Kedelapan belas

485 47 282
                                        

Sori, upnya lama :"

Jangan lupa koreksinya yaaa!

**

Panas terik matahari membuat Kanya menahan rasa kesal. Padahal ini baru pukul sepuluh pagi, tetapi kenapa panasnya semenyengat ini? Sembari menghela napas, Kanya membuka pintu rumah makan.

Ting

Mengedarkan pandangannya ke sekeliling hingga netra coklatnya terhenti di salah satu meja. Berdeham sejenak, lalu melanjutkan langkahnya.
Sesampainya di meja, Kanya duduk tanpa menyapa seseorang di seberang meja. Tangannya saling menggenggam di atas meja, sesekali kakinya mengetuk lantai.

“Mau pesan makan?”

Kanya menggeleng. “Ada apa?”

“Gue mau minta maaf.”

Kanya menghembuskan napas, tatapan datarnya sudah berubah menjadi bosan. “Lo udah minta maaf berulang kali, Jun.”

Arjuna menganggukkan kepala. “Gue tahu. Rasanya nggak fair kalau gue nggak minta maaf langsung, Nya.”

“Udah gue maafin,” jawab Kanya cepat.

“Gara-gara gue, hubungan lo sama Adit jadi berantakan. Gue nggak bermaksud bikin hubungan lo retak, gue kasihan sama lo, yang selalu dibohongin sama Adit, gue jad—”

“Gue udah tau Adit selingkuh,” potong Kanya, jari jemarinya saling memilin.

Mata Arjuna membulat, tanpa sadar tubuhnya condong ke depan. “Kenapa lo diem aja?”

“Gue mau Adit jujur sama gue,” gumam Kanya pelan. Saat melihat Arjuna yang akan menjawab, dengan cepat Kanya melanjutkan ucapannya. “Gue tau itu mustahil, Jun. Tapi itu yang gue pengen sebelum lo nyimpen foto ciuman mereka.”

“Bukan,” kata Arjuna sembari menyandarkan punggungnya di kursi. “Mereka nggak ciuman.”

“Gimana bisa? Jelas-jelas udah ada bu—”

“Cindy yang cium Adit. Gue lihat secara jelas,” ujar Arjuna.

“Kenapa Adit nggak nolak?” tanya Kanya tegas.

“Lo bisa tanyain langsung sama dia.”
Arjuna terdiam sejenak, menatap ragu pada Kanya. “Nya?”

“Kenapa?”

Arjuna menegakkan tubuhnya sembari menjilat bibir bawahnya.

“Gue bukan mau ambil kesempatan atau apapun itu yang bakal nanti lo pikirin.” Kanya menatap lekat wajah Arjuna. “Kalau gue suka sama lo, gimana?”

“Gimana apanya? Kan itu hak lo, Jun.”

Degupan jantung Arjuna semakin bertambah cepat. Shit, bukan itu jawaban yang mau ia dengar.

“Gue sayang sama lo, Nya.”

Ucapan dari Arjuna membuat Kanya tersentak. Ia tahu maksud Arjuna, namun bukankah Arjuna tahu bahwa ia sudah menjadi milik orang lain?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merci BeaucoupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang