Part. 25. Will You?

419 74 2
                                    

Shin Hye pov

"Kau suka?" Tanya Jong Suk padaku.

"Ehm..." Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Suka? Sebenarnya suka. Tapi tidak terlalu. Setelah bangun aku merasa ada banyak hal yang perlu Jong Suk jelaskan padaku. Namun melihatnya tersenyum dan tertawa seperti ini membuatku berfikir dua kali untuk meminta penjelasan.

Dia menggenggam tanganku erat. Seperti seorang ayah yang tidak ingin kehilangan anaknya. Jong Suk sangat bahagia.

Sedari pagi aku dan Jong Suk jalan-jalan mengelilingi Seoul. Jajan sana sini. Ke taman bermain. Dan banyak lagi. Dia tampak menikmatinya. Hingga malam pun dia tampak tidak lelah sama sekali.

Apa sudah waktunya aku menerima Jong Suk? Walau aku tidak ingat kejadian beberapa waktu terakhir. Tapi aku yakin waktu itu bersama deng- ngiiiiingg....

"Aaakkkkhhhh" Kepalaku tiba-tiba pusing. Sangat pusing.

"Shin? Kau kenapa?"

"Jong S- aaaakkkkhhhh"

"Wae? Gwenchana? Ayo kita istirahat dulu. Eoh?" Jong Suk menggendong ku menuju bangku. "Ada apa? Apa yang sakit?"

"Kepalaku. Pusing sekali. Sangat pusing. Bahkan telingaku sampai panas."

"Gerea? Apa perlu aku menghubungi Ji Won?"

"Ani. Jangan. Dia pasti sibuk. Dan lagi... Kau ingin jalan-jalan kita di ganggu olehnya?"

"Ani. Sireo. Ehm... Tunggu disini, akan kubelikan minum." Dia berlari menuju minimarket. Aku memijit kepalaku. Serasa ingin  pecah. Aku menarik nafas dalam agar pusing berkurang.

Seketika pandanganku buram. Berulang kali aku mengerjapkan mata. Memijit lagi dan menarik nafas lagi. Masih buram. "Akkhhh..."

"Anda tidak apa-apa?" Seorang pria menghampiriku.

"Ah... Ne. Gwencasemida. Hanya sedikit pusing. Nanti akan lebih baik."

"Ehm... Perlu aku panggilkan dokter?" Aku tertegun. Seperti suara seseorang tapi aku tidak ingat siapa. "Agassi?" Dia menepuk bahuku.

"Ah... Aniyo. Saya sedang menunggu teman." Aku mencoba memandang wajah orang itu. Tapi nihil. Masih buram dan kepalaku semakin pusing.

"Ini. Minumlah air ini. Mungkin akan lebih baik nanti."

"Ne. Kamsahamida."

"Maaf tapi aku buru-buru. Jadi aku pergi dulu." Dia kembali menepuk bahuku lalu berlalu.

Belum sempat aku membuka mulut, dia sudah menghilang. Aku meminum air yang dia berikan tadi. Sedikit mendingan. Tapi masih pening. Tak lama Jong Suk datang.

"Shin Hye. Mianhae. Tadi antri saat di-. Kau sudah ada minum?"

"Ah... Iya. Tadi ada seseorang memberikan air ini. Mianhae."

"Ani. Syukurlah. Bagaimana? Masih pusing?"

"Sedikit." Aku ingin bilang kalau pandanganku buram tapi sepertinya itu tidak perlu. Pandanganku mulai membaik.

Jong Suk duduk disamping ku lalu memelukku. "Pulang?"

"Tunggu sebentar lagi." Aku mencoba mencari posisi nyaman dalam Jong Suk.

"Masih pusing?"

"Diamlah."

"Arraseo." Hembusan angin membuatku mulai terbuai. Aku mulai menutup mataku. "Shin?"

"Hm?"

"Apa aku boleh bicara sekarang?"

Aku terkekeh dengan ucapan Jong Suk. "Kau boleh bicara apapun tanpa ijin dariku, Jong Suk."

Don't Say Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang