Yoobin PoV"Yoobin-ah! Kau sudah siap?" Aku sedang membereskan bukuku ketika teriakan itu datang. Yah aku hafal suara ini.
"Chakkaman Yoohyeon-ah."
"Okay."
Aku bergegas membuka pintu dan kudapati seorang gadis tinggi tengah tersenyum dengan lebarnya.
"Selamat pagi Lee Yoobin. Bagaimana pagimu hari ini?" Yoohyeon menyapaku dengan ramah.
"Cukup baik. Kenapa kau tidak masuk ke dalam daripada berteriak seperti itu?" Aku menutup dan mengunci pintu kemudian berjalan mendahului Yoohyeon.
"Yoobin-ah tunggu aku!"
Gadis ini adalah Kim Yoohyeon, sahabatku. Kami berteman cukup lama sejak aku masuk di bangku SMA. Sekarang kami duduk di kelas 3 dan sebentar lagi lulus.
Kim Yoohyeon
Aku mungkin kagum padanya. Melihat senyum lebarnya itu seperti kau mendapat pil semangatnya darinya. Tak heran banyak yang menyukainya.Sangat berbanding terbalik denganku. Aku menyukai kesunyian dan buku. Yoohyeon pandai bersosialisasi sedangkan aku cukup buruk untuk itu.
"Yoobin-ah, cuaca hari ini sangat cerah ya. Aaaah aku menyukainya." Aku bisa melihat betapa riang dirinya melihat langit dan berjalan menuju sekolah.
"Cuaca hari ini cukup panas." Aku menanggapinya dengan cuek. Ya memang beginilah diriku pada Yoohyeon. Namun Yoohyeon selalu memahami sikapku.
"Hei Bin, aku teringat sesuatu. Bukankah kita ada ulangan?" Yoohyeon menghentikan langkahnya dan berseru panik.
Aku mengangguk sebagai jawaban. Aku bisa menebak kalimat apa yang akan keluar dari nya.
"LEE YOOBIN AKU BELUM BELAJAR. YAK BABOYA KENAPA AKU BISA LUPA! ARGH BAGAIMANA INI?"
Aku menghela nafas. Sudah terbiasa dengan Yoohyeon yang pelupa. Bahkan dia hanya mengingat hal yang menurutnya penting. Game misalnya. Ulangan akan menjadi prioritas ke sekian baginya.
"Ne ne ne. Aku sudah tahu maksudmu. Kau boleh bertanya padaku jika kau kebingungan nanti."
"Jinjja? Ah Yoobinku baik sekali." Yoohyeon merangkulku. Aku melepas rangkulannya. Aku tidak terbiasa untuk skinship dengan siapapun termasuk Yoohyeon. Terkadang Yoohyeon suka merangkulku tanpa sadar.
"Ayo kita harus bergegas sebelum kita terlambat Yoohyeon-ah."
"Siap!"
Yoobin PoV end
.
.
."Huwaaa aku lega Bin. Ulangan sudah lewat." Yoohyeon berseru dengan gembira membuat Yoobin menggelengkan kepala.
"Kita sudah kelas 3. Kau seharusnya mulai memikirkan nilaimu," ujar Yoobin dengan nada serius.
"Tentu saja." Yoohyeon menjawab dengan cengiran lebar di wajahnya. "Lagipula aku akan melanjutkan studiku di eropa."
"Eh? Apa? Eropa?" Yoobin menatap Yoohyeon tak percaya.
"Kau kenapa Bin? Apa aku belum bercerita padamu rencana ku ketika lulus nanti?"
"Kau bahkan tidak bercerita apapun soal itu." Yoobin tampak kecewa kemudian memilih pergi. Dia marah. Ya marah karena Yoohyeon tidak bercerita tentang hal itu.
"Hei, Yoobin! Lee Yoobin dengarkan penjelasanku!" Yoohyeon berusaha mengejar namun langkah Yoobin semakin jauh.
Yoohyeon menghela nafas kemudian terduduk kembali di bangkunya. Mungkin ini salahnya karena dia tidak bercerita apapun soal rencananya. Bukannya tidak mau tapi Yoohyeon hanya menunggu waktu yang tepat. Namun karena kesalahannya, Yoobin kini marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher One Shoot
Fiksi PenggemarHanya kumpulan one shoot member Dreamcatcher . . Gxg area although i can make friendship or sister ship If you don't like this, please don't read ^^