**Part ini bakal panjang banget kaya biasanya. Semoga kalian ga bosen atau mumet bacanya. Yang belum baca I'm Sorry part 1 dibaca dulu biar paham konfliknya gimana ya.
Happy reading semua~~**.
.
.Seorang gadis tampak sibuk dengan laptop di depannya. Berulang kali gadis itu menghela nafas sambil sesekali memejamkan mata karena kebingungan dengan file yang ada di depannya.
"Argh! Aku menyerah!" Gadis itu menjambaki rambutnya frustasi.
Dia melirik mint choco yang ada di ujung meja. Gadis itu tampak berpikir lalu meminumnya. Gadis itu kemudian tersenyum dan seolah mendapatkan inspirasi, dia melanjutkan pekerjaannya.
.
.
."Lee Siyeon berhenti membuat Minji uring-uringan karena ulahmu!" Seorang gadis pendek tanpa dosa membuka pintu ruangan bertuliskan "Kepala Manager, Lee Siyeon" tanpa ampun. Bahkan seorang gadis bertubuh gempal tampak terkejut mengetahui kedatangan gadis itu.
"Yak apalagi sekarang unnie? Tolong jangan mengganggu ku!" Siyeon berkata dengan nada frustrasi membuat gadis bertubuh gempal yang tak lain adalah sekretarisnya itu menatap simpati.
"Yak, kau! Minji sedang di luar negeri dan kau seenak jidat membatalkan meeting penting itu hah? Apa mood mu sangat buruk sampai sampai meeting penting itu kau batalkan, huh?" Gadis kecil itu mengomel dengan suara melengkingnya. Gahyeon, sekretaris Siyeon bahkan langsung keluar karena tidak ingin mendengar omelan maut itu.
"Unnie aku akan bertanggung jawab atas kejadian itu, ok? Tolong katakan pada Minji unnie aku akan mengurus kekacauan yang sudah aku buat."
"Baiklah." Gadis itu menghela nafas kemudian melirik Siyeon yang tengah sibuk dengan filenya "Siyeon-ah"
"Hmm?"
"Berhenti membuat hancur dirimu. Aku tahu kau sedang menghancurkan dirimu perlahan demi menebus semua kesalahan mu." ujar gadis itu
"Unnie kenapa kau selalu tahu rencana ku, huh? Aku akan tetap melakukannya. Lebih baik aku hancur segera daripada merasakan semua rasa sakit ini."
Gadis itu menghela nafas "ini sudah 3 tahun berlalu Siyeon-ah dan kau masih belum menerima semua keputusan Yoohyeon?"
"Sekarang aku sendirian bahkan Heejin juga meninggalkanku. Tak ada gunanya aku terus bertahan. Aku hanya berusaha menjalani hidup ku seperti robot. Aku tak peduli lagi dengan hidupku ke depannya."
"Tapi aku juga tidak ingin melakukan tindakan bodoh dengan bunuh diri misalnya. Lebih baik aku menghancurkan diriku perlahan. Bora unnie, Minji unnie sangat beruntung memiliki mu di masa-masa sulitnya. Aku bahkan merasa sangat bodoh karena menduakannya. Benar, Siyeon memang gadis bodoh yang mengabaikan cinta dari orang yang mencintainya. Bahkan hingga saat ini, aku masih mengutuki semua kebodohanku." kata Siyeon lagi
Bora tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tahu bagaimana hancurnya Siyeon ketika dia kembali setelah menemui Yoohyeon. Saat itu Bora berharap mereka bisa kembali dan Siyeon bisa menebus kesalahannya. Jika ternyata Yoohyeon mempunyai keinginan lain dia bisa apa?
***
Flashback ...
"Minji-ya."
Minji yang saat itu tengah mengerjakan filenya hanya membalas dengan satu kata yang membuat Bora kesal. Dia terburu-buru datang ke kantor Minji setelah urusan di studionya selesai dan ini hal yang dia dapat.
"Minji-ya, kau tidak ingin mengatakan apapun padaku karena aku sudah membuat sepupumu mengejar Yoohyeon sekarang?"
"Jadi kau sudah memberikan alamat itu pada Siyeon?" Minji bertanya namun tangannya masih sibuk dengan file.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher One Shoot
FanfictionHanya kumpulan one shoot member Dreamcatcher . . Gxg area although i can make friendship or sister ship If you don't like this, please don't read ^^