69 'Goodbye Seoul'

655 79 10
                                    

"Jangan biarkan dia sendiri."

"Kalian harus memberikan support padanya."

"Dia sedang sedih saat ini."

Kata-kata Tzuyu itu terus terngiang dibenak para member BTS. Mereka memang sadar dengan perubahan semangat Jimin. Tapi tak satu pun yang bertanya apa alasan utamanya berubah seperti itu.

"Dahyun."Panggil Tzuyu saat bertemu dengan sahabatnya itu. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku sangat baik. Woah, apa dia Jeongran?" Tanya Dahyun yang langsung menggendong Jeongran.

"Kau sudah bicara dengan Mina? aku benar-benar kesulitan untuk menghubunginya." Keluh Tzuyu. Dia benar-benar tak mengerti tentang masalah apa yang terjadi saat ini. Putus? tapi kenapa?

"Aku sudah bicara dengannya tapi dia hanya mengatakan kalau dia hanya ingin saja putus dari Jimin oppa." Jelas Dahyun. Dia kemudian meraih ponselnya yang berdering. Sepertinya seseorang menghubunginya saat ini. "Tunggu sebentar."

"Aku merindukanmu."Kata seseorang dari seberang telepon. "Apa kau tidak akan menemuiku?"

"Nanti pasti aku akan menemuimu. Aku sedang sibuk saat ini."

"Disini benar-benar tidak nyaman. Aku ingin bebas."

"Kau harus bersabar setidaknya sampai semuanya selesai. Aku yakin kau akan segera dibebaskan. Sudah ya, aku harus menutup telponnya. Kau kan tidak boleh berlama-lama bicara lewat telpon."

"I love you Dahyun-ah."

Seketika telpon itu dimatikan secara sepihak. Dahyun langsung menyeka setiap air mata yang jatuh tanpa aba-aba terlebih dahulu. Cukup menguras air mata memang, tapi Dahyun yakin semua ini akan segera berakhir. Dia hanya perlu bersabar menunggu semuanya berakhir.

"Siapa?" Tanya Tzuyu saat Dahyun baru saja kembali.

"Bukan siapa-siapa." Jawab Dahyun dengan senyumnya. "Oh iya, jadi kau mau bicara dengan Mina? atau tidak?"

"Apa itu Hanbin? wajahmu kelihatan berbeda setelah menerima telpon itu."

Dahyun hanya membuang napasnya berusaha menguatkan dirinya sendiri. "Sudah, lupakan saja."

Dia kemudian berjalan menuju kamarnya kemudian keluar dengan cepat. "Kita ke rumah Mina saja."

*
*
*

Mina hanya menatap kosong kearah cermin. Dia benar-benar kosong saat ini. Apalagi setelah dia memutuskan untuk memutuskan hubungannya dengan Jimin. Dia hanya tidak ingin melanjutkan hubungan sebelah pihak itu. Dia memang berjuang bersama dengan Jimin. Tapi menurutnya, Jimin lah yang lebih banyak berjuang dibanding dengan dirinya.

Dia saat ini sedang mengemas barang-barangnya. Sepertinya ini waktu yang tepat. Dia ingin sekali pergi untuk sementara waktu. Soal grupnya, dia sudah meminta izin sementara waktu sampai keadaan dirinya pulih.

"Mina, apa kau sudah siap? kita harus segera pergi." Teriak ibunya Mina yang langsung membuat Mina tersenyum memantapkan dirinya. Jepang. Negara yang menurutnya bisa memberikan sedikit ketenangan bagi dirinya.

"Ayo eomma." Kata Mina yang saat ini sudah menyeret koper besar miliknya.

"Aish, kenapa harus macet dalam keadaan seperti ini?" Tanya Dahyun. "Ah, aku benci hal ini."

"Tenanglah. Mina tidak akan kemana-mana."

Mereka akhirnya sampai dirumah Mina. Keadaanya benar-benar sudah sangat sepi. Tak ada tanda-tanda seseorang ada dalam rumah itu.

[Book#2] Hate Manager 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang