Trauma

841 102 10
                                    

Vote n Comment..?

Sungjin menatap daerah luar dari jendela kamarnya dengan buku-buku pelajaran di tangannya.

Dia menghela nafasnya.
Ini masih pukul 3 sore dan dia sudah sangat-sangat bosan.
Ayahnya masih pulang sore.

Homeschoolingnya sudah dimulai mulai hari ini dan sudah selesai dari jam 1 tadi.
Dari buku komik, cerita, dan segala buku pelajaran yang ada disini sudah dia baca.

Hp? Gadget?

Gausah ditanya.
Ayah Sungjin tidak memperbolehkan Sungjin bermain hp lagi, menghindarinya terkena Bullyan lagi.

Semua dilakukan ayahnya menghindari Sungjin dari depresi dan self-harm.
Semua benda-benda tajam yang ada di rumah disembunyikan dari jangkauan Sungjin.

Dia sendiri di rumah.
Dia bosan. Benar-benar bosan.

Sungjin mencampakkan tubuhnya ke kasurnya, terlelap.

●●●
"Sungjinn hyung! Hosh, Hosh! Kamu mau kemana?" Tanya adiknya itu yang kelelahan mengejar Sungjin yang berlari-lari.

"Kamu ngapain ikut ikut! Udah, hush hush sana balik, Junhyeok!!" Kata Sungjin, bocah umur 12 tahun yang mendorong adiknya itu, Junhyeok untuk kembali.

"Ngga mauu," Kata Junhyeok sambil memajukan bibirnya.

"Nanti kalau kamu ga balik yang jagain kak Suzy dan Woojin siapa!" Ucap Sungjin yang bertahan agar adiknya ini tidak mengikutinya untuk sekali ini saja.

"Kak Suzy kan udah gede!! Dia bisa jagain Woojin! Aku ikutt hyungg. Lagian hyung mau kemanasihh?" Rengek Junhyeok.

"Mau kesana!" Tunjuk Sungjin di sebuah rumah yang terkenal menyeramkan.

Junhyeok menelan ludahnya.

"Hyung serius mau kesana..? Itu rumahnya seramm!!" Kata Junhyeok yang perlahan mulai berjalan mundur.

"Makanya kamu pulang aja kalau gaberani!" Kata Sungjin.

"Aku nungguin hyung di sini aja!"

"Yaudah. Tunggu aku 10 menit ya disini! aku mau buktiin kalau rumah ini gaada orang jahatnya yang kaya dibilang sama temen-teman aku. Nanti aku balik 10 menit!" Kata Sungjin lalu pergi masuk ke dalam rumah itu.

Junhyeok ragu namun tetap menunggu beberapa meter dari rumah itu, tidak berani mendekat.

Namun, Sudah 30 menit Sungjin tidak kunjung keluar.
Junhyeok panik dan berlari memanggil Kakaknya dan adiknya dari rumah mereka untuk melihat Sungjin.

Suzy, 14 tahun dan sebagai tertua disini langsung mengunci rumah karena saat itu ayah ibu mereka sedang berkerja. dan pergi bersama ke2 adiknya mencari Sungjin.

Namun, diperjalanan karena panik dan berlari-lari mereka malah ditabrak oleh sebuah truk besar.

Meninggal.

Ibu mereka memiliki penyakit jantung, yang saat itu seketika langsung melemas mendengar kabar itu, kritis.

Dan,

Meninggal juga.

"I-bu.. Kakak.. Junhyeok.. Woojin.. INI TIDAK LUCU!"

"HIKS KEMBALIKAN KAKAKKU! IBUKU! ADIK-ADIKKU!"

"Papa.. Papa.. sungjin janji ga nakal lagi.. tapi tolong kembalikan mereka, pa.. Hiks.."

Bagaimana dengan Sungjin? Sungjin saat itu diculik di rumah itu. Di dalam itu ada seorang pria psikopat yang hampir membunuhnya.

Sungjin baru ditemukan seminggu kemudian.

Saat dia ditemukan dengan trauma berat, ibu dan ke-3 saudaranya telah meninggal.

Kalian tahu itu betapa sakit dan hancurnya?

Saat kalian masih trauma dengan kejadian penculikan yang hampir membunuh kalian, dan anggota keluarga kalian meninggal.

"Dasar pembunuh sialan."

"Kau membunuh anakku dan cucuku! Bajingan cilik!"

"Sialan!"

"Kenapa tidak kau saja yang mati?!"

Kata-kata dari keluarga yang seperti itu tidak jarang Sungjin dengar.

Dan semua orang menyalahkan Sungjin.

Sungjin seorang anak kecil ber-usia 12 tahun itu, harus menahan ini semua.

●●●
"HAH.. HAH.. PAPAA!" Sungjin terbangun dari mimpi buruknya itu.

"Sungjin! Kamu kenapa?!" Papa Sungjin yang baru pulang kerja langsung memeluk sungjin saat mendengar teriakan itu.

"Hiks.. mimpi itu, ibu, Junhyeok, Kakak, Woojin. Pria psikopat itu pa.. Mimpi itu lagi pa.. Hiks.." Badan Sungjin semua bergetar, dia memeluk papanya erat dan keringat dingin keluar.

Ayah Sungjin langsung mengambil obat-obat Sungjin yang diberikan oleh psikiaternya dulu bila panick attack atau mimpi-mimpi seperti ini datang lagi.

Sungjin meminumnya cepat.

Menghela nafas dan menenangkan dirinya.

"Hah..Hah.. Pa itu mengerikan pa hiks." Sungjin mulai tenang tapi tangisnya tak kunjung usai.

Saat keaadaan seperti ini, ayahnya hanya bisa memeluk Sungjin erat.
Membantu menghilangkan trauma anaknya ini.

Sambil mengucapkan
"Gapapa Sungjin, gapapa.. ini papa.." berkali-kali di telinga Sungjin. Berharap anaknya itu segera tenang.


Piyows note:
Haloo!! Gimana gimana, panjang kan? wkwkwkkwwk:v
Akhirnya kebongkar juga kan kenapa Sungjin depresi berkepanjangan? :"

—Piyows note:Haloo!! Gimana gimana, panjang kan? wkwkwkkwwk:vAkhirnya kebongkar juga kan kenapa Sungjin depresi berkepanjangan? :"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^btw ini gemes bgt ampon
Makasih udah mau baca, ditunggu next chap, ehek. #PiyowsCans

Let Me Die; SungBri (Brian x Sungjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang