Jibo: May I Like You?

641 48 87
                                    


Seorang gadis dengan rambut merahnya berjalan dengan riang sambil bersenandung menuju ke sebuah ruangan. Tampak di sana ruangan itu sedang dipakai untuk latihan dance. Gadis itu memang mendatangi klub dance, tempat di mana orang yang spesial untuknya ada di sana.

"Kim Bora!" Gadis itu berseru memanggil nama seseorang. Gadis berambut keunguan menoleh dan dengan mata berbinar dia menghampiri si gadis merah.

"WOAAAAA KIM MINJI KAU KE SINI?!" Sangat heboh. Begitulah gadis berambut merah itu mengenal gadis berambut ungu itu. Minji tersenyum yang langsung disambut pelukan oleh Bora.

"Woaaa aku merindukanmu kau tahu. Kapan kau pulang?" tanya Bora penasaran. Lihatlah mata berbinar Bora begitu menggemaskan di mata Minji. Minji tertawa sebagai balasan.

"YAK KIM MINJI! JANGAN TERTAWA!" Bora melepas pelukannya lalu berteriak membuat Minji semakin tertawa dengan tingkahnya.

"Baru saja. Setelah tiba dari bandara aku langsung ke sini," kata Minji menjelaskan.

"Jadi kau benar-benar pulang? Kupikir kau hanya bercanda."

"Aku sudah bilang kalau aku akan pulang kan? Kenapa kau tidak percaya hahaha."

"Wah lovey dovey macam apa ini?" Seorang gadis berambut pendek menghampiri mereka berdua. Sebenarnya niat awal dia hanya untuk menegur eonninya yang tiba-tiba berhenti latihan namun dia melihat ada teman lamanya yang sudah lama tidak dia lihat.

"Annyeong Lee Yoobin. Bagaimana kabarmu?" tanya Minji dengan ramah.

Gadis berambut pendek bernama Yoobin itu tersenyum "kabarku baik eonni. Lama tak berjumpa. Bagaimana kuliahmu di Amerika?"

"Yah tidak begitu jelek. Bahasa inggrisku tidak seburuk dulu sekarang hahaha. Aku tak menyangka kau masih menyukai dance Yoobin-ah. Padahal dulu kau bilang hanya hobi."

"Kupikir dance juga menyenangkan eonni," jelas Yoobin.

"Apa kalian lapar? Bagaimana jika kita makan ke kantin? Aku ingin tahu makanan di kampus ini."

"BERIKAN AKU MAKANAN YANG BANYAK MINJI!" Bora berseru dengan semangat. Yoobin menutup telinganya mendadak karena teriakan super eonninya.

"Hahaha baiklah. Ayo tunggu apalagi? Apa kalian masih mau berlatih lagi?"

"Ah aniyo eonni. Aku rasa latihan kita hari ini sudah usai. Jika aku memaksa Bora eonni latihan dia tidak akan fokus." Yoobin melirik Bora yang begitu bahagia. Yoobin maklum karena dua eonninya ini adalah sahabat dekat dan sudah lama tidak bertemu.

"Aku tunggu di depan ya. Kalian ganti baju saja dulu. Annyeong." Minji pamit.

Bora mengangguk lalu menarik Yoobin pergi ke ruang ganti. Melihat Minji sudah pergi, Yoobin mulai bertanya hal yang sedari tadi ingin ditanyakan pada Bora.

"Eonni kau jadi mengatakannya?" tanya Yoobin penasaran.

Bora menatap Yoobin bingung lalu sedetik kemudian dia sadar apa maksud pertanyaan gadis tomboy itu.

"Ah mollaseo. Aku ragu dan takut. Begini saja tak apa-apa." Bora tersenyum simpul.

"Kenapa kau tidak mencobanya eonni? Katakan saja secara baik-baik. Kau bisa memberi saran pada Siyeon eonni hingga anak itu berpacaran dengan Yoohyeon. Lalu kenapa kau tidak terapkan pada dirimu?" Yoobin masih memberondongnya dengan pertanyaan.

Bora menghela nafas "kadang memberi saran itu lebih mudah daripada kita melakukannya sendiri. Aku tidak ingin kehilangan Minji. Dia terlalu berarti untukku."

Yoobin tersenyum maklum lalu menepuk bahu Bora "baiklah. Jika eonni lebih nyaman begitu juga tak apa-apa. Aku hanya tidak ingin kau menyesal eonni."

Dreamcatcher One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang