"Kamu tahu, kenapa ini semua bisa terjadi sama kamu...? Karna kamu orang yang tepat untuk dijadikan umpan dan juga gampang loh bunuh kamu. Saya bisa ajah langsung bunuh kamu, mengoyak badan kamu. Persis seperti yang kamu tonton setiap malam di situs kami. tapi kesannya kalo saya langsung bunuh kamu kurang seru. Saya mau mandang wajah kamu dulu sambil ngemil, kayanya lebih seru...
Dan saya melakukan semuanya dengan sangat perlahan....
Karna kamu ini spesial, makanya saya bunuh kamu juga dengan cara yang spesial. Kamu tahu alasannya...? Ya biar di neraka nanti, kamu bisa jadiin ini kenangan yang paling berkesan. Aku baik kan...?"
"Kamu ini penderita penyakit mental berbahaya. Kamu fikir saya gak tahu kalo kamu ini tiada absen menonton situs terlarang...? Tapi hebatnya kamu kuat melampiskan semuanya pada tubuhmu sendiri. Kalo saya sih, jujur ajah. Saya gak bisa. Dan buat hari ini.... maaf ya kamu jadi pelampiasan saya. Yahh, meskipun sebenernya saya gak salah. Tapi dimata saya, kamu yang salah...."
"Berapapun gaya yang kamu mau, saya pastikan mencetaknya dalam keadaan yang bagus. Nanti akan kami sebar pada situs terlarang. Kita lihat siapa korban selanjutnya. Ngomong-ngomong biaya untuk mengambil gayanya kamu bisa membayarnya dengan nyawa. Murah kan...? Jadi kamu gak perlu nguras dompet. Soalnya saya ngertiin kamu, kamu kan dari keluarga gak mampu. Eh tapi sama sih, saya juga...."
"Sayangnya disini bukan hanya kamu yang jadi korban. Ayahmu juga, sayang sih... tua bangka itu sudah melihat wajah kita. Bagaimana kita bisa membiarkan hama berkeliaran? Sementara kamu tahu, hama itu pengganggu dan harus segera dibasmi. Saya betul kan...? Waktu sekolah dasar saya diajarkan begitu soalnya. Katanya Hama itu harus dibasmi, sebagai murid yang baik, ya saya menerapkan itu sekarang...."
"Saya suka sama ekspresi kamu..."
"Ohh ya, kamu gak perlu khawatir. Akun kamu sudah saya blokir berserta seluruh History yang kamu cari setiap malamnya. Tapi, sayangnya saya telat bertindak. Jadi ada kemungkinan besar mereka sudah tahu kamu siapa sebenarnya. Tapi gak masalah kok, kamu kan sebentar lagi mau istirahat selamanya. Harusnya kamu makasih sama kita. Karna kita sudah menghentikan penderitaanmu selamanya..."
"Kirim balasan pada kami ya ketika kamu sudah sampai di neraka. Apa ada kata-kata terakhir...?"
.
.| A Thousand Eyes |
.
.Seungmin masih berjalan tergesa-gesa. Deru nafasnya yang tak beraturan terlebih kala beberapa anak tangga harus ia pijaki demi mencapai lantai tiga tempat ruang Tim-nya berada. Karna terlalu terburu-buru tanpa sengaja ia menabrak seseorang hingga menjatuhkan seluruh berkas yang tengah dibawanya. Tampak pria tersebut terburu-buru mememunguti lembaran berkasnya.
"Aduh, maaf ya. Aku lagi buru-buru soalnya..." Seungmin membungkukan badan seraya membantu pria dihadapannya ini memunguti lembaran berkas yang dibawa pria tersebut.
Mata tajamnya memperhatikan tubuh pria tersebut. ID-Card yang menggantung pada leher si pria menunjukan bahwa ia juga seorang detektif disini. Hanya saja berbeda penanganan dengan dirinya.
"Ehh... gak apa-apa kok, aku juga tadi gak liat jalan. Lagi buru-buru juga mau kasih berkas laporan. Tapi kok aku gak pernah liat kamu disini sebelumnya ya..?" katanya seraya mengerutkan dahi dengan merapihkan beberapa berkas yang baru saja Seungmin beri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Eyes- StrayKids ✔
Mystery / ThrillerSelicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan. Warning ⚠ ⚠ bahasa semi baku ⚠ beberapa part mengandung kekerasan fisik...