Aku pernah patah dan terluka. Dan saat ini, aku tengah berusaha untuk memperbaikinya.
♥♥♥
Sakit. Dirjan merasakan seluruh tubuhnya perih saat ia dengan paksa menguak luka lama. Untuk kali ini, Dirjan akui bahwa luka itu sebenarnya masih ada.
Mona masih sesegukan. Tubuhnya bergetar. Gadis itu hendak berkata, tapi suaranya hilang seketika.
"Lo itu cuma masa lalu gue, Mona. Kisah kita berakhir pada saat kata putus terucap oleh bibir lo. Sekarang gue udah punya masa depan sendiri. Gue punya Misora."
Dirjan memiringkan kepalanya. Lantas, selangkah kemudian ia mundur. "Lebih baik lo jauh-jauh dari gue. Gue gak mau gadis gue marah nantinya. Karena kali ini gue berjanji sama diri gue sendiri untuk membuat Misora bahagia, agar dia tidak tinggalin gue seperti apa yang udah lo lakuin ke gue dulu."
Kepala Mona terangkat. Ada rasa tak percaya sewaktu Dirjan berbicara seperti itu kepadanya. Hingga pada detik Dirjan beranjak pergi, ia langsung bertanya, "Udah dikasih apa aja lo sama Alena sampai-sampai lo bertekuk lutut kaya gini, hah?"
Terlihat Dirjan menghentikan langkahnya seketika. Telinganya berdenging ketika suara Mona memaksa masuk ke dalam gendang indra pendengarannya.
Mona mengangkat dagunya. Ada sedikit senyuman miring menghiasi sudut bibirnya. "Jujur sama gue, Dirjan. Lo udah pernah nyentuh dia, 'kan? Udah sampai mana, huh?"
"Jaga omongan lo. Misora gak serendah itu." Dirjan menoleh dari bahu kanannya. Kedua matanya berubah gelap, sudutnya memicing tajam. Rahang tegas Dirjan berubah keras. Bahkan kedua tangannya pun ikut terkepal.
"Lo aja yang gak tau tingkat harga dirinya seberapa. Wajar gue ngomong gini, Jan. Lagian papanya itu juga seorang pria tukang selingkuh. Jadi--AAKH!" Kalimat Mona dipaksa putus dan digantikan dengan teriakannya sewaktu Dirjan bergerak cepat dan menariknya dengan paksa.
Mona merasakan kegelapan menyelimuti tubuh Dirjan. Aura laki-laki itu sangat berbeda. Ketakutannya bertambah berkali-kali lipat saat Dirjan semakin menyeretnya hingga ke tepi rooftop. "Dirja--"
"Ngomong sekali lagi lo bakalan gue dorong," desis Dirjan yang tak main-main dengan ucapannya.
Ingin pergi dan berlari, tapi Dirjan dengan kuat mencengkram tangannya. Perih dan merah, Mona dapat melihat itu. "Lepasin ...," rintih Mona kesakitan. Bukannya melepas, Mona malah merasakan Dirjan semakin menguatkan tangannya. "Ah," lirih Mona yang kemudian mulai menangis kembali.
"Misora gak serendah itu. Jaga ucapan lo, Mona. Lo harus sopan sewaktu berbicara tentang dia." Gemelatuk gigi Dirjan bahkan terdengar hingga ke telinga Mona. Amarahnya sudah berada di puncak sebelum akhirnya bel jam pulang menghentikan semuanya.
Bruk!
Dengan kasar ia melepaskan Mona hingga gadis itu terjerembab di tepi rooftop. Ia berdecih, lalu meninggalkan Mona di sana.
Hendak menuju ke kelas, Dirjan pun berpapasan dengan ke-4 sahabatnya. "Dari mana aja lu?" tanya Fendi langsung ke intinya.
Dirjan menyegir kuda, lalu sedikit menyugar rambutnya dengan keren. "Ketiduran di rooftop, hehe."
"Gila. Kok bisa ketiduran padahal terik begini?" timpal Alex seraya menempelkan jari telunjuk pada dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love Again? ✔ (TAMAT)
Lãng mạnPengalaman adalah guru yang paling baik. Tentu saja Alena tahu itu. Gadis yang sangat menyukai biola ini pernah gagal dalam menjalin cinta dengan Damian. Hatinya pernah dirusak, membuat Alena terus-terusan menolak cintanya Dirjan. Namun, bukan Dirja...