Selicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan. Kami membuat sejarah itu ada...
-A Thusand Eyes-
.
.
.Felix terduduk lemas didepan ruangan unit gawat darurat. Diperjalanan kala menuju rumah sakit, Felix terasa manusia tanpa nyawa dimana tak dapat berkata namun air mata yang menjelaskan segala perasaannya.
Saat itu, nafas Changbin kembali berhembus pelan. Satu petugas berteriak yang kembali membuat Felix cepat-cepat menghapus jejak air matanya. Dilihatnya wajah yang pucat pasi itu kini telah bersih akan darah yang sudah dibersihkan, Felix berteriak heboh dan berkata pada pengemufi untuk melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
"Hyung, aku tahu kau itu kuat sepertu baja. Kau sendiri waktu itu pernah bilang padaku kan?" Tanya Felix tepat pada telinga kiri Changbin yang berbisik.
Rumah sakit saat itu, sudah ricuh dan ramai bagai lautan manusia. Berbagai media dari sumber berita di korea selatan berkumpul meminta keterangan yang jelas, Felix membenci ini. Tak tahu kah mereka jikalau deru perih ini masih mendera? Dan mereka bertanya seputar gugurnya Changbin yang belum jelas sudah tersebar luas keberbagai berita.
Dibantu beberapa unit bantuan, Felix berhasil membawa Changbin yang kritis masuk kedalam gawat darurat. Lantas tiada yang ia lakukan selain menunggu dengan perasaan yang tidak menentu. Antara bersyukur atau memilih menyalahkan takdir?
"Hhh... gimana kabar Chan hyung?" Tanyanya menatap lurus dinding rumah sakit.
"Hancur..."
Felix spontan menoleh, dan terdapat Chan yang kini berjalan mendekat dengan dua polisi dibelakangnya. Kedua tangan Chan ia sembunyikan dibelakang tubuhnya, lekuk wajahnya disembunyikan dengan dua mata yang sembab seperti habis menangis.
"Hyung...." gumam Felix yang kebingungan. Kala langkah Chan berhenti, Felix menghampiri, merasa janggal maka ia dengan paksa memutar balik tubuh Chan sedikit kasar.
"Hyung....?!" Sentak Felix terkejut tatkala dua tangan Chan telah terbelenggu oleh rantai.
Tangis Chan membuncah kemudian...
"Maaf...."
"Kenapa hyung? Apa terjadi sesuatu....?" Felix bertanya, Chan tidak menjawab. Ia hanya menundukan kepalanya dan menangis.
"Chan sajangnim, telah membunuh pelaku..."jawab salah satu polisi tersebut mewakili jawaban Chan. Felix refleks mundur, menatap Chan yang kini hanya mengglengkan kepalanya.
"Hyung...? Kenapa...?"
"Nggak Felix, aku begini ada sebab. Dia, dia bilang dia membunuh Changbin. A-aku emosi Felix, aku hilaf hiks...."
"Tapi Changbin hyung gak gugur hyung..." balas Felix lemas yang seketika membuat Chan menghentikan isaknya, menatap Felix meminta kejelasan.
"Taeyong memang membunuh Changbin hyung, nafasnya berhenti, wajahnya penuh darah, mulutnya mengeluarkan busa. Tapi.... diperjalanan Changbin hyung kembali bernafas" tutur Felix.
"Hyung tahu, polisi...
"Setidaknya, negara aman bukan?" Potong Chan menatap Felix putus asa.
"Aku bakal bantuin Hyung, keluar dari belenggu ini... aku janji" lirih Felix kemudian. Chan tak menjawab, ia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Eyes- StrayKids ✔
Mystery / ThrillerSelicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan. Warning ⚠ ⚠ bahasa semi baku ⚠ beberapa part mengandung kekerasan fisik...