11. Marah

1.8K 116 2
                                    

Di antara banyak dinding, aku berdiri di tengah-tengah cinta dan kecewa.

♥♥♥

Senyum yang cerah untuk pagi yang cerah. Alena--gadis dengan rambut panjang tergerai itu tampak berjalan menuju ke kelasnya. Alena yang memang awalnya dikenal pendiam itu, kini malah tak sungkan-sungkan untuk menyapa beberapa orang yang dikenalnya.

Tak perlu dijelaskan lagi, kalian pasti sudah tahu bahwa Alena sungguh bahagia. Dan kebahagiaan Alena terletak pada sebuah kotak bekal sarapan yang saat ini tengah dipegangnya. Karena asik menangis bersama Lauren pagi tadi, membuat Alena tidak sempat untuk menyantap sarapannya. Akhirnya, Lauren pun menyarankan agar Alena membawa bekal saja.

Langkah Alena yang terbilang cepat itu membuat dirinya tak sengaja terinjak tali sepatunya sendiri.

Bruk!

Kecelakaan pun tak dapat dielakkan. Alena terjatuh, bersamaan dengan dirinya yang ambruk ke atas tubuh seseorang.

Begitu menyadari siapa yang baru saja ditindihnya, Alena buru-buru berdiri usai mengambil kotak bekal yang masih utuh. Sejenak, Alena bernapas lega karena nasi goreng buatan mamanya aman sentosa. "Maaf-maaf. Aku gak sengaja," sela Alena terlebih dahulu. Alena membungkuk, membantu gadis yang masih duduk di atas lantai, Mona. "Ada yang sakit gak?"

"Lo--kenapa gak bisa jalan yang bener, sih?" Mona membentak, Alena pun mundur selangkah. "Lo liat seragam gue, jadi kotor, kan?" Mona berteriak dengan lantang. Pun beberapa orang merasa tertarik dan akhirnya mulai memerhatikan mereka. Wajar saja, ini adalah kejadian langka. Dimana Mona--si cantik--terlihat mengeraskan suaranya kepada Alena--murid teladan sekolah ini.

"Maaf, Mona, tapi gue beneran gak sengaja. Tali sepatu gue lepas dan--" Belum sempat Alena menyelesaikan ucapannya, sesuatu dari tangan Alena dirampas dihempaskan ke dinding dengan kuat.

Seketika, mata Alena terbelalak sewaktu melihat nasi gorengnya tumpah dengan cara yang mengenaskan. "Mona--"

"Apa? Itu balasan karena lo udah buat seragam gue kotor!" Sebenarnya perihal seragam kotor adalah hal yang sepele. Bukan itu yang membuat Mona marah, tapi karena hal yang lain. Dan Mona merasa, ini adalah waktu yang tepat untuk dirinya balas dendam.

Mona tak mau ambil pusing usai menumpahkan makanan Alena. Dia pun tak tahu seberapa pentingnya makanan tersebut. Namun yang jelas, Mona melihat Alena meneteskan air mata.

"Gue udah minta maaf, Mona. Tapi kenapa lo tumpahin makanan gue?" cicit Alena pelan. Dengan mengabaikan kerumunan yang semakin ramai, Alena pun memutuskan untuk berjongkok. Dia meraih kotak bekalnya, lalu beralih untuk memungut butiran nasi yang berserakan.

Bisikan orang-orang pun tak dapat dielakkan. Semua orang kompak kasihan kepada Alena, dan tak sedikit pula yang mencibir si lembut Mona.

Sesegukan, Alena mencoba untuk tidak meraung. Kedua tangannya gemetar saat memindahkan kembali makanan dari lantai ke dalam kotak bekal.

Alena merasa bahwa kebahagiaanya hancur dalam sekejap. Belum sempat Alena merasakan masakan mamanya, tapi sekarang--ah, tangis Alena pecah sewaktu membayangkan raut wajah ceria mama saat memasak tadi.

"Misora." Samar-samar Alena mendengar Dirjan memanggil namanya.

Detik berikutnya, Alena merasakan Dirjan menyentuh tangannya. Dirjan menggeleng pelan, seakan menyuruh Alena untuk menghentikan pekerjaannya. "Udah kotor, Ra. Jangan diambil lagi," ucap Dirjan.

Fall in Love Again? ✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang