Chapter 45

1.3K 145 83
                                    

I'm back yeorobundeul uwuuuuu 🤧🤧

Di chapter kemarin, aku banyak dapat teror penuh cinta 😄 dari para bucin Dahmin 🤣

Yang mengharuskan aku harus berpikir jernih saat menulis chapter ini agar tidak ada yang tersakiti 😂

Jadi ini jawaban untuk kalian yang hampir mensantet online aku 😅, astaga 🤭🤭

Becanda zhayang

Tapi purple you all 🥰
Dengan respon kalian yang beragam dan sangat menghibur, aku ketawa ngakak pas baca komenan kalian ☺️😚

#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#

"Kau ingin berhenti? Kau lelah? Perasaanmu sudah berubah?" Jimin terlihat sangat sedih sekarang

"..."

"Jangan dijawab!" Jimin kembali berbicara "aku belum menyiapkan diri untuk ini, biarkan aku memikirkan dimana letak kesalahannya, mungkin aku terlalu mencintaimu sampai kau merasa aku memaksamu untuk menerima cintaku, maafkan aku" sambung Jimin tak terasa air matanya jatuh, tapi dia berusaha agar Dahyun tidak melihatnya

"..."

"..."

"Kenapa kau selalu menyimpulkan sesuatu sesuka hatimu, kau pikir aku seperti ini karena itu, aku seperti ini karena aku takut Oppa" akhirnya Dahyun mengeluarkan suaranya yang bergetar karena ikut menangis

"...apa maksudmu takut?"

"Ya aku takut, menghadapi pernikahan yang seperti kau impikan. Memikirkannya sendiri membuatku takut.." Dahyun menarik nafas sebelum melanjutkannya "aku selalu percaya padamu, perasaanku padamu sangat tulus, aku mencintaimu melebihi diriku sendiri, tapi pernikahan, hal itu tetap saja membuatku takut, apa aku bisa..." jawab Dahyun masih menangis mengeluarkan isi hatinya

Jimin mendengar setiap kata yang Dahyun ucapkan dan mencernanya baik-baik, Jimin mendekati Dahyun dan menariknya kedalam pelukannya

Grep!

Dalam dekapan Jimin bukan membuat tangisan Dahyun berhenti, malah sebaliknya isakannya makin menjadi, untung saja suara tangisnya ketutupan dengan dentuman musik jadi hanya Jimin yang mendengarnya

Untuk beberapa saat Jimin sangat lega, karena semua prasangkanya yang sempat terpikirkan olehnya beberapa hari ini tidak ada yang benar, dan dia sangat bersyukur akan hal itu

(Menghela nafas lega) "Memangnya aku memaksamu untuk menikah? Bukannya aku sudah pernah mengatakannya padamu, tidak perlu terburu-buru, aku akan sabar menunggu sampai kau siap" kata Jimin mengelus punggung Dahyun lembut

"Tapi tetap saja Oppa, Aku membenci diriku, aku merasa hanya Oppa yang berjuang dengan hubungan kita" balas Dahyun disela isakannya

"Kenapa kau berpikiran seperti itu, kita berjuang bersama bukan hanya aku, kau pikir aku akan bertahan selama ini kalau bukan dirimu?" balas Jimin melonggarkan pelukannya dan menatap mata Dahyun memberikan keyakinan disana, lalu mengusap air matanya

"...hiks"

"Jadi berhentilah memikirkan pernikahan ataupun membicarakannya terus menerus, kalaupun ada yang bertanya jawablah sesuai dengan isi hatimu" tambah Jimin menenangkan

"..."

"Aku tidak mau kita selalu bertengkar hanya karena masalah ini, kita jalani ini hingga kita benar-benar siap menghadapinya, oke" sambungnya

I-doL(L) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang