Hari ini sudah seminggu sejak kepulangan orangtua kami masing-masing yang juga berarti sudah seminggu ini aku dan Mikaila tidak lagi tinggal bersama meskipun setiap hari aku akan menjemputnya di rumah kemudian mengantarnya pulang. Sebenarnya orangtua kami menawarkan kepada kami untuk tinggal bersama di apartment yang diam-diam sudah mereka persiapkan, tapi aku menolaknya, aku takut tidak sanggup menghadapi godaan yang Mikaila berikan. Aku berkomitmen tidak ada sex sebelum pernikahan.
Selama seminggu ini aku juga berusaha mengumpulkan informasi tentang Mikaila dari semua orang yang mengenalnya. Hingga akhirnya aku tahu bahwa besok dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17 tahun. Benar kata Mikaila kalau kami seumuran karena sebulan yang lalu aku baru saja merayakan ulang tahunku yang ke-17. Dan kenapa aku bisa menjadi kakak kelas Mikaila itu karena saat di Jerman aku lulus sekolah setara SD lebih cepat jadi saat aku kembali ke Indonesia aku masuk SMP lebih cepat satu tahun dari pada anak seusiaku.
Well mungkin ini terdengar klise karena besok ulang tahun Mikaila jadi sekarang aku mengerjai dia dengan mengabaikannya dan memilih menghabiskan waktuku bersama Farren dimana yang kutahu ternyata Mikaila masih saja cemburu dengannya. Aku sengaja bekerja sama dengan tiga teman Mikaila untuk memberinya kejutan di esok hari. Sebenarnya berat bagiku untuk mengabaikan dia, tapi demi lancarnya rencana kami aku harus bisa mengabaikannya dua hari ini.
"Lo masih kuat kan buat nyuekin Mika?" tanya Farren.
"Gue nggak kuat, pengen nyapa, pengen meluk, pengen cium." jawabku sambil menelungkupkan wajahku di meja.
"Cih otak lo jadi mesum kebanyakan bergaul sama Mika ya, sebelas dua belas," katanya membuatku memajukan bibir. Sialan memang, tahu dia akan menjadikan ceritaku sebagai senjata untuk membullyku tidak akan aku bercerita apapun tentangnya.
"Bawel kau." ketusku.
"Eh Le,"
"Apaan?" tanyaku malas.
"Masa temennya Mika deketin gue," kata Farren membuatku langsung melihatnya.
"Itu si Jessie." lanjutnya membutku memicingkan mata.
-
"Nah gitu dong. By the way kak, next time bisa kali ya nongkrong bareng lagi terus ajak Kak Farren juga. Biar makin seru," kata Jessie.
"Yee itu mah mau lo biar bisa deketin Kak Farren," balas Gabby dan Sheryl berbarengan sementara Jessie hanya tersenyum malu.
[chapter 3]
-"Oh Jessie," balasku sambil mengangguk-anggukan kepala.
"Ih lo tau nggak kalo dia agresif banget sama gue?" tanya Farren dengan ekspresi jeleknya.
Aku terkekeh. "Emang lo diapain?" tanyaku penasaran.
Dia memanyunkan bibirnya kemudian menunjukan isi chat yang dikirimkan oleh Jessie. Aku membacanya dengan seksama, sesekali aku terkekeh karena usaha Jessie untuk mendekati Farren yang terlihat sangat gigih meskipun Farren membalasnya biasa saja bahkan terkesan cuek. Sampai pada chat terakhir yang dikirimkan oleh Jessie aku tidak lagi bisa menahan tawaku membuat Farren langsung memasang wajah masamnya.
"Anjir 'Kak Farren, aku sebenernya suka sama kamu. Kakak mau nggak jadi pacar aku?' ditembak sama adek kelas hahahahaa..." ejekku kemudian tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikaila. [gxg]
Teen FictionKlise, perjodohan antara dua orang atas campur tangan kedua orangtua mereka. Tapi yang membuat kisah ini berbeda adalah perjodohan itu antara perempuan dan perempuan. Bagaimana bisa? WARNING GXG!!!