One Is Missing

4K 573 121
                                    

Selicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan.

-A Thousand Eyes-

.
.
.

Changbin menguap berkali-kali menahan kantuk yang menyerang, dilihatnya kembali pada jendela luar dimana banyak polisi berjaga didepan. Peraduan bunyi pendeteksi jantung berdendang dalam ruangan, ia tolehkan kepala dan ada Felix yang terlelap disamping tempat tidur Jisung dan menggenggam tangan terinfus tersebut.

"Anak itu, Jisung sehat diajak tempur. Jisung sekarat, baru dramatis..." Cibir Changbin pelan dan mengalihkan eksistensinya pada Chan yang baru saja datang setelah memberikan arahan pada unit polisi bantuan diluar yang sedang berjaga.

"Kenapa gak tidur?" Chan bertanya dan menyesap kafein miliknya.

"Hyung sendiri?" Tanya Changbin dikala Chan membuka laptop miliknya dan mulai lagi mengerjakan laporan harian.

"Kau tau tentu, masih ada laporan harian yang belum aku kirim pada komesaris" jawab Chan dan Changbin berdecih tatakala nama itu disebutkan.

"Lama-lama aku benci juga dia, disaat banyak yang tumbang tidak bisakah dia ber-empati sedikit pada kita? Bahkan disaat seperti ini juga, dia masih menagih laporan? Dimana belas kasihnya coba"

Chan tidak menjawab, perkataan Changbin memang benar, komesaris Bae sejak dulu memang tak pernah sekalipun perduli pada anggotanya. Disaat mereka terluka dan menjadi langganan rumah sakitpun ia tak pernah perduli, bahkan disaat tim kesayangannya dimana ketuanya adalah dalang dari pembunuhan ini, ia tetap bersikap tidak mengacuh pada timnya yang berjasa menangkap si biang onar. Masalahnya, bukan pembalasan jasa yang Chan inginkan. Tapi Chan ingin dimengerti dan dianggap oleh para petinggi kepolisian. Tak apa jika dirinya tak dianggap, minimal anggotanya tidak selalu dipandang sebelah mata.

"Buktikan padanya kalau kita tim yang mampu Changbin" Chan menoleh setelah beberapa saat termenung.

"Selama ini apa? Sudah berapa kasus yang kita selesaikan? Apakah pernah ia sekali mengapresiasi tim kita? Apakah harus menunggu ada yang benar-benar gugur baru ia perduli?" Changbin emosi lalu bangkit dari duduknya dan hendak berjalan keluar.

"Mau kemana..?" Chan bertanya tegas, langkah Changbin pun terhenti. Ada helaan nafas yang Chan dengar dirungunya, Changbin menoleh kemudian "Mencari ketenangan sejenak" ucapnya dan kembali melanjutkan langkah.

"Tidak, diam disitu...!" Perintah Chan ketika Changbin sudah akan mendorong pintu luar.

"Tolong, mereka sudah dan jangan kau ganjilkan seluruhnya..." tunjuk Chan pada enam rekannya yang terbujur diranjang rumah sakit. Changbin mafhum apa yang Chan maksud.

"Aku pergi masih dalam jangkauan polisi tambahan hyung, jangan khawatir. Aku hanya butuh ketenangan. Satu jam lagi sebelum subuh, aku balik...." pintanya yang mau tak mau Chan mengangguk pelan.

"Kau tak ingin anak itu bertambah sendu kan? Maka kembali" Chan menunjuk pada Felix yang terlelap dengan air mata mengering sembari menggenggam lengan Jisung. Changbin terkekeh pelan.

"Dianya saja yang berlebihan hyung, yasudah aku keluar sebentar..." ucapnya terakhir kali dan hilang termakan pintu. Gusaran nafas Chan hembuskan merasa cemas berlebih, Chan bertambah tidak tenang dan memilih termenung ketimbang menyelesaikan laporan tambahan.

A Thousand Eyes- StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang