Ini 988 kata. Jadi... Jangan bosen:v kalo bosen, kalian harus tetep baca cerita aku😂 *maksaini.
Selamat membaca!
**
Warkop semakin ramai karena malam akan datang. Aroma tembakau yang sangat menyengat tercium ketika Arjuna sampai di meja pesanan. Pandangannya menilik dari meja satu ke meja lainnya, lalu terhenti di salah satu meja.
Meja Adit dan Cindy.
Seakan ada bayangan di kepalanya, Arjuna dengan cepat menyebutkan pesanannya dan melenggang pergi.
Langkahnya semakin cepat menuju tempat Kanya berada. Tanpa aba-aba tangannya terulur menutup layar laptopnya.
“Jun, elo—”
“Gue bisa jelasin, Nya. Sumpah—”
“Lo homo, Jun?”
“Ha?” bibir Arjuna membulat.
“Iya, lo homo?” tanya Kanya lagi. “Gue tadi liat foto lo sama cowok, terus lo nyium pipinya.” Kanya menatap Arjuna curiga. “Lo belok?”
Arjuna tanpa sadar menghembuskan napas lega. “Ya nggak lah bego!”
“Terus?”
“Terus apaan?” Arjuna mendorong tubuh Kanya menjauh dari laptop. “Sana, ambil pesanannya. Gue aja yang ngerjain.”
“Bau rokok, Jun. Gue nggak suka.”
“Cuma ambil minum, Nya,” tekan Arjuna tanpa menatap Kanya.
Tanpa memperdulikan Kanya yang sedang mengumpat padanya, Arjuna segera menghapus folder baru dalam laptopnya.
Folder berisikan foto Adit yang berciuman.
“Tolol!” umpat Arjuna. “Jantung gue, sialan!” Arjuna mengatur napasnya yang tersengal. “Semoga aja Kanya belum buka itu folder.”
Kanya menghampiri Arjuna sembari tangan kanannya membawa minuman. “Lo pesan cuma satu, Jun?”
“Emang iya?”
Kanya mengendikkan bahunya, “Tadi gue ke sana, minumnya cuma satu. Ya udah, buat gue aja.” Kanya menyeruput minuman dari sendotan.
“Salin aja tugas gue, entar lo ubah beberapa aja,” ujar Arjuna, menghiraukan ucapan Kanya.
Kanya mengangguk setuju, kemudian meraih ponselnya di meja. Membuka pesan Adit dan mengetikkan beberapa kata.
“Sisain gue dikit minumnya,” kata Arjuna melirik kearah Kanya.
“Oh lo mau?” Kanya melepas sedotan yang sedari tadi ia gigit. “Nih, gue udah nggak haus.” Menggeser minumnya tepat dihadapan Arjuna.
Tanpa rasa jijik, Arjuna meminumnya dari sedotan Kanya.
“Itu sedotan udah gue gigit!”
“Terus?”
“Lo nggak jijik?”
“Ngapain jijik? Enak kok,” ujar Arjuna santai. Punggungnya bersandar pada tembok.
“Idiot,” gumam Kanya.
**
“Lagi di mana?”
“Warkop.”
“Ngapain kamu di sana?”
“Ngerjain tugas, Dit.”
![](https://img.wattpad.com/cover/184422911-288-k196411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Merci Beaucoup
Teen FictionMenjalin hubungan selama empat tahun sudah cukup bagi Kanya. Selama mereka bersama, banyak lika-liku yang harus mereka hadapi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bertunangan. Sanggupkah mereka untuk tetap setia hingga ke tahap pernikahan?