Aku baru sadar bahwa ada yang lebih manis dari cokelat.
♥♥♥
Hai, Al. Apa kabar?
Saat itu juga Alena menyesal karena telah membaca pesan tersebut. Jantungnya memompa darah dengan cepat. Pun diikuti juga dengan kedua manik yang memanas.
Penasaran akan apa yang terjadi, Dirjan diam-diam melirik ponsel Alena untuk menemukan efek penyebab kepatungan gadisnya sekarang. Lantas ia pun berdecak dan mengambil handphone tersebut untuk dimasukkan kembali ke dalam saku Alena.
"Jan--" Suara Alena tercekat, tapi sama sekali tidak menghentikan pergerakan tangan Dirjan yang kini meraih lengannya untuk dibawa pergi.
"Kalau seandainya gak kuat, gak usah dibaca pesannya Bang Damian. Bukan aku larang-larang kamu, tapi ya ... kamu, 'kan, juga perlu move on dari dia."
Alena menelan ludah, melirik Dirjan yang berjalan di sebelahnya. "Em ... makasih. Terus ini kita mau ke mana?"
"Kantin, 'kan," jawab Dirjan tersenyum lebar. Selanjutnya ia terlihat mengusap perut dengan tangan yang satunya lagi. Memasang wajah melas yang entah kenapa membuat tubuh Alena menghangat. "Laper. Temenin aku makan yah?"
Alena terkekeh, lalu mengangguk setuju.
♥♥♥
"Duluan ya, Al!" pamit Fanesa yang berlalu dengan sepeda motornya.
"Yoi. Tiati, Sa," balas Alena kemudian. Ia tersenyum kecil, melihat kepergian Fanesa meninggalkan sekolah juga dirinya.
Posisinya sekarang adalah berdiri di depan gerbang dan menunggu Pak Wahyu menjemputnya. Berselang detik, suara vespa pun sayup-sayup terdengar dari arah belakang. Hingga lama kelamaan pun semakin dekat ke arahnya.
Terdengar mesin motor dimatikan. Dirjan turun dan berdiri di depan Alena. "Assalamualaikum, Nona," sapa Dirjan tersenyum lebar.
Sejenak, ada kelegaan yang menyelimuti dada Alena sewaktu melihat Dirjan telah kembali seperti semula. "Waalaikumsalam," balas Alena singkat.
"Ntar malam sibuk gak?" tanya Dirjan.
Alena mengernyit, menatap Dirjan bingung. "Enggak. Kenapa?"
Terlihat wajah Dirjan berbinar dan semangat begitu mendengar penuturan Alena. "Mau jalan-jalan sama aku?"
"Em ... gak bisa kayanya," jawab Alena usai berpikir cukup lama.
"Haha, yaudah, deh. Gapapa. Nanti kalau udah bisa bilang ya." Dirjan tersenyum. Ia paham.
"Sorry ya," ucap Alena sekilas. Bukan apa sebenarnya. Hanya saja Lauren pasti tidak mengizinkannya keluar malam-malam apalagi dengan laki-laki. Semenjak Misya hamil di luar nikah, sikap Lauren berubah dan sangat ketat menjaga Alena agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Tanpa Lauren sadari bahwa itu telah membuat Alena terkekang. Alena tak punya banyak teman lelaki. Perempuan pun hanya Fanesa seorang. Alena pula kian menutup diri untuk menjaga hati ibunya.
"Santuy," kelakar Dirjan bersikap biasa-biasa saja.
Kemudian percakapan keduanya pun terputus sewaktu Pak Wahyu datang dan Alena dibawa pergi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love Again? ✔ (TAMAT)
Storie d'amorePengalaman adalah guru yang paling baik. Tentu saja Alena tahu itu. Gadis yang sangat menyukai biola ini pernah gagal dalam menjalin cinta dengan Damian. Hatinya pernah dirusak, membuat Alena terus-terusan menolak cintanya Dirjan. Namun, bukan Dirja...