Part 21. Surprise

448 89 2
                                    

Suasana hening bagi Shin Hye dan Yong Hwa. Juga untuk kedua orang tua Yong Hwa. Tidak ada yang membuka mulut entah untuk makan maupun berbincang. Berbeda dengan Seol Hyun dan Ayahnya. Keduanya asik membahas ini itu dengan menyuap makan di mulutnya.

Yong Hwa yang masih marah dengan keadaan ini hanya bisa diam. Genggaman tangan Shin Hye membuatnya menahan itu semua. "Gwenchana. Aku punya rencana" Bisikan Shin Hye yang masih terekam jelas di otaknya membuat dirinya bersabar walau tidak tau kapan dia akan meledak.

"Oppa, kenapa tidak makan? Mau aku suapi?" Seol Hyun bangun dari tempat duduknya.

"Tidak perlu. Sayang, bisa kau ambilkan untukku?" Suara Yong Hwa membuat gerakan Seol Hyun terhenti.

"Ehm... Kau mau yang mana?"

"Semua yang kau ambil akan aku makan."

"Oho... Tn. Jung Yong Hwa... Kau harus menanggung akibat karena kau sudah berkata seperti itu."

Yong Hwa tertawa diikuti oleh ibunya. "Eomma, kau tau? Shin Hye dia pintar masak. Semua masakannya selalu enak. Kau harus belajar masak darinya."

"Benarkah? Ouh... Sekarang putraku sudah berpaling hanya karena masakkan seorang gadis?"

"Tidak, ahjumma. Itu bohong. Masakanku biasa saja. Yong Hwa berlebihan." Wajah Shin Hye memerah.

"Aigo... Lihat wajahnya. Sangat cantik bahkan saat malu seperti itu." Yong Hwa semakin menggoda Shin Hye.

"Cukup, Yong. Kau membuatnya salah tingkah." Ketiganya tertawa. Namun Tn. Jung masih diam.

Seol Hyun yang masih berdiri hanya menahan marah melihat senyum Yong Hwa namun bukan untuknya namun untuk wanita lain.

"Ehem..." Deheman Tn. Seo membuat semua orang memandangnya.

"Ada apa, Tn. Seo? Ada yang ingin anda sampaikan?" Tanya Shin Hye dengan santainya sambil kembali duduk setelah mengambilkan makanan untuk Yong Hwa, Ibu dan Ayah Yong Hwa.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menanyakan perihal pernikahan putriku dengan putra dari temanku. Bagaimana kelanjutan dari kisah ini?" Tanya Tn. Seo sambil menyesap minumnya. Sementara Seol Hyun tersenyum dengan perkataan ayahnya.

"Begitu? Ah... Sebelum Tn. Jung menjawabnya, bolehkah saya menanyakan sesuatu kepada Anda, Tn. Seo?"

"Tentu."

"Baiklah. Didepan kita ada banyak makanan di depan Anda. Kalau boleh tahu, makanan apa yang anda sukai dan makanan apa yang tidak anda suka?"

"Pertanyaan bodoh macam apa ini?" Sentak Seol Hyun.

"Nona Seol Hyun, apa anda tidak tahu kalau menyela percakapan orang lain itu tidak sopan? Apa ayah anda tidak mengajari anda tentang sopan santun?" Dengan nada santai Shin Hye membuat Seol Hyun semakin geram.

"Sudahlah, putriku. Aku suka soup ini. Aku benci telur gulung." Jawab Tn. Seo

"Ah begitu rupanya. Bagaimana jika Tn. Jung memaksa Anda memakan telur gulung ini? Apa yang akan anda lakukan?"

"Tentu aku akan menolaknya."

"Begitu juga dengan Yong Hwa. Dia dipaksa untuk menikahi putri anda. Dia pasti menolak karena tidak suka."

"Dasar jalang!" Seol Hyun menggebrak meja. Kesabarannya sudah habis. Dilemparnya piring di meja.

"Seol Hyun! Kau sudah gila?" Teriak Yong Hwa.

"Eoh... Aku gila... Kenapa? Kau yang membuatku seperti ini. Aku tidak akan berhenti. Tidak! Tidak mau berhenti. Oppa... Kau harus jadi milikku atau... " Seol Hyun mengambil serpihan beling piring.

"Atau apa?"

"Aku akan membunuh ayahmu!" Dengan cepat Seol Hyun mengarahkan pecahan tajam itu ke leher Tn. Jung.

"Seol Hyun! Jangan lakukan hal bodoh!" Yong Hwa berteriak. Namun Tn. Jung diam tak bergerak. Bergetar pun tidak.

"Kenapa, Oppa? Sekarang kau pilih mana? Kehilangan ayahmu tercinta? Atau kehilangan wanita jalang itu?

Semua terdiam. Tidak ada reaksi. Shin Hye tidak menduga akan menjadi seperti ini. Lebih buruk dari yang dia fikirkan. Ottoke...

Diam-diam Tn. Jung mendorong tubuh Seol Hyun ke samping hingga tubuh Seol Hyun menjauh dan terbentur dinding lalu pingsan. Namun darah tetap keluar dari leher Tn. Jung karena tergores benda tajam Seol Hyun.

"Abeoji!" Teriak Yong Hwa.

"Yeobo!" Teriak Ny. Jung.

Mereka berdua berlari menghampiri Tn. Jung yang pingsan bercucuran darah. Shin Hye yang trauma dengan darah, hanya terdiam. Membatu. Tak bergerak. Tubuhnya berkeringat banyak. Bergetar. Takut. Bayangan dirinya, ayahnya dan ibunya tergambar jelas. Lemas. Shin Hye terduduk lemas. Gambaran tentang masa lalu terekam jelas dimatanya.

Suara-suara bising tak terdengar sama sekali. Hening. Shin Hye masih terduduk dalam kebisuan. Saat polisi dan ambulan datang, dia tetap dalam keadaan yang sama. Tak mendengar apapun. Gelap.

Seol Hyun yang sudah sadar dan Tn. Seo di bawa oleh mobil polisi. Tn. Jung dan keluarga dibawa oleh ambulan.

"Agashi? Kau kenapa?" Salah satu petugas ambulan menghampiri Shin Hye. "Agashi?" Saat petugas mencoba menyentuh Shin Hye, Shin Hye menepis tangan petugas itu.

"Jangan menyentuhku!" Dia menutup telinga lalu berteriak histeris. Menangis. Meraung kesakitan. "Aku mohon pergi! Jangan menyentuhku!" Petugas itu kebingungan dengan sikap Shin Hye.

Jong Suk datang dengan berlari. "Shin!" Tanpa basa basi Jong Suk memeluk Shin Hye. "Gwenchana. Nan Yoghisoe. Jangan takut, Shin." Shin Hye yang berteriak perlahan tenang. "Mohon maaf, ahjussi. Dia punya trauma dengan darah."

"Apa tidak dibawa kerumah sakit saja?"

"Aniyo. Aku akan membawanya pulang. Terima kasih atas perhatian ajusshi."

"Kalau begitu aku harus pergi sekarang."

"Ne, Hati-hati." Dilihatnya Shin Hye sudah tidak sadar. Ditutupnya tubuh Shin Hye dengan jasnya lalu dia gendong dan membawa Shin Hye pulang.

🍃🍃🍃

"Ugh..." Kyung Sang memijit pelipisnya. Pusing sangat. Perlahan dia bangun. Meraih air putih lalu meminumnya. Baru dia sadar bahwa ada tangan seseorang memeluknya. Spontan dia berbalik lalu melihat siapa yang tidur disampingnya. "Yoo Na?"

Dilihatnya lagi, benar bahwa itu adalah sekretarisnya. Dia tidak memakai sehelai kain pun selain selimut yang sama yang dia pakai bersama. Begitupun dirinya yang sama-sama tidak memakai apapun. "Astaga... Apa yang telah kulakukan?"

Yoo Na menggeliat semakin mengeratkan pelukannya. Dengan kasar Kyun Sang melepaskan pelukan Yoo Na. Yoo Na yang terkejut spontan terbangun. "Sajangnim."

"Berani sekali kau! Mulai besok kau tidak perlu datang ke kantorku dan surat pengunduran dirimu harus sudah ada di mejaku hari ini! Paham?" Dengan nada dingin dan tatapan dingin, Kyun Sang meninggalkan Yoo Na.

Yoo Na diam tertunduk. Tangannya mencengkram kuat selimut ditangannya. "Aku tidak akan berhenti begitu saja!" Dengan penuh tekat Yoo Na memandang pintu yang tertutup rapat. Seringai mengerikan tergambar jelas diwajahnya.

TBC...

Don't Say Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang