Chapter 57

716 84 16
                                    

Percakapan mereka berlanjut dengan kembali mengingat masa-masa mereka masih jadi tetanggaan dan beberapa kali mereka tertawa

Jimin hanya menjadi tim pendengar, tapi dia senang karena lebih banyak mengetahui hal-hal baru tentang Dahyun

Grep! Tangan hangat menyentuh tangan Jimin, membuatnya tersadar dari lamunannya

Semburat senyuman manis dari Nari saat Jimin melihatnya

"Wae?"

"Buah ini (strawberry) Nali sangat menyukainya" katanya lalu menyuapi Jimin dengan strawberry tanpa aba-aba

Hmff! Jimin cukup terkejut dengan suapan tiba-tiba dari Nari

"Astaga Jung Nari!!" Suara Hwari terdengar keras saat melihat hal tersebut

"Ada apa?" Jihoo ikut serta

"Ada apa Oppa?" Dahyun menyentuh lengan Jimin

"Hm? Ani, Tidak apa-apa" jawab Jimin segera

Hwari menarik tangan Nari cepat dan memberikan tatapan marahnya

"Nali...suap, paman...hiks.." Nari mulai terisak pelan

"Mmm! Ani...Hwari-ssi, aku tidak apa-apa, aku cuma terkejut, tak apa, sungguh, jangan memarahinya" jelas Jimin meluruskan

"Tidak Jimin-ssi, Ibu sudah bilangkan kau tidak boleh berbuat tidak sopan seperti itu" kata Hwari lagi tegas dan terkesan membentak membuat Nari akhirnya menangis keras

Jimin akan berkata lagi tapi tiba-tiba Jihoo menyelanya

"YA. Hwari-ah kenapa kau terlalu sensitif seperti ini, kan Jimin-ssi sudah bilang dia tidak apa-apa, kenapa kau berlebihan seperti itu" sela Jihoo tidak suka lalu mencoba menenangkan Nari sambil memeluknya, tapi dengan cepat Hwari menariknya kembali

"Jangan ikut campur Lee Jihoo, dia harus di ajar agar tidak seperti lagi dengan siapapun"

"Dia cuma anak kecil, umurnya saja belum 3 tahun, kau terlalu mendidiknya terlalu keras"

"Mwo! Apa pedulimu, jangan mengajarkan aku tentang bagaimana caranya mendidik anak, kau tidak tau apa-apa!!" Suara Hwari makin tinggi dan menatap Jihoo sinis, dia langsung pergi naik ke arah kamar

"Sial!!" Umpat Jihoo pelan lalu ikut pergi ke arah luar, reflek Myung Soo mengikutinya

Dan tinggallah Jimin Dahyun yang sedari tadi diam tak menyela, Nari sendiri masih menangis, Jimin dan Dahyun pun langsung mendekatinya

"Hei, jangan menangis lagi, ibumu cuma sedang lelah, bibi Dahyun akan berbicara padanya, dia akan baik-baik saja, jadi berhentilah menangis" bujuk Jimin mengusap air mata Nari yang tidak berhenti

"Hiks..benalkah? Paman tampan... hiks.. tidak belbohong...hiks..kan?" Tanyanya mulai berhenti menangis meski air matanya masih terus saja keluar

Jimin ikut iba sekaligus merasa lucu melihat reaksi Nari yang menggemaskan "hm, tentu saja paman, bukanlah seseorang yang suka berbohong, ya kan bibi Dahyun?"

"Iya sayang, bibi akan naik keatas menenangkan ibumu"

"Sepelti magic?"

"Magic?" Tanya Dahyun dan Jimin bersamaan, lalu saling menatap bingung

"Iya, sepelti ini...hup!" Jawabnya langsung berdiri dan bergerak kesana kemari antusias "yet id goo...yet id goo..." nyanyinya semangat

Dahyun dan Jimin reflek terkekeh melihat kelucuan Nari yang kesana kemari menyanyi dan menari, sepertinya suasana hatinya sudah membaik

"Apa ibu yang mengajarinya?" Tanya Dahyun saat Nari berhenti karena lelah

I-doL(L) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang