Damdong: Jealous?

394 35 34
                                    


Yoobin akhir-akhir ini harus menahan rasa kesalnya. Bagaimana tidak ketika kekasihnya, Handong sedang didekati oleh seorang adik tingkatnya. Adik tingkatnya ini selalu mencari Handong dengan berbagai alasan. Entah hal apa yang dibahas oleh mereka, Yoobin memilih untuk tidak mencari tahu.

Yah mungkin rasa cemburu lebih mendominasi perasaan Yoobin. Yoobin termasuk sabar untuk tidak mengomel.

"Yoobin-ah, aku ..." Yoobin sudah hafal Handong hendak berkata apa.

"Ya silahkan saja." Yoobin menanggapi dengan singkat.

Handong menatap Yoobin dengan seksama. Gadis berwajah Chinese itu terlihat ragu-ragu terlebih dia ingat sikap Yoobin akhir-akhir ini.

"Yoobin-ah, apa kau ..."

"Mian unnie aku akan ke perpustakaan dulu." Yoobin memilih menghindar. Dia membereskan bukunya dan berlalu pergi.

"Yoobin! Lee Yoobin!"

Handong rasa percuma karena gadis itu sudah pergi semakin menjauh. Handong merasa bersalah sekaligus bingung. Dia tidak tahu apa salahnya?

Dia berusaha mengingat apa kesalahannya. Namun apa? Dia tidak ingat sama sekali.

"Handong unnie annyeong!" Handong menoleh ketika seseorang dengan semangat memanggilnya.

"Oh Yoohyeon-ah? Siyeon unnie?" Handong menyapa 2 gadis itu.

"Unnie wajahmu terlihat aneh. Apa ada masalah?" tanya gadis tinggi bernama Yoohyeon dengan nada penuh perhatian.

"Aniyo." Handong berbohong. Ya dia tidak ingin teman-temannya tahu. Dia akan menyelesaikan masalahnya dengan Yoobin.

"Kutebak kau sedang pusing dengan tugasmu, Dongie-ya." kata gadis di sebelah Yoohyeon, Siyeon.
"Yah maybe. Aku sampai tidak bisa pulang ke Wuhan." Handong menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Unnie kau harus sering pulang ke rumah jika seperti itu." kata Yoohyeon lagi.

"Yoohyeon-ah rumah Handong tidak sedekat dirimu yang hanya ada di Incheon." Siyeon mengingatkan.

"Aku kan hanya memberi tahu unnie." Yoohyeon mempoutkan bibirnya kesal.

Baik Siyeon maupun Handong sama-sama memutar bola matanya malas melihat tingkah gadis bersurai pirang itu. Yoohyeon selalu begini ketika dia merasa kesal.

"Baiklah baiklah Yoohyeon-ah kau lapar bukan? Ayo kita segera ke kantin, arra? Dongie kami pamit ya annyeong." Siyeon menarik Yoohyeon untuk segera pergi.

"See you next time, Dongie unnie." Yoohyeon masih sempat-sempatnya melambaikan tangannya pada Handong.

Handong tak menanggapi. Gadis itu memilih untuk pergi.

.
.
.

"Sunbaenim." Handong saat itu tengah dengan tenang membaca sebuah buku ketika seorang gadis dengan pipinya yang chubby menghampiri dirinya.

"Oh, Gahyeon-ah." Handong menutup bukunya kemudian menatap gadis itu dengan wajah heran "Wae? Apa kau ada kesulitan lagi?"

"Ne." Gadis itu mengangguk dengan semangat "Kuharap sunbaenim bisa membantuku."

"Baiklah. Kemarilah biarkan aku membantumu."

Gadis bernama Gahyeon itu dengan semangat duduk di sebelah Handong. Memang beberapa akhir ini, Handong sedang membantu juniornya belajar. Oleh karena itu Handong merasa waktu berdua bersama Yoobin sedikit berkurang terlebih mereka beda kelas. Yoobin adalah adik kelas Handong sementara Handong hampir memasuki semester akhir.

Dreamcatcher One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang