Bukan

828 103 1
                                    

Vote n Comment..?

"Sudah selesai?" Tanya Ayah Sungjin kepada anak pria nya yang sedang mengambil jaketnya.

"Em, sudah" Jawab Sungjin sambil berlari ke arah ayahnya yang sudah berada di mobil.

"Nanti disana santai aja, ya. Papa nemenin kamu dari luar." Ucap Ayahnya sambil menepuk kepala Sungjin.

Sungjin hanya bisa mengangguk.

●●●
"Woii, ngayal aja lu!" Lempar Jae kepada Brian sekaleng botol minuman.

"Apaan sih hyung" Kata Brian malas sambil menangkap kaleng itu.

"Sendiri aja lu sini" Balas Jae sambil duduk di sebelah Brian.

"Malas keluar kelas"

"Dih pemalas, lu bimbel jangan serius-serius amat. Santai aja udah, apalagi ini lagi istirahat"

"Yeu lo mah. sayang uang les lo anjir. Lo di bimbel belajar bener lah, fokus"

"Halah. Yakin lo fokus?" Tanya Jae dengan mata sinisnya.

"Hm" Brian sudah tau apa maksud Jae ini.

"Ah udahlah anjir jangan dipikirin" Kata Jae bodoamat.

"Iya tapi lo emang bener. Gue ga fokus sama sekali sejak dia pergi. Gue selalu mikirin dia disana baik-baik aja ga ya, di perlakuin baik ga ya. Gue mau ngehubungin susah, dia kaga boleh pegang hp. Atau apa gue ke Busan balik aja kali ya bentar?!" Ucap Brian semangat sambil memukul meja.

"Hah, anjir—uhuk. Serius lo?" Jae hampir tersedak mendengarnya.

"Yaiya. emang kenapa? gamungkin banget ya gue balik liburan bentar ke rumah gue? Yakan rumah gue disana juga"

"Ya bukan gitu anjir. Lo kan sekolah disini, orang tua lo mana ngasih lo bolos"

"Haduh, iya juga ya.." Brian menghela nafasnya lalu memukul kepalanya.

"Hmm" Jae tampak berpikir sambil membuka buka kalender di hpnya.

Alasan kangen ke orang tuanya, gabakal mempan sama ortu Brian yang bener-bener mentingin sekolah. Pasti nanti jawabannya;
"Halah, kangen bisa nanti waktu libur panjang! Tapi kalau sekolah gabisa!"

"Ah! Bri gue tau!!" Teriak Jae di telinga Brian.

"Apaan anjir?!" Brian kaget.

"3 minggu lagi kita kan ada program dari OSIS buat anak-anak OSIS pergi buat pelatihan kan slama sminggu yak?"

"Hmm" Angguk Brian malas.

"Yaudah! Lo gausah ikut anjir! Lo pake waktu lo itu seminggu buat balik ke Busan! Kan disitu lo emang harusnya kaga sekolah, jadi ya kaga ada bolos-bolosan. yagak?!" Kata Jae cemerlang.

"ANJIRR! PINTER BANGET HYUNG GUE!! Sip sip! Entar gue urus biar gue balik. Anjir dah gue kangen banget sama Sungjin-hyungg!" Brian tersenyum dengan sangat-sangat cerah sambil memukul punggung Jae.

"Uhuk! si anjing" Kata Jae dengan minumannya yang sudah tumpah karena punggungnya yang dipukul Brian saat dia minum.

Tapi,
Yaaa setidaknya Jae bisa melihat temannya itu tersenyum kembali, seperti dulu.

●●●
"Sudah konsultasinya?" Tanya Ayah Sungjin saat Sungjin keluar dari sebuah ruangan psikiater pribadi Sungjin.

"Hm" Angguk Sungjin.

"Ok, papa yang masuk ya. Kamu tunggu di kursi situ"

Sungjin duduk dengan malas di kursi tunggu dengan jaket tebalnya.
Mengamati lukisan-lukisan abstrak di dinding-dinding tempat ini.

Sungjin menghela nafasnya,
tidak menyangka dia harus kembali lagi kesini untuk mengatasi depresi dan trauma akan mimpi-mimpi buruknya.

Dia pikir, dia sudah sembuh. Ternyata belum.

Semua semakin berat setelah dia kembali kesini.
Dia tidak punya teman lagi disini. Apalagi kembali ke rumah yang mengingatkannya akan rasa bersalahnya.

Sungjin menghela nafas nya berat entah untuk keberapa kalinya lalu melihat ke ruangan yang sekarang sang ayah sedang berbicara dengan sang psikiaternya.

Mungkin mereka sedang berbicara tentang perkembangan Sungjin atau mengambil obat-obatnya.

Sungjin menunduk. Mengacak-acak kasar rambutnya lalu meringis.

Tinggal disini, membuatnya semakin merasa bersalah.
Tinggal disini, membuatnya semakin merasa kesepian.

Ini bukan rumahnya.


Piyows note:
Halo:D kangen ga sama saya? kangen dong kangen:D

Let Me Die; SungBri (Brian x Sungjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang