Puzzle Of The Past 4

3.8K 588 104
                                    

Manusia adalah jurang tanpa dasar.
Secara ilmiah, Manusia memang memiliki insting yang kuat jika ia berada dalam lintas bahaya.
Tapi sadarkah, jika aku hanya mengintaimu dari kejauhan...? Yang sayangnya, aku siap melepaskan senapan dari jarak yang tak terduga.

-Unknown 2-

.
.
.

Pagi itu Hyunjin datang kesekolah dengan wajah yang sembab akan air mata. Ia benar-benar ingin kabur dan pergi ketempat yang jauh sebisa mungkin yang ia bisa. Tapi sayangnya takdir tak mengizinkan ia untuk bebas laksana se ekor burung.

Ting...!

Hyunjin merogoh ponselnya tatkala mendapatkan pesan dari Sahabatnya. Sekilas senyum terukir dibibirnya. Hanya satu nama yang muncul dalam layar membuat ia merasa benar-benar tidak sendiri. Tidak lama dari itu ponselnya bergetar, menampilkan nama orang yang sama dalam layar. Sahabatnya menghubunginya, tanpa fikir panjang Hyunjin mengangkat panggilan tersebut dengan semangat. Berharap Sahabatnya sudah sampai disekolah dan mau mendengarkan segala keluh kesahnya.

'H-hyun, Hyunjin...?' Sapa yang disebrang sana dengan suara serak. Hyunjin mengerutkan dahinya dan berhenti berjalan, ia menolehkan kepala mencari tempat duduk dipinggir jalan agar tidak mengganggu proses komunikasi tak langsung itu.

'Hyunjin...?' Suaranya semakin serak dan ada isakan kecil disana. Hyunjin semakin mengerutkan dahi lalu duduk pada salah satu bangku panjang umum dipinggir jalan.

"Kamu kenapa...?" Hyunjin langsung bertanya pada intinya. Firasatnya mengatakan bahwa yang disana sedang dalam keadaan tak baik-baik saja.

'Ka-kamu sekolah...?' Yang ditanya malah bertanya balik. Membuat Hyunjin semakin merenggut dilanda rasa khawatir yang membuncah.

"Aku sekolah, sebenarnya kamu kenapa...?"  Hyunjin kembali bertanya. Yang disebrang tidak menjawab, hanya sesekali terdengar suara tarikan ingus yang membuat Hyunjin benar-benar dilanda khawatir.

"Seungmin? Kamu kenapasih...?" Hyunjin kembali bertanya.

'Aku titip absen hari ini ya, bilang kalau aku sakit'

"Loh kamu sakit...?! Sakit apa? Gak usah banyak pikiran kalo gitu. Kamu kecapean kali kemarin ngurus anak-anak LDKS, aku bilang apa dari awal kalo jadi OSIS tuh capek Min, ngeyel sih. Udah tau badan lemah jug-- loh kenapa ketawa?! Aku nasehatin tau..!!"  Seru Hyunjin tatkala mendengar suara tawa dari sebrang.

'Aku pusing doang, besok juga masuk kali. Lebay banget kamu'

"Sama ajah, ngomong-ngomong. Tadinya kalo kamu masuk, ada hal yang mau aku ceritain ke kamu"  cerita Hyunjin yang merubah ekspresinya menjadi sendu. Namun, beberapa saat ia berucap tak mendengar sekalipun suara atas respon ucapannya. Keningnya kembali berkerut.

"Seungmin...?"

'Ah, ya...?'

"Dengerkan tadi aku ngomong apa...?"

'I-iya, maaf ya Jin. Kalo baikan besok aku masuk. Maaf gak bisa denger keluh kesah kamu sekarang' ungkapnya. Hyunjin hanya menghela nafas dan menganggukkan kepalanya kalau ia baik-baik saja. Toh percuma saja, Seungmin hanya bisa mendengar helaan nafas Hyunjin.

"Yaudah, udah dulu ya. Aku tutup, nanti telat" ucapnya dan mendapat jawaban setuju dari sahabatnya. Hyunjinpun mematikan sambungan dan kembali melanjutkan perjalanan kesekolah dengan perasaan yang ada diambang ketidak jelasan.

A Thousand Eyes- StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang