65 'Nayeonie'

580 72 4
                                    

Pagi ini Nayeon benar-benar dibuat kesal. Padahal semalaman dia menjaga Seokmin karena dia rewel dan sekarang, dia bahkan tidak bisa tidur karena Seokjin belum bangun.

"Oppa, apa kau tidak akan bangun?" Tanya Nayeon. "Aku sangat mengantuk. Eh, Seokmin. Kau mau kemana?" Nayeon yang tadinya ingin membangunkan Seokjin lalu tidur justru harus mengejar si kecil Seokmin yang mulai nakal karena sudah bisa berjalan. Meski sesekali dia juga terjatuh.

"Biar aku saja yang menjaganya. Kau terlihat sangat lelah." Kata Jimin. Seokmin hanya tertawa saat Jimin menggendongnya.

"Ah, baiklah. Aku akan tidur dulu." Nayeon saat ini berjalan menuju kamarnya kemudian membaringkan tubuhnya disebelah Seokjin.

"Dia sepertinya lupa dengan hari ini." Kata Jimin.

"Kesempatan yang bagus." Kata Namjoon. "Bagaimana kalau kita membuat sebuah surprise untuknya? kebetulan sekali karena dia lupa dengan ulang tahunnya sendiri."

"Ide bagus."Kata Tzuyu yang saat ini sedang mengajak main Jeongran yang sedang belajar berjalan.

"Hyung malah tidur." Kata Jungkook.

"Kata siapa? aku sebenarnya pura-pura tidur tadi." Seokjin baru saja bergabung kali ini. "Aku sudah menyiapkan hadiah yang sangat luar biasa."

"Apa?"

"Aku akan mengakuinya secara resmi. Aku benar-benar ingin melakukan ini sejak lama. Hanya saja, baru sekarang aku memiliki keberanian untuk melakukannya." Jelas Seokjin. "Apa Juhyuk hyung masih cuti?"

"Dia saat ini sedang liburan bersama Seyeon nuna." Jelas Taehyung. "Katanya itu Babyhood."

"Babymoon Tae. Kau ini bagaimana sih." Protes Namjoon.

"Ya, itu tadi maksudku. Hanya saja otakku menyuruh mulutku berkata yang lain."

~
~
~

"Kau sudah menemukan sekolah yang bagus?" Tanya Jungkook.

"Aku belum menemukannya. Kebanyakan sekolahnya ini berada jauh dari sini. Aku takut terjadi sesuatu pada Jeongsan. Dia kan sama sepertimu." Jelas Tzuyu.

"Jelas saja karena dia putraku." Kata Jungkook. "Berikan padaku. Biar aku saja yang memilihnya." Lanjutnya.

Jungkook menelusuri beberapa nama sekolah yang ada disekitaran dorm. Karena jarang sekali mereka ada dirumah. Jadwal yang padat membuat Tzuyu dan Jungkook jarang tinggal dirumahnya. "Bagaimana kalau yang ini? ini lumayan dekat ke dorm. Untuk masalah keamanan, aku akan mencarikan seseorang yang bisa mengantar jemput Jeongsan."

"Kau yakin Jeongsan mau sekolah? dia bahkan selalu tidak suka saat Namjoon hyung mengajaknya belajar."

"Lagipula Jeongsan masih anak-anak. Wajar saja jika dia selalu ingin bermain daripada belajar."Jelas Jungkook. Bagaimana kalau kita ke sekolah itu saja? hari ini bukan jadwal latihan kan?"

Tzuyu dan Jungkook pergi ke sekolah yang dimaksud Jungkook. Memang benar, jaraknya dengan dorm tidak terlalu jauh. Jadi Tzuyu tidak terlalu merasa khawatir.

Kedatangan mereka seolah menjadi sorotan untuk beberapa ibu-ibu yang kebetulan sedang berkumpul dilorong sekolah Taman Kanak-Kanak itu. Mereka terpukau saat melihat Jungkook dan Tzuyu berjalan beriringan dihadapan mereka.

"Ada apa mereka kesini? aku rasa mereka masih muda."

"Sepertinya mereka idol."

"Andai saja aku belum menikah."

"Aku tak percaya jika mereka sudah punya anak."

"Dia begitu cantik."

Mereka mulai menggosip membicarakan Jungkook dan juga Tzuyu. Tidak aneh memang, jika mereka membicarakan Tzuyu dan Jungkook.

"Permisi." Jungkook dan Tzuyu saat ini masuk kedalam ruang kepala sekolah. Mereka kesana untuk menanyakan beberapa hal mengenai sekolah itu sekalian meminta formulir untuk Jeongsan.

"Woah, baru kali ini aku menerima tamu seorang idol. Apa kalian kesini untuk syuting?" Pertanyaan kepala sekolah ini langsung membuat Jungkook sedikit tertawa.

"Tidak, kami ingin meminta formulir untuk anak kami." Mendengar jawaban dari Jungkook ini, kepala sekolah itu memandang mereka dengan tatapan "Serius?"

"Iya itu benar." Timpal Tzuyu.

~
~
~

"Sepertinya sekolah itu benar-benar tepat." Kata Tzuyu saat mereka keluar dari ruangan kepala sekolah itu.

"Kau ingat ekspresi kepala sekolah itu? dia terkejut."Kata Jungkook yang tidak bisa lagi menahan tawanya. "Padahal hubungan kita sudah bukan rahasia lagi. Tapi dia seolah belum pernah mengetahui hal itu."

"Sudah, jangan terus meledeknya. Sekarang kita harus belanja." Jelas Tzuyu yang langsung tawa Jungkook berhenti. "Ada apa? kenapa kau jadi diam?"

"Masalah itu." Kata Jungkook sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tenang saja, aku akan menggunakan uangku. Kau belum mendapat uang lagi kan?"

Saat ini Jungkook melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan yang biasa dia datangi. Sebenarnya tujuan Tzuyu kesana untuk membeli kado untuk Nayeon dan juga peralatan sekolah untuk Jeongsan.

~
~
~

Kilatan cahaya kamera mulai menyerang Seokjin yang saat ini akan melakukan konferensi pers. Sebelumnya, dia juga sudah mendapat izin dari agensi untuk melakukan pengakuan terhadap Nayeon. Namun, untuk kali ini, agensi tidak memperbolehkan Seokjin mengakui Seokmin dulu karena itu pasti akan sangat mempengaruhi karir BTS.

"Pertama-tama, saya Kim Seokjin akan memperkenalkan seseorang yang mendampingi saya selama beberapa waktu terakhir ini. Dia adalah Nayeon." Beberapa wartawan sempat terkejut dengan pengakuan Seokjin itu. Padahal, mereka mengharapkan Seokjin mengumumkan bahwa dirinya sudah benar-benar pulih saat ini.

Ketika Nayeon masuk, dia tampak gugup dan takut. Mungkin karena beberapa wartawan saling menatap tak percaya dengan berita yang baru didengarnya itu. Dengan cepat Seokjin menggenggam tangannya mencoba membuat Nayeon percaya diri dan dia meyakinkan Nayeon bahwa dia selalu ada disampingnya.

Beberapa saat kemudian, salah satu wartawan mengacungkan tangannya ingin bertanya. "Sudah berapa lama?"

"Kurang lebih 2 tahun." Jawaban Seokjin ini semakin membuat para wartawan yang hadir disana sangat terkejut.

"Aku ragu untuk menulisnya."

"Aku yakin masih ada member lain yang menyembunyikan istrinya."

"Apa ini taktik BigHit agar comeback BTS yang akan datang menjadi trend?"

"Sepertinya kita harus mencari tahu pada dispatch."

Meski mereka berbisik, tetap saja itu terdengar oleh Nayeon. "Semuanya akan baik-baik saja." Kata Seokjin sambil mengembangkan senyumnya.

"Saengil Chukka hamnida Nayeon-ssi." Kata salah satu wartawan yang membuat semuanya mengerti mengapa Seokjin tiba-tiba mengadakan konferensi pers itu.

"Aku tak menyangka dia bisa semanis ini."

"Pantas saja dia melakukannya."

"Aku benar-benar kagum dengan sikap manisnya."

"Inilah kenapa Seokjin adalah orang yang sangat dipuja penggemarnya."

Bisikan-bisikan pedas itu berubah menjadi pujian. Seokjin hanya bisa tersenyum kearah Nayeon. "Saengil Chukkae Nayeon." Seokjin dengan cepat mendaratkan kecupan singkat dibibir Nayeon dan membuat banyak wartawan histeris karena tingkah Seokjin itu.

"Aku tidak kuat melihatnya."

"Aku yakin mereka akan jadi couple national."

"Aku merasa sedang menonton drama romantis."

TBC♡

[Book#2] Hate Manager 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang