Ingin

802 101 22
                                    

Vote n Comment..?

Brian mengelus rambut Sungjin yang telah tertidur di pelukannya.
Sungjin menangis banyak setelah bercerita, matanya menjadi berat dan mengantuk.
Dia tertidur setelah menceritakan semuanya, tidak biasa dia tidur dengan mudah, mungkin karena sekarang dia telah lega.

Brian menatap sosok orang yang paling ia sayangi dan ia rindukan selama beberapa bulan ini.
Orang yang senyumnya menjadi alasan senyum Brian dan tangisnya menjadi kelemahan-nya.

"Sabar ya hyung. Nanti aku usahain ngomong ke papa," Brian mengelus-elus rambut Sungjin mengingat apa yang tadi keluar dari mulut Sungjin.

"Bri.. aku mau pulang hiks..," Isak Sungjin.

"Hyung udah pulang," Brian mengelus-elus punggung Sungjin, berusaha menenangkan.

"Bukan pulang kesini! Bawa aku pulang.. Pulang sama kalian, sama Jae-hyung, sama Wonpil, sama Dowoon, sama kamu... hiks,"

"Papa gabakal bolehin hyung.."

"Kamu bantu ngomong ke papa.. Papa cuman percaya sama kamu Bri! Papa gapernah percaya sama aku huaa," Tangis Sungjin menjadi-jadi. Dia tau ayahnya sangat posesif padanya.

Brian mengeratkan pelukannya.
"Iya hyung. Nanti aku bicara ke papa ya.."

Brian menghela nafasnya panjang.
Dia harap, Tuan Park mengerti dengan perasaan anak yang sekarang telah menjadi anak satu-satunya itu.

"Wah wah, manisnya."

Seorang pria bertubuh tidak terlalu tinggi turun dari kamarnya, ntah apa niatnya Brian tidak tau.

"Apa? Aku tidak ada urusan denganmu, Wang Jackson." Brian berusaha berkata pelan, agar tidak menganggu pria yang di dalam dekapannya.

"Hei, santai. Gue datang cuman mau ambil minum. Kenapasi lo pada sensi banget sama gue?" Dia mendengus, mengambil minum lalu duduk di depan Brian.

Brian tidak memperdulikan. Dia masih memikirkan bagaimana berbicara dengan tuan Park nanti.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Jackson.

"Bukan urusan lo,"

"Kalem. Gue cuman nanya. Ya manatau gue bisa bantu."

Brian tetap diam saja dan memejamkan matanya.
Membantu katanya? Apa yang bisa dibantu pria ini mengenai Tuan Park?

Brian berpikir panjang.
"Ah! Iya! Gue perlu bantuan lo,"

"Apa?"

"Bantu gue bicara sama papa bisa? em, maksud gue bokapnya Sungjin." Ah,Brian terbiasa memanggil ayah Sungjin dengan sebutan papa juga.

"Bisa sih bisa. Tapi dia lagi meeting sama anak perusahaan, bakal sampe malam. Kalo mau ngomong ya maleman,"

"Yah, gue takut malem gue kaga bisa,"

Jackson berpikir bagaimana agar Pria Kang ini dapat berbicara dengan Tuan Park.

"Oh! gue tau, gue bisa suruh bokap gue yang nelfon biar kita dikasi waktu bentar buat ngomong sama dia di perusahaan."

"Nah! Yauda telfon bokap lo sekarang!" Mata Brian bersinar.

"tapi ada syaratnya," Kata Jackson dengan mata liciknya.

"Aish, apaan anjir"

"Lo gaboleh berburuk sangka sama gue lagi dan gue mau gabung sama lo dan Sungjin,"

Brian sedikit berpikir dan menimbang-nimbang.

"Ya, ya. terserah lo udah, lakuin sekarang." Brian mengacak-acak rambutnya. Dia tidak punya waktu banyak.


Piyows note:

untuk melestarikan sungjin!bot:

untuk melestarikan sungjin!bot:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

publish tida?:>

Let Me Die; SungBri (Brian x Sungjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang