Part 13. When I See You

624 99 2
                                    

Mimpikah?
Jika memang ini mimpi,
Aku tidak ingin bangun
Ini terlalu indah untuk menjadi kenyataan

~shinhye~

🍃🍃🍃

Shin Hye pov

Aku merasa tidak pernah senyenyak ini dalam tidur. Aku merasakan hangat dan nyaman hingga enggan untuk bangun. Namun aku mendengar dengkuran halus yang membuatku terpaksa membuka mata. Mataku terbuka sempurna saat aku melihat Yong Hwa tidur di sampingku? Disampingku? Dan? Oh God... Aku memeluknya? Aku?

"Kyaaaa..." Spontan saja aku menendang Yong Hwa hingga dia jatuh dari ranjang.

Bruuukkk...

"Akh... " Rintihannya. Aku mengambil seluruh selimut dan menutupnya Le seluruh tubuhku.

"A-apa yang kau lakukan?!" Teriakku. Dia bangun dari bawah degan menggosok-gosok pinggangnya dan meringis.

"Apa maksudmu? Kau harusnya berterima kasih. Jika bukan karena aku, tubuhmu pasti sudah pegal-pegal karena tidur di sofa. Dasar... Sakit sekali... Akh..." Rintihnya lagi.

"O-oh..." Aku diam sejenak. Lalu mengangkat kepala dan memandangnya. "Apa yang kau lakukan padaku? Kau tidak melakukan hal-hal yang aneh kan?" Selidikku sambil menunjuknya.

"Kau ini... Lihat tubuhmu... Apa yang terlepas? Salahmu sendiri kenapa memakai piyama yang..." Dia menghentikan kalimatnya. "Ehem... Seksi begitu... " Lanjutnya pelan sambil menunduk lalu berpaling. "Ngomong-ngomong, Terima kasih sudah merawatku kemarin. Terima kasih juga sudah mendengar penjelasan ku. Aku akan segera pergi dari sini." Mulai melangkah keluar.

"H-hei... Ka-kau mau menemaniku serapan?" Dia berhenti di ambang pintu kamar. Lalu berbalik. Hening sejenak.

"Ehm... Apa boleh?" Tanyanya sambil memegang tengkuknya.

"Ya... Kalau kau tidak mau tak apa. Kau boleh pergi sekarang. Tapi jika kau mau, lebih baik kau mandi sekarang. Aku akan masak untuk sarapan."

"Eoh..." Seperti baru saja di charge, wajahnya kembali cerah. "Dimana handuk dan kamar mandinya?" Aku menunjuk handuk yang tergantung di balik pintu.

"Kau bisa menggunakan kamar mandi di dekat dapur."

"Eoh... " Setelah mengambil handuk dia berlari keluar.

"Semangat sekali... " Merasa yakin dia sudah lenyap. Aku segera meloncat menuju kamar mandi. Mencuci muka. Mengeringkannya. Mengambil BB crim dan liptint. Mengikat rambutku. Ganti baju. Lalu keluar.

Dengan kaos putih polos dan celana jeans pendek di atas lutut. Aku berjalan ke kulkas. Mengeluarkan bahan dan mulai memasak. Saat hampir matang, dia keluar dari kamar mandi. Dia tidak pernah berubah, selalu lama di dalam kamar mandi. Entah apa yang dia lakukan di dalam sana. Aku hanya meliriknya. Masih mengenakan kemeja tadi. Lusuh memang. Tapi apa boleh buat. Aku tidak punya pakaian pria di apartemen ku.

"Sudah matang?" Tanyanya sambil menggosokkan handuk pada rambutnya. Aku menelan saliva memandangnya tanpa berkedip. "Hei? Shin?"

"Eoh?"

"Kau kenapa?"

"Ani... Wae?"

"Aku tanya apa sudah matang?"

Don't Say Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang