56 'The Power Of Fans'

570 79 4
                                    

Juhyuk saat ini sepertinya benar-benar kesal. Apalagi setelah artikel lain muncul. Artikel kemarin saja baru dihapus. Dan hari ini malah muncul artikel lainnya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa." Tzuyu meletakan segelas teh dihadapan Juhyuk yang saat ini sibuk dengan laptopnya. Dia sedang mencoba melacak setiap artikel yang merilis berita-berita tentang Seokjin. "Oppa, dari kau datang kau belum makan. Kau harus makan dulu. Nanti Seyeon eonni bisa memarahiku jika kau sakit."

"Tzuyu, apa semuanya sudah tidur saat ini?" Tanya Juhyuk.

"Sepertinya begitu, ada apa?" Tanya Tzuyu. Juhyuk memberikan kode agar Tzuyu mendekat.

"Yang membagikan semua artikel ini tak lain adalah staf dari suatu agensi besar. Sepertinya dia tidak suka dengan kesuksesan yang BTS raih. Makanya dia melakukan semua ini. Dari data yang ku lacak, dia adalah Kim Ji-uk. Staf bagian IT di agensi YG."

"YG? kau yakin?" Tanya Tzuyu.

"Tapi ini rahasia kita saja. Aku tidak akan melaporkannya ke kantor polisi. Besok aku akan menemuinya. Saat ini agensi yang menjadi tempat kerjanya sedang terguling. Jadi aku tidak akan memperkeruhnya dengan melaporkannya ke polisi. Jika ada yang menanyakan soal pelakunya padamu, kau tidak perlu mengatakan namanya. Cukup kau bilang kalau kau sudah tahu orangnya tapi kau harus merahasiakannya." Jelas Juhyuk. "Dan jika ada media, jangan sampai kau menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Mengerti?"

♡♡♡

Seperti yang kemarin dibicarakan Juhyuk, saat ini dia berangkat untuk menemui Ji-uk yang merupakan pelaku dari semua kekacauan yang terjadi. Mulai dari comeback dibatalkan sampai kelangsungan BTS kedepannya yang terancam karena artikel yang tersebar. Dia tidak sendirian pergi kesana. Dia membawa polisi untuk berjaga-jaga.

Juhyuk mendapat alamat rumah Ji-uk dari kemampuannya melacak sebuah perangkat. Bisa dibilang, dia cukup ahli dalam urusan Hacking. Makanya Bang Sihyuk memperkerjakannya sebagai ahli IT di BigHit sebelum pada akhirnya dia ditunjuk menjadi manager tetap BTS.

Sementara, saat ini Tzuyu dan Jungkook sedang kejar-kejaran dengan media. Mereka sedang berbelanja kebutuhan dorm dan mereka lupa kalau saat ini masih menjadi incaran para pemburu kebenaran itu.

"Untung saja Jeongsan tidak ikut. Jadi kita bisa berlari tadi."

"Ah, kenapa media tidak pernah membuat hidup kita tenang?" Keluh Tzuyu. "Tidak bisa sehari saja, tidak mengejar seperti itu."

"Tuan, ini belanjaannya." Mereka ternyata bersembunyi dibawah meja kasir seperti biasanya. Karena tidak mungkin juga para wartawan itu mencari Tzuyu dan Jungkook ke meja kasir.

"Sekarang, kita harus pikirkan caranya agar bisa keluar dari sini." Jungkook mencoba memikirkan cara untuk bisa keluar dari sana dengan aman.

***

Ji-uk tertawa puas saat mendengar pertanyaan Juhyuk. "Kau tanya untuk apa aku melakukan itu? Persaingan dunia hiburan sangat keras. Jadi hak seperti itu sudah biasa."

"Tapi kau menyangkut keselamatan seorang anak kecil."

"Aku melakukan seperti ini bukan karena agensiku. Camkan itu! aku melakukan itu sebagai seorang fanboy. Aku tak terima saat Nayeon keluar dari grupnya. Untuk itu aku mulai memasang pelacak pada ponselnya. Dan saat aku tahu kalau dia sudah menikah, aku mulai mencari cara untuk membuat kehidupannya lebih bahagia dengan meminta Seokjin mengakuinya secara publik seperti yang dilakukan Jungkook."

"Begini, Hal itu tidak semudah yang kau pikirkan. Jika Seokjin melakukan hal itu, bisa saja fans yang lain tidak menyetejuinya. Kau mau Nayeon stres menghadapi komentar negatif dari K-netz."

