14. Cemburu

6.8K 731 196
                                    

happy reading<3


Aku duduk di samping Farren yang masih setia dengan makanannya sedangkan aku masih setia memandang gadisku yang terlihat asyik bercengkrama dengan seorang laki-laki. Disana juga ada ketiga teman Mikaila yang mana salah satunya adalah pacar Farren—Jessie. Niat hati ingin berjalan-jalan untuk menyegarkan pikiran karena sudah terlalu suntuk dengan banyaknya tugas serta pekerjaan yang grandpa berikan, aku malah dikejutkan dengan pertemuan tidak sengaja ini—lebih tepatnya aku tidak sengaja melihat Mikaila kemudian membuntutinya.

Apakah Mikaila sedang bercanda? Tadi saat ku ajak pergi dia menolaknya karena harus mengerjakan tugas bersama teman-temannya. Ternyata tugas itu adalah mengencani pria lain. Aku tidak mengerti kenapa laki-laki itu tidak malu berada diantara 4 perempuan seperti itu meskipun lebih tepatnya dia duduk di sebelah Mikaila.

"Udah sih Le nggak usah lo pelototin terus merekanya, biarin aja," kata Farren enteng, cih dasar manusia tidak berperasaan.

"Biarin aja bapakmu, itu cewek gue jalan sama cowok lain astaga." gerutuku.

"Mereka nggak berdua-duaan ini, ada pacar gue, ada Gabby, ada Sheryl, santai ajalah."

"Iya nggak berduaan, tapi duduknya kenapa sebelahan gitu terus Mikaila kelihatannya nyaman-nyaman aja. Dia nggak mikirin gue apa gimana? Gue deket sama lo aja dia masih suka jealous," kataku mengingatkan.

"Iya juga sih, tapi coba kita positive thinking aja, siapa tau itu cowok temen lama Mika terus nggak sengaja ketemu dan sekarang lagi kangen-kangenan—aww kambing kenapa kepala gue dipukul?"

"Cuma gue yang boleh kangen-kangenan sama Mikaila, yang lain ke laut aja."

"Papa mamanya nggak boleh juga?"

"Itu pengecualian," kesalku kembali menatap meja yang ditempati oleh Mikaila and the girls.

"Cabut tuh mereka, masih mau ngikutin?" tanya Farren saat melihat tanda-tanda bahwa mereka hendak pergi.

"Masih."

"Baik bossque laksanakan!"

Kami berdua kembali mengikuti Mikaila dengan sembunyi-sembunyi, takut ketahuan. Ternyata mereka berlima pergi ke bioskop, laki-laki itu langsung ke kasir untuk membeli tiket meninggalkan Mikaila and the girls yang pastinya langsung membeli popcorn dan lain-lain.

"Lo ikutin dia beli tiket, pilih yang duduknya nggak jauh-jauh dari mereka." perintahku kepada Farren.

"Terus lo ngapain?"

"Ngawasin Mikaila lah, dah buru." jawabku sambil mendorong Farren agar segera ikut mengantri.

Dari kejauhan ku lihat Mikaila tersenyum sambil sesekali bercanda dengan teman-temannya. Laki-laki itu sepertinya sudah selesai membeli tiket karena sekarang sudah menghampiri Mikaila dan teman-temannya. Mereka berlima akhirnya pergi dan masuk ke salah satu ruang pemutaran film membuatku sedikit cemas karena Farren tidak kunjung kembali.

"Mana sih tuh anak?"

"Lea," panggil Farren sambil melambaikan tangannya.

Aku bergegas menghampirinya dan mengambil salah satu tiket yang dia pegang. Mataku menatap shock melihat judul film yang tertera.

"Masih mau nonton?" tanyanya.

"Mikaila juga nonton ini, si brengsek itu pasti mau modus biar Mikaila peluk-peluk dia pas setannya keluar," gerutuku.

"Tapi lo juga kan penakut, ntar lo modus peluk-peluk gue lagi pas setannya muncul." kata Farren membuatku langsung menatapnya malas.

"Ogah banget gue peluk-peluk lo, udahlah ayo buruan masuk bentar lagi filmnya mulai." ajakku kemudian menarik tangannya untuk masuk ke dalam bioskop.

Mikaila. [gxg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang