Aku meregangkan tubuhku saat bangun. Badanku rasanya sakit semua sekarang. Tunggu, jangan berpikiran yang macam-macam karena semuanya tidak seperti yang kalian bayangkan. Semalam aku terpaksa pindah ke sofa kamarku karena Mikaila, dia mendorongku saat tidur sebanyak tiga kali sebelum akhirnya aku memutuskan untuk tidur di sofa karena enggan jatuh dari atas tempat tidur untuk yang ke-empat kalinya.
Benar kata daddy bahwa setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, contohnya Mikaila. Jika dilihat dari segi fisik dia adalah gadis yang sempurna dengan segala yang dia miliki, yang bahkan bisa membuatku langsung tertarik padanya saat pertama kali aku melihat dia. Dulu aku straight meskipun aku belum pernah berpacaran dengan seorang laki-laki, dan baru kepada Mikaila inilah untuk pertama kalinya aku merasa benar-benar tertarik kepada seseorang. Terlepas dari kesempurnaannya itu yang bisa membuatku berubah haluan dalam sekejap siapa yang menyangka bahwa gadis itu sangat berantakan saat tidur? Mungkin dia tidak sadar saat tanpa sengaja mendorongku tapi tetap saja jatuh dari tempat tidur rasanya cukup menyakitkan apalagi kau mengulangnya sebanyak 3 kali.
Aku membiarkan Mikaila yang masih tertidur pulas dan memilih pergi mandi. Aku sempat berpikir bahwa Mikaila tipikal gadis yang mandiri, dia terbiasa bangun pagi mungkin tapi sepertinya pikiranku salah. Entahlah, biar nanti ku bangunkan dia setelah aku selesai bersiap-siap.
Aku tidak pernah membutuhkan waktu lama hanya untuk sekedar mandi. Tidak sampai 15 menit dan aku sudah selesai dengan acara mandiku lengkap dengan seragam yang sudah aku kenakan. Makanya mommy tidak pernah khawatir meninggalkanku sendirian di rumah karena aku anak yang mandiri.
"Mika, Mikaila..." panggilku sambil mengguncang bahunya pelan.
"Mikaila," panggilku lagi karena tidak ada jawaban darinya.
"Iya sebentar lagi," gumamnya.
Aku menghela nafas, aku sama sekali tidak pernah suka berurusan dengan membangunkan seseorang di pagi hari karena aku tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu mereka benar-benar bangun. Pernah sekali aku pergi ke rumah Farren di hari minggu karena kami berencana pergi ke suatu tempat tapi saat aku datang dia masih tertidur dengan begitu pulasnya. Aku mencoba membangunkannya sekali tapi tidak ada jawaban darinya dan yang ku lakukan selanjutnya adalah keluar dari kamar Farren kemudian pulang ke rumah dan membatalkan rencana kami. Tapi sekarang yang berada di hadapanku adalah Mikaila, bukan Farren, dan disini kesabaranku sepertinya akan diuji untuk menghadapi tingkahnya yang jauh di luar ekspektasiku sebelumnya.
"Mika, kamu mau terlambat sekolah?" tanyaku sedikit kesal karena susah sekali membangunkannya.
Mikaila mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya duduk. Lagi-lagi dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan membuatku hanya bisa diam saat akhirnya dia bangun dan pergi ke kamar mandi.
Aku langsung mengambil tasku kemudian keluar dari kamar saat Mikaila sudah masuk ke kamar mandi. Lebih baik aku menunggunya di bawah sambil makan roti mungkin, karena aku merasa lapar sekarang.
Aku langsung mengoleskan nutella ke rotiku sebelum akhirnya melahapnya. Biasanya saat pagi aku akan sarapan bersama kedua orangtuaku tapi sekarang aku sarapan sendiri. Harusnya tadi aku menunggu Mikaila dan memintanya menemaniku sarapan meskipun hanya makan sepotong roti saja tapi aku tidak tahu apakah dia biasa makan di pagi hari atau tidak.
"Pagi Lea," sapa Mikaila kemudian duduk di sebelahku.
Aku langsung mendorong piring roti yang tadi sudah ku olesi dengan berbagai macam isian. Ada nutella, selai stroberi, margarin, dan susu. Aku tidak tahu mana yang dia suka dan dia mau memakannya atau tidak tapi itu urusan gampang karena jika dia tidak mau memakannya biar aku yang makan semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikaila. [gxg]
Teen FictionKlise, perjodohan antara dua orang atas campur tangan kedua orangtua mereka. Tapi yang membuat kisah ini berbeda adalah perjodohan itu antara perempuan dan perempuan. Bagaimana bisa? WARNING GXG!!!