Menjalin hubungan selama empat tahun sudah cukup bagi Kanya. Selama mereka bersama, banyak lika-liku yang harus mereka hadapi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bertunangan. Sanggupkah mereka untuk tetap setia hingga ke tahap pernikahan?
Adit menarik tangannya, lagi. Menuju kamar Cindy yang berada di lantai atas. Suara tangisan terdengar begitu keras, Adit bergegas menuju kamar Cindy dan membuka pintu kamar dengan kasar.
"Sin, kenapa?"
Cindy spontan memeluk Adit. Cindy sesenggukan, meremas baju Adit dengan erat. "Kenapa, hm?" Cindy menggeleng pelan.
Kanya mematung di luar kamar. Kenapa mereka bisa berpelukan?
Cindy mengurai pelukan Adit, menatap lekat wajah Adit. Adit menghapus air mata Cindy, tersenyum menenangkan. Seolah-olah berkata, ada aku, kamu tenang aja. Cindy perlahan tersenyum dan tidak sengaja menoleh kearah pintu. Spontan ia mendorong tubuh Adit.
"Nya?" panggil Cindy, masih sesenggukan.
Kanya tersadar. Segera ia memasang senyum hangat, baik-baik saja. "Lo kenapa, Sin?" tanya Kanya menghampiri Cindy yang masih diatas kasur.
Dirinya tidak peduli dengan ekspresi yang ditampilkan diwajah keduanya. Ia baik-baik saja. Toh Cindy sahabatnya dan Adit tunangannya. Tidak mungkin mereka menjalin hubungan dibelakangnya kan?
Cindy menarik napas panjang sembari mengusap ingus yang hampir keluar dari hidungnya.
"Bokap, nyokap gue berantem lagi, Nya..." Cindy sesekali masih sesenggukan.
"Bukannya kemarin habis kumpul keluarga?"
Cindy yang masih berada dipelukan Kanya hanya mengangguk pelan.
"Tenangin diri dulu, Cin. Ada gue kok,cerita aja biar perasaan lo lega." Kanya masih mengelus punggung Cindy.
Cindy mengeratkan pelukannya.
Adit yang sedari tadi terdiam melihat mereka, ah lebih tepatnya, melihat tunangannya. Dia baru sadar bahwa dia kesini bersama tunangannya. Bagaimana ia bisa lupa! Adit merutuki kebodohannya sendiri.
Perlahan Adit menghampiri mereka, mengelus pelan rambut tunangannya. Cindy yang masih memeluk Kanya, menoleh kearah Adit yang berada dibelakang Kanya. Tersenyum sendu pada Adit.
Adit menatapnya sekilas kemudian mengalihkan pandangannya ke segala arah. "Ayo, pulang."
Kanya menoleh, mengernyit heran. Apa Adit tidak melihat keadaan Cindy? Kenapa dia memintanya untuk pulang? Tadi saja khawatir sekarang biasa-biasa saja.
Cindy berdeham. "Pulang aja, Nya. Ini juga udah mau tengah malem."
Kanya menatap mereka berdua yang menatapnya dengan pandangan yang berbeda. "Tapi lo gimana, Sin?" Kanya tak enak hati meninggalkan sahabatnya dengan kondisi yang seperti ini.
Cindy tersenyum tipis. "Nggak papa."
Tarikan di tangannya membuat Kanya segera berdiri. Kanya melotot kearah Adit. Ini Adit nggak bisa santai sedikit apa?!
"Ayo!" ucap Adit menarik tangan Kanya keluar kamar.
Kanya melambaikan tangannya ke Cindy. "Nanti hubungin gue ya, Sin!" teriak Kanya dari luar kamar.
***
"Apasih! Sakit, tau!" ringis Kanya melepaskan genggaman Adit, menatap pergelangan tangannya yang sedikit merah.
Adit tak menghiraukan ringisan dari Kanya. Ia segera memasang helmdi kepalanya.
"Adit!" seru Kanya, kesal.
Adit menatapnya tajam. "Kamu mau pulang nggak?! Kalau nggak mau pulang, sana balik ke dalem! Aku bisa pulang sendiri!"
“Kita baru aja sampe Adit! Gimana bisa kamu dengan teganya ngajak aku pulang, padahal di dalem ada sahabt aku!" bentak Kanya. Ia marah. Ia kesal. Kenapa tunangannya malah marah kepadanya?
"Kamu. Mau. Pulang. Nggak?!" tekan Adit di setiap kata, menatapnya dengan tatapan menusuk.
Mata Kanya memerah menatap tunangannya. "Nggak!" suara serak Kanya mulai terdengar, ia menggigit bibir bawahnya dengan keras.
Adit menghembuskan napas, menahan gejolak emosi yang tiba-tiba terkumpul di dadanya. "Oke," katanya sembari mengeluarkan motor dari gerbang rumah Cindy.
Kanya yang melihat tindakan tegas dari Adit, berlari menyusul Adit yang sudah berada di luar dengan motor yang sudah siap akan melaju.
"Dit, kamu mau ninggalin aku?! Malem-malem gini?!" air matanya yang sedari ia tahan, mengalir di kedua pipinya.
Adit menyalakan motor matic nya. Menatap sekilas tunangannya dan melaju pergi meninggalkan Kanya yang masih menatap sendu kepergian Adit.
***
Haloo, sebelumnya aku ngucapin taqobballahu minna wa minkum, maaf ya kalo ada salah atau sekiranya banyak bgt salah. Tentang feedback-an yg lama/ nggak sesuai, komen yg dikit, dan lain-lain. Makasih juga buat yg vote, komen, ngasih saran, dan koreksinyaaa^^
Oh iya, jangan lupa baca cerita temen aku yaa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita punya kak pffft_anjayy kalo next suka lama hoho, jangan lupa di vomment, masukin ke lib, dan follow akunnya. Kalo mau feedback, langsung dm aja ya ke kakaknya^^ sekali lagi, makasih:))