Alangkah terkejutnya dia ketika melihat Dimas, Bapaknya sendiri melakukan ritual itu. Sontak Kirana berteriak kepada Dimas.
"Apa yang Bapak lakukan?!!"
Dengan cepat, Dimas membungkam mulut Kirana sampai Kirana jatuh pingsan. Dimas menelepon Renaldhi, anak dari Sekar Mirah yang sudah berkerja sama dengan dia. Dimas memerintahkan Renaldhi untuk segera datang di tempat itu.
"Habis sudah! putriku melihat aku melakukan ritual perjanjian itu. Sepertinya dia sudah mencurigaiku sejak kemarin. Kupikir dia tidak akan tahu dengan tempat ini. Karena seperti yang kau ketahui, gudang ini tertutup semak-semak dan hampir tidak terlihat. Maka dari itu aku yakin, semua akan berjalan lancar, tapi sekarang bagaimana?!! Segeralah kemari, atau akan ada orang lain yang mengetahui hal ini!"
Sekitar lima menit kemudian, Akhirnya Renaldhi datang.
"Kita bawa dia ke luar desa saja! Kita pakai mobilku! Sekarang!"
Dimas dan Renaldhi membawa pergi Kirana keluar desa Warujati. Mereka kebingungan. Apa yang harus mereka lakukan dengan Kirana supaya rahasia mereka tidak terbongkar.
"Apa yang harus kita lakukan?!"
"Kau racuni saja dia! Cepat!," Kata Renaldhi.
"Apa kau sudah gila? Dia putriku! Kita harus mencari jalan keluar lain untuk masalah ini. Aku tidak mau putriku kenapa-napa."
"Kalau kau tetap tidak mau meracuninya, maka kita akan dilaporkan ke polisi oleh putrimu sendiri, dan kita akan menjadi tahanan disana!"
Dimas dan Renaldhi terus berdebat hingga perjalanan semakin jauh. Akhirnya Kirana terbangun dari pingsannya. Tapi dia berpura-pura pingsan supaya aman. Perasaannya hancur. Seorang yang selama ini ia percayai telah mengkhianati kepercayaan yang dia berikan.
Satu jam perjalanan, Dimas dan Renaldhi berhenti di sebuah rumah tua yang sepi. Mereka berdua turun dari mobil dan mencari tempat aman untuk menyembunyikan Kirana.
"Ibu, bisakah ibu kemari? Aku berada di sebuah rumah tua di luar desa Warujati. Bapak membawaku kesini. Aku takut Bu, jika sesuatu yang buruk terjadi kepadaku disini." Ucap Kirana menelepon ibunya sambil berbisik di dalam mobil.
"Kau ini bicara apa? Lagipula kenapa Bapak membawamu ke tempat seperti itu? Ibu tidak suka kamu mengarang cerita."
"Nanti Kirana ceritakan semuanya setelah ibu sampai disini. Yang penting sekarang ibu kesini dan tolong Kirana. Kirana takut Bu. Kirana merasa dalam bahaya disini."
"Apa ciri-ciri tempat itu?"
"Ada sebuah pohon yang sangat besar sebelum rumah ini. Aku yakin, pohonnya akan terlihat walau dari kejauhan. Cepatlah Bu," ucap Kirana berbisik. Sambil sesekali mengusap air mata yang membasahi pipinya.
"Tenang, ibu tahu tempat itu. Kamu jangan berisik. Semua akan baik-baik saja. Apa ada orang lain selain Bapak disana?"
"Ada Bu. Renaldhi juga disini. Tapi Kirana yakin niat mereka jahat. Kirana benar-benar tidak menyangka Bapak melakukan ini semua," Bibir Kirana gemetar. Tubuhnya menggigil dan mengeluarkan banyak keringat.
"Ya Tuhan! Kamu jangan khawatir. Ibu akan segera sampai."
Di sisi lain, Adinda sedang melakukan perjalanannya. Di sepanjang jalan, rasa cemasnya semakin menjadi-jadi. Hatinya kacau. Semua bagai hancur tanpa tahu penyebabnya.
Kirana melihat sebuah bayangan mobil tanpa senter dari belakang. Dia yakin itu ibunya. Dan ternyata ya! Memang itu adalah Adinda, Ibunya.
Adinda menghentikan mobil yang dia pinjam dari tetangga nya dari jarak jauh dan menghampiri Kirana yang terjebak didalam mobil milik Dimas. "Apa yang terjadi?" ( Sambil berbisik )
"Bapak melakukan ritual perjanjian dengan makhluk gaib, Bu. Dia melakukan pesugihan. Dan sekarang dia akan mencelakaiku dengan bantuan Renaldhi supaya tidak lebih banyak orang yang tahu tentang rahasia mereka.
"Sudah tidak waras, dia. Kemari, ikut ibu." Kirana turun pelan-pelan dari mobil dan tidak bersuara. Adinda memegang erat tangan Kirana sambil menuntunnya ke dalam mobil. Namun hal itu dilihat oleh Dimas dan Renaldhi.
"Berhenti atau kalian berdua akan celaka!" Teriak Renaldhi.
Refleks, Adinda dan Kirana berhenti ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRING PETHUK (TAMAT)
HorrorSebuah keluarga mendapati keanehan ketika tiba di sebuah rumah yang baru saja mereka tinggali. Desas-desus pembicaraan warga desa mengenai benda yang bernama PRING PETHUK membuat mereka heran. mereka bersikeras untuk tidak mempercayai apa yang dikat...