MENJAUHI PRASANGKA BURUK

13 0 0
                                    

HADITS KE 03: MENJAUHI PRASANGKA BURUK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HADITS KE 03: MENJAUHI PRASANGKA BURUK


Di antara ajaran Islam dalam bermuamalah dengan manusia adalah agar selalu berprasangka baik kepada orang lain. Hal ini termasuk akhlak yang mulia, karena dengan kita berprasangka baik kepada orang lain, maka kita akan menjaga diri dari mencari-cari keburukan dan kesalahannya, juga menjaga diri dari membicarakan aibnya, serta tidak menuduhnya dengan tuduhan dusta. Sehingga akan memberikan efek ketenangan dan keamanan bagi hati serta menghindarkan timbulnya kebencian.



عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan." (HR. Bukhari 5143 dan Muslim 2563)

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullahketika menjelaskan tentang makna menjauhi prasangka buruk dalam hadits di atas menukil ucapan Imam al-Khaththabi rahimahullah dan selainnya: "Maknanya adalah meninggalkan pelampiasan dari sebuah persangkaan buruk yang bisa membahayakan orang yang dicurigai, demikian pula persangkaan yang terus menetap di hati tanpa bukti. Yang demikian itu karena prasangka yang hanya muncul di awal adalah lintasan benak yang tidak mungkin bisa ditolak, dan yang tidak mungkin bisa ditolak maka tidaklah dihitung sebagai dosa." (Fathul Bari 13/625)

Kemudian Ibnu Hajar al-Asqalani juga menukil ucapan Imam al-Qurtubi rahimahullah ketika menafsirkan makna menjauhi prasangka dalam surat al-Hujurat ayat 12: "Makna prasangka di sini adalah tuduhan tanpa ada sebab, seperti menuduh orang lain berbuat buruk tanpa ada bukti yang nampak yang menunjukkan akan hal itu." (Fathul Bari 13/625)

Prasangka Buruk Menyebabkan Tajassus

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain." (QS. al-Hujurat [49]: 12)

Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badrhafidzahullah berkata dalam kitabnya Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah hal. 24: "Dalam ayat ini terdapat perintah untuk menjauhi kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Ayat ini juga mengandung larangan berbuat tajassus. Tajassus adalah mencari-cari kejelekan-kejelekan orang lain, dan perbuatan ini biasanya muncul akibat dari adanya prasangka yang buruk."

My Note😉 My Learn 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang