An Old Story 1

3.7K 591 227
                                    

"Permainan baru akan dimulai, pada dasarnya manusia mudah dipermainkan"

-Unknown...?-

.
.
.

"Mereka jelas berbahaya...!" Jisung menatap ketiganya dengan serius. Chan dan Woojin menautkan alisnya tidak mengerti, lantaran Jisung tiba-tiba berkata seperti itu setelah beberapa jam mereka saling berdiam dan sibuk akan tugas masing-masing.

"Hah...? Siapa yang bahaya?" Woojin bertanya.

"Lee Taeyong Sajangnim, Kim Younghoon dan satu lagi tidak bisa aku akses lebih dalam karna akan menimbulkan efek yang besar jika aku terus melacaknya. Dan satu lagi yang harus kalian tahu kalau, Hyunjin yang selama ini kita kenal juga berbahaya...." ungkap Jisung yang mana tengah menautkan jemarinya gelisah, pergerakannya sungguh membuat Chan pusing melihatnya.

"Sebenarnya aku takut melacaknya lebih dalam, karna semua kegiatanku ini pasti diketahui olehnya. Bisa jadi, nyawaku juga dalam bahaya hyung..." lirih Jisung yang semakin kalut.

Chan dan Woojin yang mendengar semakin dilanda kebingungan. Namun, sebisa mungkin Chan sebagai ketua menyembunyikannya. Senakal apapun Jisung, ia tetaplah anggotanya. Dan Bang Chan tidak akan pernah membiarkan satu anggotanya mengalami kejadian yang serupa seperti yang terjadi belakangan ini.

"Tenang-tenang, kita gak bakalan birain kamu kenapa-napa. Jadi, jelaskan dengan detail hasil dari lacakan kamu itu. Iya kan Chan..?" Woojin menoleh pada Chan.

"Iya, aku janji..." Chan mengangguk dan Jisung menghela nafas. Jisung selalu percaya pada Chan, setidaknya itu untuk menenangkan dirinya sekarang. Beberapa saat terdiam, Chan dan Woojin dengan sabar menunggu. Sementara Jisung masih mencoba menetralkan rasa takut yang melanda, sempat berfikir Woojin kalau ini adalah drama akal-akalan Jisung yang akan berakhir orang naik darah.

Tapi sayangnya Woojin sadar, Jisung memang sedang dalam bahaya.

"Oke. Enam tahun yang lalu, yang terjadi pada bulan September ada kejadian besar yang cukup meributkan kepolisian Seoul. Apa kalian berdua sama sekali tak mengingat itu?" Jisung menatap kedua pandangan hyung sekaligus rekan timnya dengan intens.

"Ahh iya-iya. Aku ingat waktu itu ada ribut-ribut dibagian tim pembunuhan" seru Woojin.

"Mungkin, aku lupa detailnya. Yang jelas bawahan tidak diperbolehkan ikut campur" ucap Chan. Lantaran waktu itu mereka masih menjadi Tim Cadangan, yang mana tidak memiliki wewenang kuasa dan berhak yang lebih. Lantas, ketika kejadian itu terjadi mereka tak berbuat apapun. Bahkan kasusnya saja mereka tak tahu.

"Saat itu terjadi kebakaran disalah satu mansion besar milik keluarga Hwang. Tepatnya keluarga Hyunjin..." Jisung kembali menghela nafas seolah berat menceritakan hasil observasinya.

"Pemadam kebakaran datang setelah Api itu melahap seluruh bangunan begitupun Hyunjin yang baru pulang dari sekolah dan terkejut ketika kediamannya sudah hancur. Ayah dan ibunya pun meninggal didalam mansion. Tapi, hari itu putra keluarga Hwang yaitu Hyunjin mengelak pernyataan Forensik kalau itu adalah murni kebakaran. Ia bilang, itu adalah aksi pembunuhan berantai lalu pembunuhnya memanipulasi kejadian. Alhasil para detektif dan forensikpun kembali membuka investigasi. Namun, hasilnya tetap sama dan kasuspun akhirnya di tutup. Yang aku tangkap dari berita disitus inil bahwa putra keluarga Hwang pernah berkata kalau pembunuh ibu dan ayahnya adalah Kim Somja dan Kim Younghoon, yang mana setelah aku lacak dia adalah Ayah dan Kakak laki-laki Kim Seungmin..." Jisung kembali menghela nafas dan Chan serta Woojin terkejut bukan main.

A Thousand Eyes- StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang