Mari kita mulai permainan ini....!
Harusnya kamu paham, dunia ini hanyalah kedok bagi setiap orang yang memiliki masalah.
Dunia hanyalah topeng belaka yang harusnya kamu pahami kalau masih ada hal yang harus kamu ketahui dibalik layarnya-Unknown...?-
.
.
.Jisung, Felix dan Chan baru saja tiba setelah Woojin, Hyunjin dan Changbin yang sudah lebih dulu tiba ditempat kejadian. Gedung tua terbengkalai yang sejatinya sunyi dan sepi kini telah dipenuhi oleh enam Detektif dan Polisi lain serta Tim Forensik yang juga ikut langsung turun lapangan.
Sementara itu. Seungmin, Minho dan Jeongin tengah memeriksa Flashdisk yang tertinggal dimeja kayu tua tempat dimana Haechan ditemukan tewas secara sadis. Sepasang mata mereka melotot lebar tatkala Flashdisk tersebut berisikan satu vidio detik-detik Haechan terbunuh.
"Berarti benar pelakunya ada tiga" Jeongin bergumam seraya mengusap dagunya mencoba memperhatikan gerak gerik dari tiga pelaku pada layar laptop dimana satu diantara mereka tengah menyiksa Haechan dengan brutal.
"Stop-stop....! Kembali pada menit sebelumnya" Seungmin berseru. Minho yang sedang menggerakan kursorpun mengikuti perintah Seungmin.
Mata tajam Seungmin memicing menatap layar dimana seseorang berjubah hitam panjang lengkap dengan tudung dan topeng serta kamera. Orang tersebut hanya tertangkap lensa sekilas karna sibuk dengan kameranya yang memotrait kejadian. Tapi, Seungmin merasa tak asing. Entah karna apa...
"Pelaku pertama yang membunuh, pelaku kedua ini aku yakin hacker dan yang ketiga mengambil gambar" simpul Seungmin setelah mengamati vidio berdurasi cukup panjang tersebut.
"Tapi motif mereka apa meninggalkan Flashdisk disini...? Coba kalian fikir, ini pasti disengaja. Gak mungkin mereka meninggalkan barang bukti yang yang cukup kuat kalau tidak ada alasannya" ucap Minho tanpa mengalihkan pandangan dari layar persegi tersebut sambil menopang dagu memasang ekspresi wajah berfikir keras. Hal itu membuat Jeongin sekilas tertawa samar. Tumben Minho cekatan dalam menyimpulkan fikirnya.
"Sok-sok an mikir kamu Hyung, biasanya juga paling santai, tinggal nerima hasil terus jadi tim iya-iya ajah" celetuk Jeongin pada Minho.
"Nyindir kamu ceritanya..?" Minho menoleh.
"Enggak tuh. Kalo hyung ngerasa, ya berarti emang bener. Lagi pula aku kan bicara fakta"
"Sembarangan, aku diem-diem paling berjasa tau gak...?! Kalo aku gak ada, siapa yang benerin kaki mejanya Jisung si siluman Tupai itu? Siapa yang bakalan benerin pintu ruangan? Siapa yang bakalan sapu-sapu ruangan? Ngepel ruangan? Siapa yang bakalan beliin kalian sarapan? Kalo aku gak ada, kalian tuh gak bakalan liat seorang Minho aktor terkenal ini. Yang tampannya melambung tinggi ke angkasa luas melewati cakrawala menembus nebula diatas awan-awan yang bertebaran...
"Bacot...! Orang kaya kamu, gimana bisa lulus tes jadi polisi sih...?!" Jeongin berdecak.
"Ya bisalah, aku kan punya otak yang sejatinya digunakan untuk berfikir dan berimajinasi" Jawabnya.
"Udah-udah, debatnya tunda" celah Seungmin ketika Jeongin hendak mulai membalas ucapan Minho.
"Perasaan kita gak lagi debat tuh" Minho membalas dan kembali menopang dagu seraya menggerakan kursor kesana kemari.
"Debat Capres biasanya lebih seru" Jeongin menyahut.
"Kamu nonton....?!" Minho berseru dan Jeongin mengangguk.
"Sumpah, gregetan gak sih kamu...? Sumpah ya, aku tuh dukung...
"Kenapa jadi ngelantur gini sih...?! Kalian niat mecahin kasus atau mau gosip Capres?" Seungmin kembali menyela dan Minho memberikan cengiran khasnya sementara Jeongin hanya tersenyum sambil menggleng-gelengkan kepala merasa bahwa hanya dialah yang paling waras jika dibandingkan dengan Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Eyes- StrayKids ✔
Mystery / ThrillerSelicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan. Warning ⚠ ⚠ bahasa semi baku ⚠ beberapa part mengandung kekerasan fisik...