan kau tidak perlu ikut campur. Sejak dia bercerai dengan teman doktermu itu, dia jadi sering menghubungimu. Aku tidak suka."

"Kau cemburu?"

"Iya. Aku sangat cemburu." Yong Hwa menggendong Shin Hye ke kamar mereka berdua. Perlahan membaringkannya di ranjang.

"Kau tau?" Shin Hye masih merangkul suaminya dan tidak ingin dilepas.

"Mwo?"

"Aku bahagia sekali."

"Aku juga." Yong Hwa mencium bibir Shin Hye. Mengulum dan menggigit. Saling membalas ciuman satu sama lain. Ciuman beralih ke leher dan semakin panas.

"Eomma..." Seketika Shin Hye mendorong Yong Hwa menjauh.

"Wae, chagiya?" Shin Hye mencoba bangun dan membenarkan bajunya. Shin Hwa muncul dari balik pintu dan berlari naik ke ranjang.

"Shin Hwa boleh tidul disini?"

"Ehm..." Shin Hye menatap Yong Hwa yang tampak kecewa. "Boleh sayang. Ayo tidur. Eomma akan menyanyikan lagu untukmu."

Yong Hwa menarik nafas panjang lalu pergi ke kamar mandi. Malas melepas baju, dia langsung menekan shower dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. "Demi anak... Gwenchana... Sabar Yong..." Tak lama sebuah tangan memeluknya dari belakang. Yong Hwa terkejut lalu berbalik. "Chagi... Shin Hwa?"

"Sttt... Dia sudah tidur. Ayo kita lanjutkan yang tadi." Bisik Shin Hye dengan bergairah lalu menarik Yong Hwa dengan ganas.

The End

______________________________________

Selesai 🤗🤗🤗
Terimakasih banyak kakak reader setia menunggu cerita ini. Semoga puas dengan endingnya  😁

Maafkan karena banyak kekurangan dari cerita yang aku buat 😔😔😔

Happy Reading 😍😍😍

Don't Say Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang