26 'Sebuah Penyesalan'

983 91 0
                                    

Author POV

Dengan terburu-buru Lisa membalas pesan Mina. Ya, dia kali ini benar-benar ingin menemui Mina. Entah kenapa baru kali ini hatinya merasa sangat sesak dengan nama kontak dan juga isi pesan Mina.

Lisa membawa serta Yuna. Dia terus melirik kanan kiri mencari keberadaan Mina. Sampai pada akhirnya dia menemukan sosok Mina yang sedang duduk dimeja paling pojok di cafe itu.

"Oh Lisa eonni? kenapa kau kemari? dan dia siapa?" Tanya Mina saat dia melihat Lisa tengah menggendong seorang bayi.

"Boleh aku jujur?" Tanya Lisa sambil duduk dihadapan Mina. "Aku sudah menikah dengan Bambam."

"Jinjja? eonni serius? Jangan bercanda. Bahkan aku sudah bertunangan dengannya." Kata Mina sambil menunjukkan cincin yang melingkar dijari manisnya. Ah, bahkan Lisa tidak pernah memakai cincin pernikahannya, bagaimana dia bisa membuat Mina percaya? "Aku juga tidak tau kenapa dia begitu terburu-buru saat mendengar aku sudah melewati kontrak dilarang pacaranku."

Lisa semakin sakit sekarang. Dia benar-benar tak habis pikir dengan Bambam. Bukankah Bambam yang mengajaknya menikah? lalu kenapa dia juga bertunangan dengan Mina?

"Aku benar-benar menikah dengan Bambam. Aku tidak memakai cincinnya saja."

"Bahkan ibunya Bambam juga datang di acara tunanganku. Lalu bagaimana bisa eonni menikah dengannya? sudah ya, aku tidak punya waktu karena aku sedang ada janji dengan orang lain." Kata Mina yang akan meninggalkan Lisa. Namun Lisa berhasil memberhentikan Mina.

"Maksudmu Bambam?" Mina langsung kembali menoleh pada Lisa saat mendengar perkataan Lisa itu. "Aku membaca pesanmu diponselnya Bambam." Lanjut Lisa sambil menunjukkan ponsel Bambam.

"Jadi?" Tanya Mina sambil menunjuk Yuna. Lisa langsung mengangguk karena tahu maksud pertanyaan Mina.

"Percuma saja. Aku tidak akan melepaskannya. Kau sudah menyia-nyiakannya selama ini." Kata Mina. "Oh iya, dia dulu benar-benar mencintaimu tapi sekarang. Hatinya sudah berpindah. Sudah ya, aku harus pergi." Lanjut Mina sambil melepaskan tangan Lisa dan pergi meninggalkan Lisa yang masih diam membeku mendengar perkataan Mina.

Sekarang Mina sedang berlari sekuat tenaganya. Ia benar-benar tak percaya kalau Bambam dengan mudahnya mengkhianati dirinya. Bahkan Bambam tak pernah bilang kalau dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak. Pelarian Mina berhenti dekat sungai Han. Dia bisa berteriak sekencang yang dia bisa jika berada disini.

"Apa kau juga sedang sedih?" Tanya seorang pria pada Mina. Pria itu sedang melempar batu ke sungai Han. Apa dia juga sedang banyak masalah seperti Mina?

Mina masih tidak ingin menjawab pertanyaan pria itu dan masih fokus mengeluarkan kekesalannya dengan menangis sambil bersandar dibawah pohon itu.

"Mina? kau benar-benar Mina kan?" Ya, dia adalah Jimin. Sebenarnya Jimin sedang menenangkan pikirannya didekat sungai Han.

Tiba-tiba saja Mina memeluk Jimin dan Menangis. "Sudah sudah, jangan menangis." Kata Jimin sambil mengelus punggung Mina dengan ragu. Dia melihat sekeliling karena dia takut ada paparazzi yang bisa saja memotret mereka berdua.

"Biarkan seperti ini." Kata Mina saat Jimin berusaha melepaskan pelukan Mina.

"Kau harus melepaskanku atau skandal akan segera tersebar." Akhirnya Mina mau melepaskan pelukannya itu dan berusaha menghapus semua air matanya.

"Ikut aku." Ajak Jimin.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lisa sekarang benar-benar tidak karuan saat ini. Hatinya benar-benar hancur saat melihat cincin dijari Mina. Lisa langsung mencari cincin pernikahannya. Namun, dia masih tidak menemukannya. Sampai akhirnya, pencariannya berhenti dilaci lemarinya.

"Surat perceraian? tanda tangan Bambam?" Gumam Lisa. Dia benar-benar tak bisa menahan lagi tangisnya. Bahkan badannya kini mulai lemas saat membaca surat perceraian itu. Dia menghapus air matanya dan melanjutkan pencarian cincinnya itu. Dia langsung memakainya begitu ia menemukannya.

"Apa dengan ini pernikahanku akan tetap bertahan?" Gumam Lisa dengan senyum palsunya. Dia menatap Yuna yang sedang tertidur saat ini. Dia benar-benar menyesal dengan semua yang telah ia lakukan.

Beralih ke Mina. Dia saat ini sedang berada di rumah Jimin. Jimin mengajaknya kerumah karena kondisinya saat ini. Bahkan Mina tak berhenti menangis.

"Apa kau akan terus menangis?"

"Kenapa kau membawaku kesini? aku ingin pulang saja."

"Jika aku mengantarmu dengan keadaan seperti ini, yang ada aku akan babak belur dihajar teman-temanmu terutama Tzuyu."

"Tapi aku tidak enak pada Dahyun."

"Dahyun?"

"Bukankah kalian berkencan? bahkan dia adalah fangirl keras dirimu."

"Oh, dia hanya fangirl. Sebenarnya dia sudah berkencan dengan pria lain. Tapi akhir-akhir ini dia terguncang karena pria nya itu tiba-tiba menghilang."

"Apa hari ini adalah hari patah hati sedunia? bahkan teman-temanku juga saat ini sedang patah hati."

"Aku rasa, aku tidak termasuk."

"Kau terdengar putus asa saat membicarakan Dahyun. Berarti kau juga sedang patah hati."

"Sudahlah, sekarang kau pulang saja. Karena aku yakin kau sekarang sudah tidak sedih lagi." Kata Jimin. "Aku sudah panggilkan taksi untukmu. Kau tinggal pulang saja."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bambam sekarang pulang kerumah. Dia menemukan Lisa tidur bersama Yuna. Ini pertama kalinya dia melihat Lisa menjaga Yuna. Dia langsung memindahkan Yuna kedalam box bayi dan menyelimuti Lisa.

"Oh kau sudah pulang?" Tanya Lisa yang langsung bangun begitu Bambam menyelimutinya.

"Tumben sekali kau memakai cincinmu."

"Karena ini. Kau mau menceraikanku kan? bahkan kau sudah menandatanganinya."

"Oh kertas ini? sebenarnya dulu aku ingin menceraikanmu. Tapi sepertinya hatiku tidak pernah berubah."

"Lalu pertunanganmu?"

"Pertunangan? Oh itu, ibuku dan ibunya Mina yang menjodoh-jodohkanku dengannya karena ibuku kebetulan mengenal ibu Mina."

"Tapi kenapa Mina bilang kau sudah berubah sekarang."

"Lihatlah, aku bahkan hanya memakai cincin pernikahan kita. Apa kau masih tidak percaya padaku? Aku tidak akan pernah berubah sampai kapapun karena aku tau, kau pasti bisa berubah. Lupakan tentang kertas ini. Ini semua tidak penting." Kata Bambam sambil merobek kertas itu.

"Aaa, kenapa kau malah bertingkah manis seperti ini?"

"Bukankah aku selalu bertingkah manis padamu? hanya saja kau tidak pernah menyadarinya." Kata Bambam sambil merangkul Lisa. Hal yang pertama Lisa rasakan adalah, semua kebahagiaannya kembali. Bahkan hatinya yang hancur kini sudah bersatu kembali.

***

"Tzuyu cepatlah, Jeongsan menangis."

"Tunggu sebentar, aku sedang memasak untuk sarapan. Kau bisa kan membuatnya berhenti menangis?" Teriak Tzuyu dari arah dapur.

Jungkook hanya bisa mengacak rambutnya karena tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan Setiap kali Jeongsan bersama Jungkook, Jeongsan pasti menangis.

"Sudah ya, jangan menangis. Nanti air matamu habis." Kata Jungkook sambil menimang Jeongsan. "Jangan menyulitkan appa. Kau harus jadi anak baik."

Namun Jeongsan masih saja menangis. "Kau mau appa melakukan apa? menari, menyanyi, atau bagaimana? berhentilah menangis."

Tzuyu langsung saja mengambil Jeongsan dari tangan Jungkook. "Pantas saja dia terus menangis. Popoknya sudah basah. Seharusnya kau menggantinya." Kata Tzuyu sambil mengganti popok Jeongsan.

"Pantas saja tanganku merasa hangat. Ah, kalau begini aku kan harus mandi lagi." Kata Jungkook. Tzuyu hanya tertawa melihat tingkah Jungkook. Dia benar-benar lucu karena menjadi seorang ayah amatiran yang benar-benar tak tahu apa-apa.

TBC

Nihh aku up lagi. Karena besok harus sekolah mungkin gak bakal bisa up. Tapi kalau aku sempet aku bakal up kok😁

[Book#2] Hate Manager 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang