58 'Taesana'

669 78 10
                                    

Seokjin sudah memantapkan hatinya. Soal penggemarnya menerima atau tidak, itu urusan belakangan. Yang terpenting ialah, saat ini pengakuan darinya jauh lebih penting dari apapun. Dia lelah terus menerus menyembunyikan kehidupan pribadinya ini. Dia berpikir kalau sudah saatnya dunia tahu sosok wanita beruntung yang membuatnya terpikat.

"Aku sudah melakukan semacam undangan untuk beberapa jurnalis terkenal. Kau siap dengan melakukan semua ini?" Tanya Juhyuk sebelum Seokjin membuat pengakuan tersebut.

"Aku rasa ini sudah saatnya. Lagipula comeback ditunda 6 bulan karena kondisiku kan? makanya aku bisa menetapkan kalau saat ini benar-benar saat yang tepat."

"Appa, berhenti mengejarku." Teriak Jeongsan. Saat ini dia sedang bermain bersama appa nya. Padahal saat dia masih bayi, Jungkook adalah musuh terbesarnya sampai-sampai Jeongsan selalu menangis tiap Jungkook dekat-dekat dengan Tzuyu. Lain lagi dengan sekarang, Jeongsan lebih dekat dengan Jungkook dibanding dengan Tzuyu.

"Kau tahu berita Jimin?" Tanya Yoongi sambil memperlihatkan ponselnya pada Tzuyu.

"Apa ini sungguhan?" Tanya Tzuyu tak percaya.

"Aku juga belum tahu kebenarannya."

"Inilah kenapa aku tidak mengizinkan siapapun pergi sebelum comeback itu. Ponsel Jimin juga tidak aktif."Omel Tzuyu.

"Kenapa kau jadi memarahiku? yang salah Jimin. Bukan aku."

"Tetap saja kau juga salah. Kalau saja kemarin kau menahan Jimin agar tidak pergi, mungkin semuanya tidak akan berakhir seperti ini."

"Ada apa? kenapa kalian berdua bertengkar?" Tanya Namjoon yang langsung saja duduk disamping Yoongi.  "Kenapa aku merasa kalau aku menduduki sesuatu?" Namjoon kembali beranjak dari duduknya dan memeriksa benda apa yang tidak sengaja diduduki olehnya itu. "Ponselku."

"Tadi aku ingin bilang jangan duduk disitu tapi kau malah duduk disitu hyung."

"Padahal aku baru saja membelinya dan sekarang sudah patah." Keluh Namjoon. "Siapa yang meletakannya disini?"

"Kau sendiri yang meletakkannya."

"Eomma, kapan uncle Tae pulang?" Tanya Jeongsan. "Dia lama sekali perginya."

Taehyung memang izin keluar sedari pagi. Tapi sampai jam segini, Taehyung belum juga pulang ke dorm. Mungkin saat ini dia sedang menemui kekasihnya.

"Yak! jangan memukulku." Omel Taehyung ketika Sana tiba-tiba saja memukulnya.

"Suruh siapa kau menggangguku." Sana memasang wajah kesalnya. Taehyung memang kekasihnya, tapi tetap saja sikap menyebalkannya tidak bisa ditolelir lagi oleh Sana.

"Kau sibuk dengan ponselmu. Makanya aku menganggumu." Jawab Taehyung. "Oh iya, kita jalan-jalan yuk. Aku bosan berada disini terus."

"Baiklah, sepertinya mall akan jadi tempat yang kau tuju. Kau akan membelikan sesuatu untuk Jeongsan kan?"

"Tebakanmu selalu benar." Taehyung mencubit pipi Sana gemas. Kekasihnya itu benar-benar apapun yang ia inginkan. Makanya hanya pada Sana Taehyung akan menurut dan mendengarkan setiap omongannya.

Sementara, saat ini didorm benar-benar kacau. Siapa lagi kalau bukan ulah Seokmin dan Jeongsan. Kedua anak kecil itu benar-benar membuat dorm berantakan.

"Jeongsan, appa sudah bilang. Jangan membuat dorm berantakan seperti ini. Kau mau eomma marah?" Tanya Jungkook yang benar-benar bingung bagaimana harus membereskan semuanya. Semuanya berantakan terutama dibagian ruang tengah. "Eomma sebentar lagi akan pulag Jeongsan, kau akan membuat eomma marah besar."

[Book#2] Hate Manager 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang