SEKOLAH JARAK JAUH

11 0 0
                                    

SEKOLAH JARAK JAUH AKAN DIJADIKAN PERMANEN? YANG BENER AJA!

Oleh Indah Fitriani Taju

Membaca tajuk berita hari ini tentang wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan membuat saya gemas bukan main.

Pasalnya selama pandemi Covid, para guru dan peserta didik sudah makin terbiasa belajar online. Pasalnya lagi, beliau mau membuat metode pembelajaran sekolah menjadi lebih canggih dengan perantaraan software belajar online jarak jauh.

Oleh karena itu Menteri Pendidikan mewacanakan untuk membuat sistem belajar mengajar jarak jauh secara permanen untuk seterusnya. Bahkan setelah Covid berlalu. Begitu kata Pak Menteri yang dikutip di sejumlah media berita online.

Saya cuma bisa mengelus dada. Mungkin inilah kekurangannya jika menteri pendidikan diangkat bukan dari kalangan akademisi tapi dari pegiat dunia digital.

Menurut hemat saya. Kalau para peserta didik cuma diharapkan mendapat ilmu matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, pendidikan komputer, dll maka tidak perlulah mereka bersekolah.

Apalagi jaman sekarang banyak ilmu bisa didapatkan dengan mudah lewat internet. Gratis pula.

Malah kadang-kadang anak SD lebih tahu sejumlah eksperimen science di channel YouTube. Bahkan mereka lebih fasih berbahasa asing daripada ortunya. Lebih tahu pakai software-software komputer, dll. Mereka bahkan hidupnya lebih canggih daripada guru dan orang tuanya.

Sekali lagi, kalau anak-anak didik cuma diharapkan bisa belajar ilmu pengetahuan, maka tidak usah ada sekolah. Tidak usah pakai pembelajaran jarak jauh.

Ilmu pengetahuan bisa berkembang amat pesat. Bahkan lebih pesat daripada perkembangan kurikulum sekolah. Jadi kalau anak didik diharapkan ke sekolah cuma untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ya tak perlu ada sekolah sekalian. Toh kurikulum sekolah selalu saja tertinggal daripada penerapan ilmu di dunia nyata.

Sebenarnya kalau kita telisik lebih jauh lagi, yang dibutuhkan anak didik bukan cuma ilmu pengetahuan. Ada hal-hal yang jauh lebih penting daripada itu yang harus ditanamkan sejak dini.

Seperti pembiasaan akhlak yang baik, budi pekerti, sopan santun pada guru-guru dan orang yang lebih tua.

Pembiasaan beribadah sejak dini. Pembiasaan shalat berjamaah di sekolah. Pelatihan pidato atau ceramah di depan umum.

Pembiasaan hidup di dunia sosial. Antri bersama teman-teman, makan bersama, berbagi makanan dengan teman, bersosialisasi, kompromi pada sifat teman yang berbeda-beda, menjalin persahabatan bahkan bertengkar dan musuhan dengan teman.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu anak didik lakukan di sekolah.

Semua itu tidak bisa didapatkan lewat pembelajaran jarak jauh. Dan justru hal-hal di luar pelajaran sekolah yang lebih membekas di ingatan kita dan membentuk diri kita sampai kita dewasa.

Buktinya apa? Waktu sekolah dulu kita mungkin sudah lupa apa saja pokok bahasan yang kita pelajari di sekolah. Kita sudah lupa rumus-rumus matematika, fisika, kimia.

Memangnya sebanyak apa pelajaran di sekolah dulu kita pakai dalam kehidupan sehari-hari? Hanya sedikit. Sebenarnya tahu membaca dan berhitung sudah cukup kok. Toh sekarang juga ada kalkulator.

Lantas apa yang lebih ingat dan berkesan di sekolah? Kita ingat di sekolah dulu kita berprestasi. Di sekolah dulu kita rajin. Di sekolah dulu kita semangat belajar. Di sekolah dulu kita pernah bersahabat dengan siapa. Pernah bertengkar dengan siapa. Gara-gara apa kita bertengkar.

Di sekolah dulu kita paling takut sama guru A. Kita paling senang sama Guru B. Kita banyak dinasehati sama Guru C. Kita pernah dicubit sama Guru D. Kita pernah dipanggil ke ruang BK.

Di sekolah dulu, kita pernah ikut lomba apa. Kita jago olahraga apa. Kita pernah ikut ekskul apa. Kita jagonya di bidang apa.

Dan masih banyak lagi.

Itu semua yang kita alami di sekolah. Hal-hal di luar materi buku teks sekolah itulah yang kemudian membentuk diri kita. Mendewasakan kita. Menjadikan kita manusia. Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar tapi juga untuk dididik.

Saat membaca berita tentang wacana Menteri Pendidikan untuk menjadikan pembelajaran jarak jauh sebagai metode permanen saya sebagai orang tua tentu tidak setuju. 

Saya tidak mau anak saya kehilangan pengalamannya di sekolah. Pengalaman menyenangkan yang seperti orang tuanya alami dulu.

Sudah cukup wabah Corona menghalangi mereka bereksplorasi di dunia nyata. Tolong, jangan ditambah lagi dengan aturan yang semakin mengkerdilkan perkembangan anak-anak kami.

Berharap wabah Corona segera berakhir. Agar anak-anak bisa kembali bersekolah dengan normal seperti sediakala.

Dan tolonglah, Pak Menteri. Berhentilah bermain-main pada nasib anak-anak generasi penerus bangsa.

My Note😉 My Learn 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang