Dua orang gadis saling berhadapan satu sama lain di sebuah kafe. Tampak salah satu dari mereka begitu tegang sedangkan yang lain dengan tenang meminum kopinya.
"Yoo, kenapa kau memanggilku? Apa yang ingin kau bicarakan?"
Gadis cantik bernama Yoohyeon itu terdiam cukup lama. Gadis yang lain tentu saja bingung apalagi melihat raut wajah Yoohyeon yang tampak tidak baik-baik saja.
"Yoohyeon-ah ..."
"Unnie." Yoohyeon akhirnya membuka suara.
"Ya?"
"Bagaimana kalau kita putus?"
.
.
.Aku tak pernah sadar
Jika kehilangan dirimu ternyata sanggup menghancurkan diriku dengan mudahSudah 3 bulan berlalu. Gadis bernama Siyeon itu dengan berat hati menjalani hidupnya seolah semua baik-baik saja. Yah life is must going on, tapi apakah dia benar-benar Siyeon yang sesungguhnya ketika mataharinya hilang?
Siyeon membuka kulkasnya mencari apa saja yang bisa mengisi perutnya. Tiga hari ini dia sama sekali tidak ingin makan dan memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya.
Teringat kembali bagaimana 3 bulan yang lalu, mataharinya memilih untuk pergi. Siyeon bisa apa ketika gadis itu meminta dengan penuh tangisan.
Apakah Siyeon melakukan kesalahan fatal hingga membuat Yoohyeon pergi?
Jawabannya iya.
Itulah alasan kenapa Siyeon terpaksa melepaskan Yoohyeon. Gadis itu sudah cukup sabar untuk menghadapi perbuatan Siyeon selama ini.Ting! Tong!
Suara bel berbunyi dan Siyeon merasa tak perlu repot untuk membuka pintu. Dia mendengar langkah kaki memasuki rumahnya."Sudah kutebak kau ada di rumah!" Benar kan? Orang itu bahkan tahu password rumahnya.
"Ada apa unnie? Aku sedang tidak ingin menemui siapapun saat ini." Siyeon menjawab dengan dingin namun justru dibalas dengan senyuman manis oleh orang itu.
"Siyeon-ah, aku hanya khawatir padamu eumm? Kupikir dongsaengku satu ini kenapa-napa." Orang itu duduk di depan Siyeon "Apa kau lapar? Aku membawa makanan untukmu."
" Kupikir unnie akan membiarkan ku mati saja karena itu lebih baik," kata Siyeon dengan cuek.
"Hei, aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Bora akan mengamuk padaku jika aku mengijinkanmu melakukannya."
Siyeon tak berkomentar apapun membuat gadis itu tersenyum. Yah dia tahu bagaimana hancurnya Siyeon ketika Yoohyeon meninggalkannya. Bahkan dia sudah memberi warning jika Yoohyeon akan memilih pergi suatu saat nanti.
Lee Siyeon adalah player. Itulah yang dia takutkan dari gadis itu ketika Siyeon mengatakan padanya bahwa dia memacari Yoohyeon. Yoohyeon terlalu berharga untuk dilukai, itu yang ada di benak Minji saat itu. Dan terbukti sekarang, ketika tanpa sadar Siyeon hancur ketika Yoohyeon meninggalkannya.
"Siyeon-ah, aku pernah memperingatkanmu kan? Kau selalu mengatakan jika kau hanya bermain dengannya. Aku sudah cukup melepas Yoohyeon untukmu. Yang dia cintai sejak awal itu kau, Siyeon."
Siyeon masih terdiam dan terpaku dengan pikirannya. Kata-kata Minji cukup menohok hatinya.
"Sejujurnya aku bahkan bersyukur dia meninggalkan mu. Aku ingin kau belajar dari sini. Kau terbiasa putus dengan seseorang dan sekarang kulihat kau terpuruk seperti ini. Apa dia begitu istimewa, Siyeon-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher One Shoot
FanfictionHanya kumpulan one shoot member Dreamcatcher . . Gxg area although i can make friendship or sister ship If you don't like this, please don't read ^^