"Aku hanya ingin dia bahagia." Kata Ji-uk. "Maaf karena aku sudah membuat banyak kekacauan. Kau bisa menahanku jika kau mau." Ji-uk saat ini sudah pasrah. Dia memang harus bertanggung jawab apalagi karena dia melibatkan nyawa Seokjin dan juga Seokmin.

Juhyuk tersenyum mendengar jawaban-jawaban dari Ji-uk. "Aku tidak akan menahanmu. Kau memang fans yang sangat luar biasa. Tapi caramu membahagiakan Nayeon salah."

"Iya, aku tahu. Makanya aku menyerahkan diriku." Kata Ji-uk. "Tolong sampaikan pada Jin agar dia menjaga Nayeon. Ini suara dari seorang fans yang menginginkan idolanya bahagia. Sampaikan juga maafku padanya karena aku sudah membuatnya terluka. Kalau boleh, biasakah aku ikut ke dorm BTS untuk bertemu dengannya?"Pinta Ji-uk.

Juhyuk memikirkan hal itu. Dia takut kalau Seokjin akan emosi jika Ji-uk ada disana. Tapi setelah dia memikirkannya lagi, ia memutuskan untuk membawa Ji-uk saja agar tak ada kesalah pahaman.

***

"Dimana Jin?" Tanya Juhyuk saat dia baru sampai didorm.

"Dia ada dikamar. Ada apa?" Tanya Nayeon yang saat ini tengah fokus membaca majalah kesukaannya. "Kau mau aku membawanya kesini?"

"Ada seseorang yang ingin sekali bertemu kau dan juga Jin."

"Aku?" Tanya Nayeon yang kali ini menatap Juhyuk. "Baiklah, aku akan memanggilkan Jin oppa."

Nayeon saat ini membantu Seokjin berjalan keluar. Disana sudah ada Ji-uk yang sedang terduduk dengan memangku sebuah kotak yang sepertinya berisi hadiah untuk Nayeon. Nayeon dan Seokjin saling menatap bingung siapa sosok yang duduk didepan dorm itu. Mereka tidak mengenalnya.

"Aku kira kalian tidak mau menemuiku." Kata Ji-uk saat melihat Nayeon dan juga Seokjin datang. Bahkan dia juga membantu Seokjin untuk duduk. "Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah lebih baik. Hanya saja lukanya belum penuh sepenuhnya. Kau siapa?" Tanya Seokjin.

"Aku Kim Ji-uk." Ji-uk berjabat tangan dengan Seokjin kemudian dengan Nayeon. "Aku kesini untuk membicarakan suatu hal. Terserah kalian ingin melakukan apa padaku setelah mendengar pernyataanku ini."

Nayeon dan Seokjin saling menatap dengan tatapan bingung. "Sebenarnya, aku yang sudah membuat teror pada kalian."

"MWO?" Tanya Nayeon dan juga Seokjin tak percaya.

"Aku adalah fans dari Nayeon. Aku ingin dia bahagia, makanya aku memintamu mengakuinya sebagai istirnya dihadapan publik. Aku baru sadar kalau itu tidak akan mungkin karena karirmu sedang berada diatas sekarang. Satu hal yang perlu kau ingat, jangan pernah membuat Nayeon menangis. Aku tidak ingin Nayeon sedih." Jelas Ji-uk. Seokjin yang awalnya marah seketika kembali tenang. Dia mengerti kalau yang dilakukan Ji-uk itu demi idolanya. Seokjin bisa menganggapnya hal yang wajar karena yang dilakukannya tidak separah fans lainnya.

"Aku janji akan selalu menjaganya. Boleh kita berfoto bersama? aku ingin mengingatmu sebagai fanboy sejati." Kata Nayeon.

"Tunggu sebentar, ini adalah hadiah yang sudah ku persiapkan sejak lama. Dulu aku berniat untuk menemuimu di fansign hanya saja saat itu kau sudah keluar, makanya aku menyimpan hadiah ini."

"Oh, Gomawo. Ayo cepat, kita harus berfoto." Nayeon mengeluarkan ponselnya dan mulai berfoto bersama dengan Ji-uk dan juga Seokjin. Dia juga memberikan tanda tangannya pada Ji-uk. Soal hukuman, ini justru bisa jadi pelajaran untuk Seokjin dalam menghadapi fansnya. Mungkin saja jika dia mengumumkan bahwa Nayeon adalah istrinya, mungkin saja keselamatan Nayeon dan juga Seokmin akan jadi taruhannya.

TBC♡

Maaf karena jarang up, makasih yang udah setia sama cerita yang ini🤗💞

[Book#2] Hate Manager 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang