Puzzle Of The Past

4.4K 696 328
                                    

Seseorang yang sedang mengamati dalam keheningan pada sebuah layar persegi berkali-kali meneguk ludahnya sendiri. Keringat yang berasal dari pori-pori terbuka bercucuran memenuhi baju yang ia pakai. Nafasnya ter-engah-engah lantas kemudian ia meraih tissu dan menyeka bulir bening yang turun dari pelipisnya. Matanya hanya fokus pada layar dan layar meski sesekali reaksi tubuhnya perlahan keluar. Secarik senyum tipis keluar disela jemari yang ia tautkan demi menahan sebuah hasrat yang sudah sekian lama ia tinggalkan...

"Akhhh...." ringisnya tatkala dengan sengaja ia biarkan goresan pada betisnya hingga menimbulkan luka dalam yang cukup panjang.

.
.

| A Thousand Eyes |

.
.
.

"Kerennya lepas kita masuk kerumah itu, dimana  mayat Sojung sama Ayahnya sudah terbunuh dengan sadis, aku berharap dalam hati semoga walkie talkienya nyala. Aku bilang dalam hati gini 'Aku perintahkan kamu untuk nyala...!' Ehhh.... beneran walkie talkienya langsung nyala" tutur Jisung pada anggota timnya dengan ekspresi takjub yang padahal anggota lain menatapnya dengan jengah.

Saat ini mereka kini kembali kedalam ruangan untuk membahas sesuai laporan dari masing-masing bagian yang sudah Chan tetapkan hari ini. Sembari menunggu hasil laporan dari Tim Forensik, jika semuanya sudah jelas. Mereka akan langsung turun tangan.

"Apanya yang keren sih sung...?" Tanya Felix menautkan alisnya.

"Lah keren lah, walkie talkienya nyala pas aku suruh dia nyala"

"Itu bukan keren bodoh...!" Sunggut Jeongin sedikit mengeluarkan decihan kecil. Bagaimana bisa matinya walkie talkie mereka yang secara mendadak dan menyebabkan kontroversi saat turun lapangan dan menyala tiba-tiba saat jasad sudah ditemukan. Apanya yang keren...?

"Lah bener dong keren, orang sebelumnya walkie talkie kita bertiga itu mati dan gak nyala. Pas kita temuin mayatnya Sojung sama Ayahnya walkie talkienya nyala sendiri. Ya keren lahh...!" Balas Jisung tak ingin kalah.

"Terserah....!"

Disisi lain Seungmin mengerutkan dahinya dari cerita konyol si tupai jadi-jadian itu. Walkie talkienya menyala saat mereka menemukan mayat Sojung dan Ayahnya didalam rumah tersebut. Sesaat Seungmin membelakakan matanya terkejut akan pemikiran yang terlintas dalam benaknya sendiri.

"Ada kemungkinan saat kalian masuk kedalam rumah itu, pelaku baru saja meninggalkan tempat kejadian" Seungmin tiba-tiba membuka percakapan pada topik yang lebih serius. Masing-masing dari mereka kini terdiam dengan batin yang terus beradu argumen seputar kejadian malam ini.

"Ahh, majja...! Seungmin benar. Tapi ada kemungkinan lain antara mereka yang baru meninggalkan tempat kejadian atau mereka mengawasi kalian dari jauh. Dan saat kalian sampai walkie talkie tersebut kembali diaktifkan sistem fungsinya. Tapi, saat kalian sampai disana kira-kira kalian bisa tidak menebak berapa lama korban ditinggalkan...?" Tanya Chan pada Jisung, Woojin dan Minho.

"Ada jejak air mata dikelopak matanya, air mata bisa membekas dalam waktu lima belas menit. Ada kemungkinan korban ditinggalkan baru berjalan sepuluh atau lima belas menit yang lalu. Itu artinya kita tiba setelah pembunuhan terjadi lima belas menit yang lalu. Ahh, bukannya mereka mengadakan live disitus terlarang itu. Apa namanya, ahh... Red Rooms?" Tutur Minho dengan pandangan mengarah pada Hyunjin yang masih fokus pada komputernya.

"Majja-majja...! Vidio berdurasi tiga puluh menit ini berlangsung sekitar dua jam empat puluh lima menit yang lalu. Pass dengan penuturan Minho hyung...!" Jawab Hyunjin yang menyembulkan kepalanya dibalik komputer miliknya.

A Thousand Eyes- StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang