Kelima belas

333 68 469
                                        

Dimana?

Dit? Lagi dimana?

Kamu bolos kerja? Aku tadi ke tempat kerja kamu, kata temenmu kamu cuti dua hari yang lalu

Dit? Bales

Kamu di rumah? Rumah dawin? Febri?

Aku samper ya

Dit? Aku khawatir

Adit mematikan data ponselnya setelah membaca rentetan pesan dari Kanya. Tidak ada niat untuk membalas, yang Adit pikirkan hanya bagaimana cara agar Arjuna menghapus video tersebut.

Menghela napas, Adit menyandarkan punggungnya di kursi. Perhatiannya memandang beberapa orang yang berjalan di pinggir jalan. Tangannya merogoh saku celananya, mengeluarkan bungkusan rokok serta korek api.

Berada di atap gedung membuat suasana hati dan pikiran Adit sedikit tenang. Hanya dengan merokok, Adit bisa melupakan masalahnya sejenak. Walau pun sebagian orang menganggap bahwa merokok adalah hal yang harus di hindari karena pembawa penyakit.

Sekali lagi, Adit ingin menjernihkan pikirannya. Bibirnya mengeluarkan asap rokok berbentuk bulat, hingga perlahan menipis lalu menghilang.

“Kanya ke sini tadi. Samperin aja lah, cemen banget lo!”

Adit menghiraukan, kemudian menghisap lagi rokoknya.

“Berantem lo sama Kanya?”

“Hm.”

“Masalah apalagi? Lo nggak pernah kapok ya sama yang namanya masalah.”

Seseorang itu meraih bungkusan rokok serta korek apinya.

“Kepo.”

“Selingkuh lagi? Ketahuan? Elah, goblok banget bisa ketahuan,” decihnya.

“Nggak selingkuh,” jawab Adit pelan.

“Terus, apaan? Dulu waktu SMA lo juga pernah kayak gini.”

“Gue bingung, Jo.”

Jojo teman sekantor Adit, memandangnya dengan heran. “Bisa bingung lo?”

Adit tidak menjawab.

Jojo terkekeh kecil. “Kenapa? Adik gue lagi?”

Adit memandang Jojo dengan tatapan yang sulit diartikan. Jojo sudah tau akibatnya jika adiknya terlalu cepat jatuh hati pada temannya yang satu ini.

“Dia punya video ciuman gue sama adik lo.”

“Bangsat! Ngapain adik gue nyium lo anjing?!” Jojo terkejut, memandang tak percaya pada Adit.

Adit tatap Jojo dengan datar. “Lo goblok.” Tangan Adit terulur, merampas bungkusan rokok yang berada di genggaman Jojo. “Ngapain nanya gue!”

Jojo memasang raut muka serius. “Kapan lo ciuman sama adik gue?”

“Dua hari lalu.”

Merci BeaucoupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang