Tiga serangga ditambah satu, mari kita berpesta menusuk daging diatas bara api yang menyala. Ada sebuah neraka dibawah surga dunia, gelap tanpa penerangan kecuali bara api. Aku siap mengulur waktu, jika tindakan segera dirimu ambil....
-Unknown-
.
.
.BRAK...
Woojin berjengit terkejut lantaran pintu ruangan mereka terdobrak paksa dari luar, disanalah pria berkaca mata empat puluh tahun berdiri tegap dengan dua tangan ia taruh dipinggang. Amarah terlihat begitu kontras diwajahnya, Woojin menunduk takut meski Chan lebih terkesan mencoba menyembunyikan segalanya.
"BANG CHAN....!!" bentak pria tersebut dengan geraman yang begitu terdengar. Chan mengubah posisinya berdiri lemas, tatapan matanya hanya mengarah pada lantai ruangan.
"Maaf...." Chan menunduk hormat dengan segenap rasa bersalah bercampur gelisah, begitupun dengan Woojin yang ikut menunduk hormat.
"Saya akan mempertanggung jawabkan semuanya Sajangnim, saya berjanji membawa rekan tim saya kembali. Jika tidak...
"Jika tidak?" Potong komesaris Bae dengan amarah yang belum meredup diwajahnya. Bang Chan menghirup nafasnya dalam, ada rasa berat dalam jiwanya. Namun, segala macam kesusahan dan kesenangan telah ia lalui bersama timnya. Chan bukan tak ingin selalu melindungi masyarakat, meskipun kasus ini belum dipecahkan namun pada kasus sebelum-sebelumnya tim Chan-lah yang begitu berjasa. Chan tidak ingin egois, tapi kehilangan tim yang membuat ia mendorong untuk maju bukanlah hal yang mudah dilalui. Woojin yang terasa khawatir menoleh pada Chan.
"Maaf... jika rekan-rekan saya tidak kembali, saya mengundurkan diri" ada titik bening terjatuh dari kelopak matanya tatkala ia melepaskan Name Tag yang mengalung dilehernya selama beberapa tahun kebelakang.
"Chan..." Woojin bergumam tak percaya.
"Dan kamu mau melepas tanggung jawab begitu saja Bang Chan...?!" Komesaris Bae lebih emosi ketika mendapati jawaban yang tidak ia inginkan.
"Saya mafhum dengan keselamatan masyarakat, tapi saya dan mereka itu bukan hanya sekedar rekan kerja. Kami menyelesaikan berbagai kasus bersama-sama. Segala macam luka telah kami dapatkan, nyawa bahkan kami taruhkan saat kami turun lapangan. Tapi polisi tetaplah manusia, kami berhak untuk memiliki kehidupan yang tenang. Kami bukan tuhan yang harus tepat menyelamatkan korban. Lebih dari itu, kami berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan nyawa yang tidak bersalah. Saya dan mereka memang tim tapi lebih dari itu, Saya dan mereka ini keluarga. Dan diluar itu saya memahami nilai baik dan lebih berharga dari kata Tim. Saya berjanji untuk membawa rekan saya kembali, dan menuntaskan kasus ini hingga pembunuh itu berada dalam tempatnya. Jika satu rekan saya yang gugur dalam tugas, Mohon maaf.... saya mengundurkan diri" jelas Chan final dan Woojin membulatkan matanya tidak percaya atas untaian kalimat yang telah Chan lontarkan pada petinggi kepolisian. Chan yang selama ini ia kenal, Ambisius dan pantang menyerah telah pupus karna timnya yang hacur. Woojin mengerti, berada di posisi Chan memanglah sulit. Ia pun merasakannya, merasakan melihat hal yang berharga tiba-tiba direnggut secara paksa. Woojin hanya berharap, baik itu Jisung, Minho dan Jeongin dapat selamat dan kembali bersama mereka.
"Chann...?" Woojin kembali menoleh, kini kelopak matanya telah membendung lara.
"Aku serius Woojin..." gumam Chan menunduk membiarkan air matanya menetes tatkala mengingat ucapan ia pada Jisung kalau ia akan memastikan Jisung aman. Nyatanya Chan mengingkari janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Eyes- StrayKids ✔
Bí ẩn / Giật gânSelicik apapun kalian, kami punya insting kuat dengan seribu mata yang tak akan membuat kalian lolos begitu saja. Dan kami akan membuat sejarah baru dalam Negara Korea Selatan. Warning ⚠ ⚠ bahasa semi baku ⚠ beberapa part mengandung kekerasan fisik...